Tuesday 5 July 2011

Sajak #1

Kerinduanku seperti tumbuhan di padang pasir yang merindukan hujan menyirami setiap jengkal dari tubuhnya...

Setiap detik yang kuhabiskan di depan penaku,tetap tak dapat kutemukan tafsir terindah untuk dirimu,wahai Kekasihku...

Kerinduanku adalah benih yang kutanam dalam taman dimana kita pertama kali berjumpa...Aku yakin ia telah menjadi bunga yang cantik sekarang...

aku telah terjebak dalam pikiranku yang berusaha menafsirkan tentang cinta...Dan kusadari,semua kembali kepadamu...

Pagi kembali menyambutku dengan kecupan hangat di keningku...Membawaku kembali pada kenyataan bahwa aku mencintaimu...

Sambutlah uluran tanganku dan berdirilah...Kau harus berjuang untuk apa yang kau impikan...

Namun aku takut bahwa aku mengimpikan dirimu...Terkadang aku mengecilkan hakikat keberadaanku sendiri...

Aku sembunyikan luka yang tercipta tatkala kita terpisahkan ruang...Aku pikir dengan suaramu saja itu akan mengembalikannya ke sedia kala...

Waktu berjalan lambat ketika aku telah mengungkapkan rahasia hatiku kepadamu...Lalu apalagi yang dapat kulakukan? Terkadang air matapun tak kuasa aku dapat menahannya...

Sajak adalah kuburan bagi para penyair...Mereka yang merindukan cintanya,dan amat sayang dunia membunuh mereka secara perlahan dalam kesendiriannya...

Aku takut jika ternyata aku dianggap menduakan Tuhanku...Karena sungguh,dirimu selalu tergambar di alam bawah sadarku...

Dan setiap pecinta adalah pengembara...

Aku selalu berharap bahwa engkau adalah tempat peristirahatan terakhirku...Ketika akhirnya ajal menghampiriku dalam wajah bahagia...

Apalah artinya harapan...Aku takut dunia kembali menertawakanku dalam pekat malam...

Dengarkanlah nyanyian musim semi...Riang gembira,seperti ketika hatiku menyambutmu pulang...

Setelah musim dingin yang putih dan membekukan itu mengurungku,aku tahu bahwa engkau kembali dengan kehangatan yang kubutuhkan...

Seringkali aku lupa bahwa kita belum diikat atas nama agama...

Tetapi jauh di dasar hatiku,pemantik semangatku untuk maju adalah untuk memuliakanmu di sampingku...

Cinta seringkali membuatku berkhayal tentang masa depan kita...

Entah mengapa,hanya hal-hal buruk yang selalu terbayangkan...Aku hanya tidak mau terlalu berharap...

Harapan yang kau junjung setinggi langit akan membantingmu ke sebuah "Danau Kefanaan" ketika tidak mampu kita capai...

Mungkin itulah pengertian dari cinta yang tak bertemu...

Apalah gunanya pantai yang indah dengan deburan ombak yang memanjakan telingaku dan cahaya matahari yang membasuh mataku dengan lembut jikalau aku hanya sendiri disana...

Apalah gunanya terumbu karang dengan warnanya yang mempesona disertai ikan-ikan kecil di sekitarnya yang malu-malu tuk keluar jika lagi-lagi aku hanya sendiri disana...

Aku selalu berfikir bahwa waktu berjalan sangat cepat...Namun ketika aku menemukanmu,sepertinya aku salah...

Aku ingin mengetahui apa yang tersembunyi di balik dadamu...Adakah ia berdegup ketika terlintas namaku di matamu?

Aku tidak percaya dengan logika yang selama ini kuagungkan...Dalam cinta,ia membuatku sakit hati...

Cinta selalu disamakan dengan Mawar Merah yang bermekaran indah...Namun aku menganggapmu sebagai Wijayakusuma...

Aku sangat takut untuk membuka pintu pelataran hatimu...Mungkinkah ia sudah penuh sesak?

Aku selalu berfikir bahwa aku tidak pantas dengan semua manusia yang aku cintai...Salahkah jika aku seperti itu?

Karena yang ku ketahui,aku bukanlah satu-satunya...Namun mengapa aku memilihmu?

Aku pernah mendengar syair tua bahwa cinta tidak butuh alasan...

Tetapi sepanjang perjalananku,aku mencintai karena itu kebutuhanku...

Bolehkah aku mengakui sesuatu?

Bukanlah rambut panjangmu itu yang meluaskan pandanganku...Aku pun lupa seperti apa rambutmu itu...

Bukanlah mata indahmu yang melumpuhkanku dalam satu kedipan waktu...

Bukanlah pipi merahmu yang membuatku lemah tak berdaya...

Bukanlah hidung manismu yang membuatku diam membisu terpana...

Bukanlah bibir merahmu yang menjadikan pandanganku tak berpaling pada yang lainnya...

Bukanlah jari-jemari lentikmu yang menyentuh hatiku yang terdalam...

Bukanlah tubuh indah semapaimu yang menciptakan decak kagum dalam benakku...

Bukan pula kaki jenjangmu yang membuatku terpaku di Bumi ketika melihatmu...

Hanya hatimu yang membuatku seolah pernah bertemu denganmu dan membuatku merasa kita terpaut satu...