Sunday 26 September 2010

Senandung hati

Ada kalanya kau berhenti dari perjalanan panjangmu
Setelah semua yang kau sembunyikan terungkap
Dan setelah habis semua harapanmu menuju oasis yang tenang
Kaupun kehabisan kata-kata tuk melanjutkan perjalananmu...

Dan ketika lelah menyergapmu,kau masih mampu tuk melangkah
Namun ketika rasa malu membuntutimu,mengapa engkau takluk?
Adakah kata yang mampu mengungkapkan keadaanmu itu?
Mengapa engkau yang begitu perkasanya terkalahkan oleh sesuatu yang membuntutimu?

Biarkan mereka berkata apa tentang diriku
Aku hanyalah pujangga alam ini
Yang bertarung dengan kata dan kalah dalam perbuatan
Dan hanya dikenang jika kata-kataku mewakili perasaan mereka
Atatupun jika aku telah melangkah lagi meninggalkan dunia ini

Dan dari setiap kata yang kutorehkan dengan tinta air mata
Aku simpan erat di dalam hatiku yang tlah berbunga
Kupersembahkan hanya untukmu wahai taman bungaku
Namun kusembunyikan diantara lebatnya belantara kehidupan
Dan hanya satu yang aku takutkan...
Yaitu ketika engkau melihatnya saat tamanku belum berbunga sepenuhnya...
Karna keindahan ini sungguh mulia
Dan hanya ingin kupersembahkan untukmu dengan cara yang mulia pula...
Dan dengan tenangnya aliran air
Serta gemulainya tarian api
Aku mengikutinya dengan tanpa suara...
Karna aku takut dia akan menjauh tatkala tahu tidak pada waktu yang tepat...

Saturday 25 September 2010

Sambut hari

Selamat pagi dunia
Hari ini disambut semilir udara yang menyejukkan
Yang membangunkan insan dari alam mimpi
Dan membuatnya memahami hakikat hidup ini

Selamat pagi kawan
Sudahkah engkau menggeliat lembut?
Tuk bersimpuh dihadapan-Nya
Dan berdoa demi kebaikanmu

Semoga kebaikan selalu untukmu kawan
Karena engkau adalah oasis di padang pasir
bagiku dan semua musafir yang berjalan
Dan bagi semua bentuk kehidupan lainnya

Wednesday 22 September 2010

Hikayat Air

Akulah yang meneduhkan hati yang lepas
Akulah yang menghamparkan taman ketenangan
Akulah yang menghidupkan kembali jiwa yang gontai
Akulah yang menyambungkan tali kasih-Nya

Aku bukanlah emas dan perak yang kalian rebutkan
Namun aku adalah golongan dari mereka yang kau rebutkan
Aku tidaklah sekeras intan yang kalian banggakan
Aku memang lemah tak berdaya,bahkan rapuh dari yang kalian banggakan

Aku adalah alunan lembut dari jiwa yang berserah diri
Yang mengisi dunianya dengan menerima
Aku dapat menjelma menjadi sebuah senyuman terang
Dari jiwa yang slalu menghibur dan berjuang

Aku boleh saja kalian abaikan,kalian buang
Namun aku adalah kekuatan yang terlupa
Aku akan lebih berharga dari emas jika aku hampir tiada
Dan aku akan lebih keras dari intan juka aku bersama kaumku
Namun aku tahu apa yang akan menimpa diriku
Seandainya aku masih mengikuti arus ego ku

Bodohnya manusia yang masih saja melupakan yang tampak dan menangisi yang telah pergi dari dunia mereka.
Sampai kapan mereka akan tersadar?
Dan kini,aku masihlah air yang tenang nan lembut,menanti datangnya mereka yang akan menjagaku...

Tuesday 14 September 2010

Penghalang

Apabila sang nabi cinta telah mengatakan
"Cinta yang Agung :
Adalah ketika kamu menitikkan air mata dan masih peduli terhadapnya
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih menunggunya dengan setia
Adalah ketika dia mulau mencintai orang lain dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata 'Aku turut berbahagia karenamu' "

Maka aku akan mengatakan
"Engkau hanya membuang-buang waktumu saja ! Hati ini adalah aliran sungai lembut yang membasuh jiwa yang lemah. Janganlah kau mengurung aliran ini hanya untuk satu arus karna akan membuatnya beriak tak tenang dan keras. Lepaskanlah penahan itu,karena sesungguhnya hati ini telah dipersatukan dengan hati yang kau dambakan oleh sang Pemilik Hati yang tak terbantahkan"

-narayana
Aku mencintaimu bukan karena wajah ayumu
Melainkan karna hatimu yang berbicara pada hatiku
Aku mencintaimu bukan karna senyum lembutmu
Melainkan karna kelembutan hatimu dalam menerima
Aku mencintaimu bukan karna kata-kata manismu yang menggoda
Melainkan karna hatimu memaniskan hari-hariku
Dan satu hal yang pasti wahai kekasihku...
Hati ini takkan pernah menyatu tanpa restu dari Sang Pemilik Cinta

Monday 13 September 2010

Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan,
seseorang yang tidak ingin kita tinggalkan,
tapi melepaskan bukan akhir dari dunia,
melainkan suatu awal kehidupan yang baru,
kebahagiaan ada untuk mereka yang tersakiti,
mereka yang telah dan tengah mencari dan mereka yang telah mencoba.
Karena merekalah yang bisa menghargai betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka.

-Kahlil Gibran

(dengan ini,saya mengucapkan terima kasih banyak kepada seluruh teman-teman yang telah mendukung saya dan memberi saya semangat serta selalu menemani saya dikala saya butuh. Dan terima kasih banyak untuk kedua orang tua serta sanak keluarga,untuk Dede aji (Kawan SD), Panji Saputra , Risma Aris Sandi(Sobat SMP), Hafiyanda Razan,Arreza Pramudia,Abdul Rahman,Hamzah Izzulhaq kawan2 X-6, Teman-teman XI IPA 4 dan XII IPA 4 serta untuk Cut Sarah Medina dan Yunevialkha)
Selamat datang, Cinta...
Rengkuhlah aku ke haribuan pelukanmu yang memabukkan!
Terbangkanlah aku ke hamparan luas cakrawala yang tak bertepi...
Agar aku kian mengerti segala rahasia kehidupan yang selama ini tersembunyi..

-Kahlil Gibran

Sunday 12 September 2010

Sinar rembulan terangi malam ini
Sambutan riang nokturnal alam sunyi
Dibalik cerahnya pesan damai
Mengajari pesan yang tak sampai

Tatkala fajar menampakkan diri
Terukir jelas kerinduan sang mentari
Terhadap sang rembulan yang telah beranjak pergi
Entah kapan kan bertemu lagi

Seberkas ketenangan yang telah sang rembulan torehkan di dunia ini
Membuat sang mentari terlepas dari alam sadarnya
Kerinduan untuk menenangkan hati yang telah lama gundah
Berharap tuk bertemu denganmu wahai purnama nan lembut

-Narayana

Batas

Kita itu sama.
Layaknya matahari dan bulan.
Mereka bersama menyinari alam ini.
Namun mentari merona merah dikala mereka bekerja keras
Sedangkan sang rembulan tersenyum ayu dikala mereka terlelap

Kita itu sama.
Layaknya burung di udara dan ikan di lautan.
Mereka bersama melayang di dunia ini.
Namun burung melayang tanpa batas yang dia fikirkan
Sedangkan ikan melayang dalam dunia bawah laut yang dia harapkan

Dan sedangkan saat ini yaa kawan.
Masihkah kau menemukan bahwa kita ini sama?
Tergaris jelas bahwa dunia kita terpisah dan terlepas
Masihkah kau berkata bahwa kita sama?

Namun yang jelas wahai saudaraku
Layaknya matahari dan rembulan nan ayu.
Umpama burung dan ikan di lautan
Itu semua tak lain dan tak bukan adalah hanya makhluk
Makhluk yang tercipta oleh kehendak Yang Maha Kuasa

-Narayana

Asa di penghujung hari

Ketika malam menyelimuti bumi
Alam pun kian berseri di akhir hari
Detik waktu pun mulai terganti
Di setiap hela nafas pelantun ayat samawi

Demi langit yang memayungi
Dan demi bumi yang berdiam diri
Sampaikanlah isi hati sang pelantun suci
Menuju Arasy Sang Pencipta bumi dan seisi