Tuesday 23 October 2012

Aku bertanya-tanya...
Ketika nafas ini habis suatu hari nanti...
Akankah awan menebal dan menghitam merasakan kesedihan?
Akankah Bumi berguncang merasakan kehilangan?
Akankah lautan bergejolak merasakan kepedihan?
Akankah gunung-gunung bergemuruh merasakan kekhawatiran?
Akankah burung-burung menyanyikan lagu damai perpisahan?
Akankah hutan menundukkan wajahnya bersama dengan perginya ruh ini?
Akankah mereka menangis di sampingku dan di sepanjang perjalananku menuju rumah terakhirku nanti?

Ataukah...

Awan tetap tersenyum ceria layaknya tidak terjadi apa-apa...
Bumi tetaplah tenang dan damai seperti tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan...
Lautan justru lembut menderu...
Gunung-gunung bergetar pelan dan ramai...
Burung-burung tetaplah berkicau seperti biasanya...
Hutan tetap menegakkan wajahnya ke langit biru...
Dan mereka tertawa...

Celakalah aku!

Friday 19 October 2012

Maaf...
Terkadang ada saja beberapa kata yang sebenarnya harmonis, namun pada saat-saat tertentu ketika mereka dirangkai satu membuat lidahku kelu...
Seperti anomali air, yang membuatnya mengapung di atas yang lainnya...

Anggap saja aku melalaikan amanah ku...
Walaupun memang kenyataannya seperti itu...
Kenyataan yang entah kenapa tidak mau kau akui...

Hibur aku dengan kejujuran...
Bukan dengan kata-kata yang ingin dan sebaiknya aku dengar...
Karena kejujuran itu yang mengunci aku di seberang jalan...

Aku butuh amarah dari mu...
Sebuah ketegasan yang mengatakan bahwa inilah keadaannya dan marilah kita berhenti sejenak...
Bukan sebuah senyuman yang mengatakan mari kita terus melangkah...

Aku hanya ingin berhenti sejenak...
Ingin ku ketahui apa yang terjadi...
Namun lagi-lagi kau tersenyum dan membuatnya menjadi abu-abu...

Kita memasuki ini secara bersama-sama bukan?
Kau dan aku?
Aku hanya ingin memastikan ingatanku dan ingatanmu...

Ya, seingatku dulu kita melangkah bersama memasuki amanah ini...
Hingga akhirnya beberapa hal terjadi dan kau mulai sedikit menjauhkan langkahmu dariku
Kau mulai menjauh dan sayangnya, kita tak lagi saling memahami...

Aku membiarkanmu melangkah disana, karena kau selalu berkata bahwa tidak akan ada masalah yang berarti...
Namun tengoklah kenyataannya...
Tolong pahami...

Aku melihat dunia yang sedang kita jalani ini sebagai sesuatu yang sakit...
Tak bisakah kau melihatnya dengan mata kepalamu sendiri?
Aku ingin memperbaiki itu dan kau memahaminya sedangkan mereka tidak!

Aku melakukan ini demi mereka namun apa yang terjadi?
Keparat intelektual itu mulau meracau tentang kekuasaan dan wanita...
Dan wanita yang dimaksud itu adalah kau!

Pemimpin macam apa yang bisa bisanya tidak peduli dengan keadaan seperti itu?
Lantas sekarang siapa yang menjadi prioritas?
Karena aku memilihmu...

Tapi coba lihat...
Apa yang kudapatkan?
Sementara aku berusaha melindungimu, kau justru membiarkan dirimu terbuka kepada bajingan intelektual bermuka dua itu!

Lantas, wajarkah bila akhirnya aku merasa lelah?
Wajarkah bila akhirnya kini, aku ingin berhenti selamanya?
Aku lelah...pahamilah bahwa aku pun memiliki kereta yang harus ku kejar...

Dunia mungkin akan berubah beberapa tahun lagi...
Jika kau sadari ini dan paham...
Aku akan menunggumu...
Disini, di tempat kita datang dan terpilih pada hari yang sama milik kita berdua...


Jadi ini rasanya menjadi lilin?
Berusaha menerangi sekitarnya, namun habis sudah dirinya terbakar.
Jadi ini rasanya menjadi lampu?
Berusaha memberikan cahaya lebih, namun habis diri ini terpanggang

Wednesday 17 October 2012

penyakit hati



Penyakit hati

HATI (bahasa Arab Qalbu) adalah bagian yang sangat penting daripada manusia. Jika hati kita baik, maka baik pula seluruh amal kita:

Rasulullah saw. bersabda, “….Bahwa dalam diri setiap manusia terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula seluruh amalnya, dan apabila ia itu rusak maka rusak pula seluruh perbuatannya. Gumpalan daging itu adalah hati.” (HR Imam Al-Bukhari)
Sebaliknya, orang yang dalam hatinya ada penyakit, sulit menerima kebenaran dan akan mati dalam keadaan kafir.

“Orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya yang telah ada dan mereka mati dalam keadaan kafir.” [At Taubah 125]

Oleh karena itu penyakit hati jauh lebih berbahaya daripada penyakit fisik karena bisa mengakibatkan kesengsaraan di neraka yang abadi.

Kita perlu mengenal beberapa penyakit hati yang berbahaya serta bagaimana cara menyembuhkannya.

Sombong
Sering orang karena jabatan, kekayaan, atau pun kepintaran akhirnya menjadi sombong dan menganggap rendah orang lain. Bahkan Fir’aun yang takabbur sampai-sampai menganggap rendah Allah dan menganggap dirinya sebagai Tuhan. Kenyataannya Fir’aun adalah manusia yang akhirnya bisa mati karena tenggelam di laut.

Allah melarang kita untuk menjadi sombong:

“Janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” [Al Israa’ 37]

“Janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” [Luqman 18]

Allah menyediakan neraka jahannam bagi orang yang sombong:

“Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahannam, sedang kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong .” [Al Mu’min 76]

Kita tidak boleh sombong karena saat kita lahir kita tidak punya kekuasaan apa-apa. Kita tidak punya kekayaan apa-apa. Bahkan pakaian pun tidak. Kecerdasan pun kita tidak punya. Namun karena kasih-sayang orang tua-lah kita akhirnya jadi dewasa.

Begitu pula saat kita mati, segala jabatan dan kekayaan kita lepas dari kita. Kita dikubur dalam lubang yang sempit dengan pakaian seadanya yang nanti akan lapuk dimakan zaman.

Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya’ “Uluumuddiin menyatakan bahwa manusia janganlah sombong karena sesungguhnya manusia diciptakan dari air mani yang hina dan dari tempat yang sama dengan tempat keluarnya kotoran.

Bukankah Allah mengatakan pada kita bahwa kita diciptakan dari air mani yang hina:

“Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina?” [Al Mursalaat 20]

Saat hidup pun kita membawa beberapa kilogram kotoran di badan kita. Jadi bagaimana mungkin kita masih bersikap sombong?

‘Ujub (Kagum akan diri sendiri)

Ini mirip dengan sombong. Kita merasa bangga atau kagum akan diri kita sendiri. Padahal seharusnya kita tahu bahwa semua nikmat yang kita dapat itu berasal dari Allah.

Jika kita mendapat keberhasilan atau pujian dari orang, janganlah ‘ujub. Sebaliknya ucapkan 
“Alhamdulillah” karena segala puji itu hanya untuk Allah.

Iri dan Dengki

Allah melarang kita iri pada yang lain karena rezeki yang mereka dapat itu sesuai dengan usaha mereka dan juga sudah jadi ketentuan Allah.

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [An Nisaa’ 32]

Iri hanya boleh dalam 2 hal. Yaitu dalam hal bersedekah dan ilmu.

Tidak ada iri hati kecuali terhadap dua perkara, yakni seorang yang diberi Allah harta lalu dia belanjakan pada jalan yang benar, dan seorang diberi Allah ilmu dan kebijaksaan lalu dia melaksanakan dan mengajarkannya. (HR. Bukhari) [HR Bukhari]

Jika kita mengagumi milik orang lain, agar terhindar dari iri hendaknya mendoakan agar yang bersangkutan dilimpahi berkah.

Apabila seorang melihat dirinya, harta miliknya atau saudaranya sesuatu yang menarik hatinya (dikaguminya) maka hendaklah dia mendoakannya dengan limpahan barokah. Sesungguhnya pengaruh iri adalah benar. (HR. Abu Ya’la)

Dengki lebih parah dari iri. Orang yang dengki ini merasa susah jika melihat orang lain senang. Dan merasa senang jika orang lain susah. Tak jarang dia berusaha mencelakakan orang yang dia dengki baik dengan lisan, tulisan, atau pun perbuatan. Oleh karena itu Allah menyuruh kita berlindung dari kejahatan orang yang dengki:

“Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” [Al Falaq 5]

Kedengkian bisa menghancurkan pahala-pahala kita.

Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala 
sebagaimana api memakan kayu. (HR. Abu Dawud)

Tuesday 16 October 2012

Sudah cukup lama nampaknya tidak menulis sesuatu di tempat ini..
Yaa, memang masih tidak bisa percaya saja ada yang berubah dalam waktu sekejap.
Ketika dahulu, senyummu begitu mudah menjadi ingatan manisku.
Dan sapa lembut suaramu yang menyebut namaku di tempat itu.

Kupikir waktu itu tidak akan pernah berhenti.
Selamanya akan tetap dalam keceriaan yang kau ciptakan.
Bersama ku dan langkah kaki ku dan kaki mu.
Ingin ku genggam tanganmu dan...
Aku lebih memilih untuk menatap wajahmu dan tersenyum di kala itu.

Namun kini, aku masih tidak percaya.
Seakan bangun dari mimpi, aku melihat mu disana.
Masih tetap disana, namun dimana senyummu itu?
Masih tetap kah disana, bahasa hati yang pernah kita bangun itu?

Aku masih berusaha menjaga kepercayaan ini untukmu.
Kuanggap bahwa kau telah menemukan duniamu dan kau sedang sibuk disana...
Berharap akan ada hari dimana kau kembali menyapaku dengan senyum lembut di wajahmu...
Namun kini, adakah hal lain yang dapat mempertahankan keyakinanku terhadapmu?


Waktu terus berjalan, dan aku mencoba untuk sedikit mengurangi waktu ku untukmu.
Ya, untuk apa aku memikirkan dia yang belum tentu memikirkanku?
Amanah, amanah dan amanah...
Entah sedih atau senang, namun rasanya semua ini berat sekali di pundakku...

Mungkin aku yang terlalu egois.
Atau mungkin aku yang terlalu kekanak-kanakan.
Karena aku lebih memilih mati bagi kalian daripada melihat kalian pergi meninggalkanku.
Itulah mengapa semua terlihat rumit ketika aku jalani.

Aku memiliki cinta baruku di amanah ini...
Kepada dia yang mendampingiku kini, aku mencintainya...
Mungkin hanya sebatas amanah, namun lambat laun semua melebihi perkiraan.
Prioritas ku terhadap mu jauh lebih tinggi...
Karena yang ku sadari, aku tanpa dirimu saat ini hanya akan seperti daun kering yang berguguran...

Ingin sekali kubalas kebaikanmu, wahai gadis coklat bermata teduh.
Kuberikan perhatianku kepadamu
Yah, hanya berharap agar kau paham bahwa aku sangat ingin membalas kebaikanmu
Namun semuanya terasa tidak cukup...

Dan karena aku mencintaimu, aku takut kehilangan.
Dimulai dari dirimu, dan teman-teman semua, aku sangat takut...
Kuputuskan untuk berhenti, namun kau mencegahnya...
Apa yang salah?

Sekali lagi aku terjebak di dalam kerumitan yang aku ciptakan sendiri...
Mungkin kau tidak akan paham...
Bahwa aku lebih memilih aku yang menghilang, daripada aku merasakan kehilangan atas diri kalian, terutama kau...
Dan aku ingin menikmati kesendirian ku, walau ternyata aku berhenti di tengah jalan dan menyendiri...

Sampaikan salamku kepada cintaku disana, apa kabar mu?
Aku merindukanmu, namun kini tidak seperti dahulu..
Walaupun begitu, aku harap engkau masih berpijak di atas bumi...
Setidaknya kau masih dapat melihat cahaya, sedangkan aku buta...

Thursday 4 October 2012

Plan pengembangan bisnis

Plan pengembangan bisnis Ternak Ikan Lele

Modal awal :
Biaya pembuatan 1 kolam ukuran 3m x 6m : 1.5juta - 2juta
Bibit, obat dan pakan selama 3 bulan : 13juta - 14juta
Sewa tanah : tentatif (tergantung lokasi)

Total modal awal : 15juta - 16juta

Panen setiap 3bulan sekali.

Profit / panen : 1.5juta.

Sumber : Bang Ali Ahmudi