Aku percaya
pada takdirku, bahwa suatu saat nanti kita akan bertemu kembali.
Aku memiliki
masa depan yang sangat menyilaukan mataku.
Kapankah
hari itu akan datang? Bersama dengan kenangan yang mengikutinya.
Disaat kita
bersenandung bersama di koridor sekolah.
Burung-burung
itu bernyanyi di langit yang biru.
Dapatkah kau
melihatnya dari sana?
Dari balik
jendela kelas di lantai yang berbeda.
Kubayangkan
engkau melakukan hal yang sama denganku.
Dentang bel
istirahat pun berbunyi, bersama dengan derap kaki kecil yang kelaparan.
Aku selalu
menatap ke atas sana.
Menanti
wajahmu menatap wajahku di bawah sini.
Waktu yang
sangat berharga bagiku kala itu.
Aku memiliki
suatu perasaan yang ingin kumulai.
Dan
kata-kata yang ingin kusampaikan di pagi hari itu.
Hey, aku
lupa dimana aku menyimpan kata-kata itu!
Dan kita
hanya saling tersenyum, tersipu malu dan menunduk. Terdiam.
Ini bukan
kasih sayang, tapi cinta.
Aku tak
pernah ingin kehilangan masa-masa ini.
Ku merasa
seperti dapat menjadi apapun yang aku inginkan.
Dan dirimu
adalah segalanya kala itu.
Ini bukan
kasih sayang, tapi cinta.
Ketika ku
memikirkanmu, itu menyakitkan.
Dengan semua
kata yang tak pernah kusampaikan.
Dan hati
yang tak pernah benar-benar terhubung.
Ini bukan
kasih sayang, tapi cinta.
Pertemuan di
koridor sekolah setiap pagi itu.
Dan semua
bahasa tubuh kita yang terbawa oleh waktu.
Terima kasih
atas segalanya.
koridor sekolah nih si bewok suka sama emang-emang yang ngelin sekolah :D
ReplyDeleteUhuk... bernorstalgia
ReplyDeleteAmpun deh bahas cinta ehehehe
ReplyDeleteAh aku pernah rasakan itu. Tatap malu saat berpapasan di koridor~~~
Ciyeeeh jadi flashback
ReplyDeleteCiyeeeh jadi flashback
ReplyDeleteKoridor. Ia menyuguhkan masa lalu yang indah. Diam-diam hanyut mewarnai masa muda yang menggelora. Walaupun hanya sebuah koridor, namun ada sejarah disana. :)
ReplyDeleteNgelin apaan bang gals??
ReplyDeleteEhehe, hatur nuhun komennyaa
idih mainannya di koridor yak haha
ReplyDeletefollow back mas!
'ngejagain lilin' nic, bahhaha
ReplyDelete