Monday 6 August 2012

Bukber Forum Bidik Misi UNJ 2012

Saya hanya ingin menuliskan hal-hal yang saya dapatkan ketika saya ikut berbuka puasa bersama keluarga Bidik Misi UNJ dari angkatan 2010 hingga 2012. Tapi, tunggu dulu! Jika anda bertanya kepada saya "Loh? Mas Nico juga anak Bidik Misi?" Maka saya akan katakan dengan tegas "Bukan! Saya bukan anak Bidik Misi. Saya anak kedua orangtua saya." hahaha, saya hanya bercanda.

Ya, buka puasa bersama itu terjadi hari Sabtu kemarin tanggal 4 Agustus 2012 di Aula perpustakaan UNJ. Sebenarnya, awalnya saya tidak tahu ada kegiatan ini hingga Kak Novriko ketua Tim Pembela Mahasiswa UNJ (TPM UNJ) tiba-tiba mengirimkan sms kepada saya untuk menemaninya mewakili TPM di acara tersebut. Setelah dipikir-pikir, saya merasakan ada firasat baik di dalam kegiatan ini dan akhirnya, tanpa basa-basi lagi saya pun mengiyakannya.

Langsung saja pada hari H nya. Saya kaget dan tercengang. Anda tidak percaya? Yah, baiklah tidak apa-apa juga sebenarnya, hehe.

Acara dimulai dari pukul 12.15 siang. Dan sebenarnya dari pukul 12.15 hingga pukul 13.00 itu hanyalah untuk registrasi ulang saja. Tapi, ramai sekali yang hadir disana! Selidik punya selidik, ternyata jumlah mereka yang diundang datang ke acara ini sebanyak 1650 mahasiswa ditambah tamu undangan (seperti saya ini, hehe).

Dan akhirnya, tepat jam 1 siang acara itu dimulai dengan tilawah dan pembacaan artinya. Sebenarnya saya biasanya tidak terlalu tertarik dan biasanya hanya sebatas mendengar saja. Tapi setelah mengetahui bahwa yang membacakan sari tilawahnya itu adalah seseorang yang saya kenal melalui lomba English Debate yang diadakan oleh English Department di UNJ. Siapa namanya? Well, saya rahasiakan saja ya, hahaha.

Hal pertama yang saya petik dalam acara itu adalah ketika materi pertama dimulai. Yaitu Training Motivasi yang ternyata dibawakan oleh mahasiswa baru 2012 dari Bidik Misi juga yang berasal dari Riau. Dan tahukah anda bahwa dia adalah Trainer termuda se-Asia! Ingin tahu namanya?? Ya, dia adalah Surya Fazar CH CT CM CHt.

Gelar macam apa itu?! Tenang, ternyata beliau menjelaskan maksud dari gelarnya itu yaitu Certified Hypnotist, Certified Trainer, Certified Motivator dan yang terakhir tidak disebutkan atau mungkin saya yang tidak mendengarnya, hehe.

Mau tahu kisah hidupnya?

Mas Surya Fazar adalah orang keturunan Jawa sebenarnya, tapi beliau besar di Pekanbaru, Riau. Beliau lahir pada tahun 1994 yang otomatis lebih muda dari saya, namun ilmunya telah membuat beliau lebih tinggi dari saya.

Dulunya, beliau hidup di dalam keluarga yang serba ada. Ayahnya adalah seorang investor saham yang besar dan memiliki kehidupan layaknya seorang raja. Namun siapa sangka, semuanya berubah saat krisis moneter 1998 melanda Indonesia. Semua kekayaan keluarganya habis akibat goyangnya perekonomian Indonesia sehingga beliau beserta keluarganya harus jatuh se-jatuh-jatuhnya keadaan.

Singkat cerita, keadaan itu mengakibatkan keluarganya jatuh miskin dan memiliki hutang yang sangat besar hingga miliaran rupiah. Namun, beliau semasa kelas dua SMA akhirnya berfikir, bagaimana caranya saya bisa membayar hutang keluarganya yang mencapai miliaran rupiah itu. Pilihan bisnis pertama yang beliau pilih adalah menjadi pedagang buah antar provinsi. Tepatnya buah jeruk khas Brastagi yang sudah terkenal kualitasnya.Beliau memiliki kenalan di Brastagi dan meminta tolong kepada kenalannya untuk mempersiapkan jeruknya untuk dikirim ke Riau. Namun, kenalan beliau justru meminta beliau untuk datang langsung ke Brastagi saat itu. Akhirnya, setelah sekolah usai, beliau segera naik bus tujuan Brastagi untuk menemui kenalannya tersebut. Dengan kondisi baru pulang sekolah tanpa sempat mengganti pakaiannya, mas Surya pun melakoni perjalanan bisnis pertamanya menuju Brastagi, Medan.

Sesampainya di Brastagi, ternyata malang nasibnya, Mas Surya tidak mendapatkan mobil yang mau mengantarkan jeruk itu dari desa perkebunan jeruk di Brastagi menuju kota agar dapat beliau bawa ke Riau. Tak beberapa lama kemudian, bantuan tak terduga datang. Akhirnya ada juga mobil pengangkut yang mau membawa jeruk-jeruk itu ke kota.

Sampai di kota dan tanpa ilmu berjualan buah, Mas Surya mengalami masalah. Kotak tempat jeruk itu pecah ketika beliau menumpuknya yang menyebabkan jeruk-jeruk itu jatuh berantakan. Hampir menangis, beliau melihat ke sekelilingnya dan menemukan sebuah gubuk. Beliau datangi gubuk tersebut untuk mengerjakan shalat Isya karena hari sudah malam dan juga turun hujan. Ternyata gubuk itu pun penuh dan tebal dengan debu. Sehingga akhirnya Mas Surya harus membersihkan gubuk tersebut terlebih dahulu. Setelah selesai berbenah, beliau merapihkan jeruknya juga dan beliau akhirnya melaksanakan shalat Isya. Beliau pun di tengah-tengah do'anya masih sempat bersyukur kepada Allah, karena beliau diberikan kesempatan untuk merasakan hal yang tidak dapat dirasakan oleh mayoritas pelajar pada umurnya.

Sesaat sebelum tidur disitu, gubuk itu didatangi oleh preman bermotor. Awalnya preman itu meminta uang jaga, namun setelah melihat keadaan dan kondisi Mas Surya, ternyata preman itu dengan ikhlas membantu Mas Surya untuk menjaga buah jeruknya sementara Mas Surya beristirahat. Hingga akhirnya hari esok pun tiba dan Mas Surya berangkat ke Riau dengan bus dan mendapatkan keuntungan sebesar 500ribu dari hasil penjualan jeruk-jeruk itu.

Hal yang paling tragis lainnya adalah ketika Mas Surya baru saja selesai UN SMA. Hari Kamis itu mungkin jika anda yang mengalaminya, bisa saja anda jatuh gil dan hilang akal. Bagaimana tidak? Sesaat setelah selesai mengerjakan UN dan keluar kelas, beliau mendapatkan telepon dari pamannya. Pamannya mengatakan ini itu yang tidak jelas sehingga Mas Surya pun naik emosinya. Namun, tiba-tiba saja terdengar suara ayahnya dari telepon itu dan berkata, "Surya, sudah selesai ujiannya? Disini tidak terjadi apa-apa, tenang saja." Langsung saja, Mas Surya bertanya "Apa yang terjadi ayah? Cepat ceritakan! Paman dari tadi berkata hal yang tidak jelas.". Dan ayahnya pun berkata "Rumah kita kebakaran nak". "Loh? Terus, ayah tidak apa-apa? Bagaimana dengan keluarga? adik tidak apa-apa? ibu bagaimana?". "Tenang saja Sur, semuanya tidak apa-apa. Semuanya juga telah habis terbakar. Tenang saja ya, ini sudah biasa".

Lihat di bagian itu!
Ayah beliau masih dapat mengatakan hal seperti itu!
Bagaimana bila anda yang mengalaminya? Naudzubillah...

Tapi, itu lah hidup..

Pesan yang paling mengena dari Mas Surya adalah



 "Jangan pernah melupakan Allah sebagai satu-satunya tempat kita bergantung dan berharap."
"Jangan meninggalkan sedekah"
"Jika anda fokus dengan tujuan anda, anda tidak akan menghiraukan tantangan dan hambatan yang ada di depan anda."
"Marilah mulai hargai diri kita sendiri. Dengan begitu, orang lain akan menghargai kita."
"Hubungan silaturahim adalah salah satu jalan rezeki dari Allah."


Lalu, materi selanjutnya adalah materi dari Mas Arif Dahsyat, akan saya bahas di postingan saya yang selanjutnya yaa


-Muhammad Nicova Kresnada Kamil Putra S.Pi ., S.Pro