Wednesday 4 July 2012

Langit malam kembali menyapu bersih pandangannya di atas permukan Bumi...
Cahaya bulan purnama mempercantik wajah malam kala itu...
Disertai dengan kidung do'a dari para makhluk di dalam selimut kegelapan...
Bumi bersenandung dan bermesraan dengan bintang dan aurora...

Malam kala itu sejuk seperti biasanya...
Lembut dan memanjakan siapapun yang berada di luar hangatnya gua kehidupan...

Terangnya sinar rembulan menunjukkan sesuatu kepada bidadari bermata jeli yang sedang bernyanyi riang...
Sesosok manusia dengan duduk memeluk kedua kakinya dan menundukkan kepalanya...
Sejenak, bidadari itu memperhatikan manusia yang duduk dengan memeluk kedua kakinya...
Ia adalah seorang laki-laki muda, tampak dari kulit tangannya yang belum memiliki lipatan...

Bidadari itu menyapa "Wahai anak Adam... Apa yang kau lakukan saat ini? Mengapa kau menundukkan kepalamu di tengah riangnya malam dengan kidung do'a dari para manusia yang memahami hakikat Tuhan? Apakah kau bersedih? Apakah kau menangis?"...

Lelaki muda itu terkejut mendengar suara lembut yang tiba-tiba saja menghampiri dunianya yang sunyi...
Selama beberapa saat keheningan memeluk mereka berdua hingga akhirnya lelaki itu mengangkat kepalanya untuk menatap mata dia yang memasuki dunianya yang sunyi...
Matanya coklat terang, tidaklah biru ataupun hitam...
Seluruh tubuhnya tertutupi hijab yang semakin membuat bidadari itu nampak cantik jelita...

Sesaat ia terdiam...
Hingga akhirnya, lelaki itu membuang pandangannya ke tanah...
"A...aku hanya sedang ingin sendiri saja.... A...aku tidak sedang bersedih, hanya saja aku sedang mencoba memahami arti dari keberadaanku saat ini... Aku tidak menangis... Hanya saja air mata ini sudah melebih batas daya tampung dari mataku saja." ujarnya dengan wajah tersenyum di kalimat terakhir...

Bidadari itu tersenyum manis sekali...
"Baiklah kalau begitu, bolehkah aku duduk di sampingmu? Sepertinya menyendiri itu menyenangkan ya? Bolehkah aku mencobanya bersamamu?" tanya bidadari itu dengan nada lembut...

Lelaki itu tak menjawabnya langsung...
Ia terkejut dengan pertanyaan tersebut, hingga akhirnya ia berkata
"Baiklah, silahkan duduk di sampingku. Janganlah terlalu jauh dan juga janganlah terlalu dekat denganku agar sejuknya malam ini dapat lebih berwarna dengan kehangatan di antara kita.."

"Baiklah!" Serunya riang...

Dan malam itu pun kembali berjalan dengan kesunyian di antara keduanya yang bersama merebahkan tubuh mereka ke dalam pelukan Bumi sembari menatap sandiwara langit...

Tak lama kemudian, bidadari itu akhirnya mengeluarkan suaranya kembali...
"Bolehkah aku bertanya kepadamu, hai anak Adam?"

"Ya, silahkan."

"Mengapa engkau memilih berada di dalam kesendirian? Bukankah manusia jumlahnya amat banyak hingga para binatang banyak yang mengeluh tentang keberadaan kalian yang terlalu memadati Bumi?"

"Untuk kau ketahui, sesungguhnya aku dahulu adalah orang yang tidak menyukai kesendirian. Aku pernah menjadi pemimpin bagi beberapa kaum. Dan di setiap kaum tersebut, hatiku akan tertaut dengan salah seorang gadis di dalamnya. Namun mau bagaimanapun, aku sendiri bukanlah lelaki yang terlalu mudah jatuh cinta. Butuh waktu yang cukup lama bagiku untuk dapat mempercayakan hati ini kepada seorang gadis tersebut. Hingga pada suatu hari, aku memberanikan diriku untuk mengungkapkannya kepada salah seorang gadis di sebuah kaum. Tepatnya dua setengah tahun yang lalu itu terjadi... Dan belum lama ini, kami sudah tidak berkomunikasi lagi. Nampaknya kesalahan ada pada diriku. Aku terlalu banyak meminta dan mengoreksi dirinya. Tapi mau bagaimana lagi? Jika tidak kukatakan yang sesungguhnya, apakah aku tega melihat dia tidak dapat memperbaiki dirinya? Namun sepertinya semua sudah terlambat. Disinilah aku berhenti melangkah untuk mendekatinya kembali. Telah habis seluruh tenaga dan perbekalanku hingga darah dan nanah kehidupan pun telah ku reguk untuk menjadikannya langkah kaki untuk mendekatinya. Tulang belulang dari kerasnya zaman pun telah ku makan demi menemuinya dan menyampaikan sebuah kata. Namun ini sia-sia..."

"Lalu, bagaimana keadaan gadis itu saat ini? Apakah kau mengetahuinya?"

Dan lelaki itu menggelengkan kepalanya pelan...

"Lalu, apa yang ingin kau lakukan sekarang?"

"Entahlah, aku tidak tahu. Aku sangat tidak bersemangat untuk mengerjakan sesuatu saat ini..."

Bidadari itu berdiri dan ia mengulurkan tangan putihnya yang halus...
"Baiklah kalau begitu, mari, ikutlah denganku. Aku tidak ingin melihatmu disini sendirian dan tidak ada tujuan yang jelas. Aku ingin berjalan bersamamu. Aku ingin berbagi denganmu, karena matamu tidak berbohong ketika kau mengatakan semua itu. Kau terlalu menunjukkan dirimu seutuhnya, dan sebenarnya itu sangatlah baik daripada kau menggunakan tujuh topeng kehidupan. Ayo, sambutlah tanganku..." ujarnya sembari tersenyum dan kali ini, senyumnya begitu manis...


Dan begitulah malam itu berlalu...
Angin mengabarkan berita itu ke seantero dunia...
Tentang seorang pemuda yang pergi bersama seorang bidadari surga...
Tubuhnya tersenyum, sementara ruhnya bahagia disana...