Friday 14 December 2012

Mungkin, inilah efek dari sebagian dzat-Nya yang ia sebarkan kepada manusia di masa penciptaan...
Hati yang bersih akan sangat mudah merasakan takut, khawatir dan semacam bisikan halus bila ia salah...
Ia nya selalu gelisah tatkala setelah melakukan sesuatu yang (tidak benar) walaupun menurut masyarakat adalah wajar...
Ia nya adalah yang menangis, tatkala melihat kebesaran Tuhannya ketika membolak-balikkan hati manusia...

Bersyukurlah, ketika Tuhanmu masih menjaga semua aib mu itu...
Dan nasihatilah saudaramu dalam kebaikan dan kesabaran...
Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat...
Berikanlah makan anak yatim...
Dan mulailah semua kegiatanmu dengan mengucap basmallah...
Karena jika engkau tidak sedang melakukan kebaikan, maka engkau sedang berada dalam keburukan...

Ibadah bukanlah sebuah ritual belaka...
Ia nya ada di dalam hati setiap manusia...
Sebagai bentuk penghambaan dan kebutuhan serta tanda syukur kepada-Nya...
Di dalam hati ia memahami...
Dengan raga ia berbuat...

Friday 23 November 2012

LUKISAN. Adanya, ia indah dengan keteraturan dan dengan ketidakteraturan. Dengannya, beberapa orang dapat memahami dan menikmati keindahannya. Namun ada pula yang tidak mengerti hingga bertanya abu-abu. Ia nya adalah representasi dari kehidupan ini. Ketika kuas telah tercelup dan tinta telah menyentuh kanvas, maka tidak ada hal yang dapat merubahnya. Arahnya adalah gerakan tangan. Warnanya adalah pikiran. Dan bentuknya adalah raga.

Thursday 15 November 2012

Amati dan dengarkan

Aduh, kalo diliat-liat, kayaknya ga ada perkembangan materi bahasan nih. Padahal, sudah cukup banyak hal yang didapatkan, namun sulit sekali untuk menceritakannya kembali.

Coba kita bahas hal baru deh

Hm, berbicara tentang kehidupan, ternyata semua hal (bahkan hal paling sepele pun) yang kita kerjakan akan sangat menggambarkan siapa diri kita sebenarnya. Ga percaya? Coba saja cek dengan keadaan lingkungan sekitar dan dengan teman-teman di sekitar kalian. Bandingkan tebakan kalian tentang sifat mereka dan juga dengan sikap mereka. Mungkin ada yang merasa berbeda? Ya, itu pun tidak saya pungkiri, pasti akan ada perbedaan juga. Penyebabnya apa? Coba, dilihat, saat kalian mengamati teman tersebut, sedang berada di lingkungan yang seperti apa? Mungkin sepintas terlihat sepele, tapi justru disinilah letak perbedaan dan pendalaman akan pemahaman kita tentang "siapa sih teman kita itu?".

Konsep dasar dari memahami sebenarnya adalah dengan mengamati terus menerus. Amati, amati dan amati terus. Lalu, bandingkan antara segmen kehidupan yang satu dengan segmen kehidupan yang lainnya. Sejatinya, sikap mengamati ini justru seringkali diabaikan oleh sebagian besar manusia. Mengapa? Mungkin atas landasan argumen tentang "sekarang zaman keras bro, gue harus hidup dulu, baru memikirkan orang lain." maka kita melupakan hal-hal penting yang terjadi antara kita dengan keluarga kita atau dengan teman kita ataupun dengan Tuhan kita.

Sama hal nya dengan mendengar. Hal dasar lainnya yang harus dimiliki manusia adalah kemampuan untuk mendengarkan. Mendengarkan dalam arti fokus, bukan hanya asal pasang kuping saja.
We have to be a good listener. Mengapa dalam bahasa Inggris pun kata "mendengar" memiliki dua kosakata, yaitu "listen" dan "hear"? Karena tadi, listen itu fokus, dan hear itu hanya asal lewat saja.


Lalu, apa sih keuntungan dari mendengarkan dan mengamati itu?

Sejatinya, antara manusia dengan binatang ada beberapa kemampuan yang sama. Jika pada hewan disebut insting, yaitu kemampuan untuk membaca situasi dan menyimpulkan dengan cepat serta kemampuan untuk menilai keadaan dan individu, maka pada manusia kemampuan itu disebut sebagai "intuisi".

Dengan sering mendengarkan dan mengamati, kita sebenarnya melatih hati kita untuk lebih peka dengan lingkungan sekitarnya. Kepekaan inilah, yang akan sangat bermanfaat bagi kita pribadi. Mengapa, karena dengan hati yang bersih dan "peka", kita akan dengan sangat mudah menilai, apakah hal yang kita lakukan ini baik atau tidak. Bahasa gaulnya itu dibilang "sensitif". Ga ada masalah untuk dibilang sensitif. Justru seharusnya kita bangga. Bangga karena kemampuan ini hanya dimiliki oleh sedikiiiiiit sekali manusia yang hidup di Bumi.

Intuisi akan sangat membantu kita dalam berbagai aspek kehidupan, bahkan hingga memilih teman pun dapat dengan mudah dilakukan jika kita memiliki kemampuan intuisi yang sangat baik.


Jadi kawan-kawan sekalian, mari kita coba bersama-sama untuk melatih kepekaan kita terhadap lingkungan dan terhadap masyarakat di sekitar kita. Karena kita, generasi muda ini adalah calon pemimpin masa depan. Dan pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki kemampuan intuisi yang baik pula. Apa jadinya kalau pemimpin lambat dalam mengambil keputusan? Hayoo, bagaimana coba?? Maka sekali lagi, mari kita asah kemampuan intuisi kita agar kita lebih berdaya guna di masyarakat sekitar kita.

Wednesday 14 November 2012

Oh...
Jadi seperti ini rasanya...
Cinta yang tumbuh dari ketidaksengajaan...
Berasal dari sebuah kebaikan diantara kebaikan...

Oh...
Jadi seperti ini rasanya...
Cinta yang hadir dalam gemerlap kata-kata penuh makna...
Berasal dari kepedulian diantara pengasingan...

Oh...
Jadi seperti ini rasanya...
Cinta yang hadir kepada makhluk yang diciptakan untuk dicinta...
Berasal dari tutur kata dalam balutan kasih sayang...

Namun cinta adalah tindakan...
Kau telah melakukannya dan aku pun ingin melakukan hal yang sama...
Namun, aku tidak bisa membawakannya pantas dengan keadaan saat ini...


Ya Rabbi...
Kuatkan hamba...
Pantaskan hamba...

Ya Rabbi...
Kuatkan hamba...
Pantaskan hamba...

Izinkan hamba untuk memuliakan dia yang Engkau ciptakan untuk dicintai atas ridha-Mu...
Sungguh, waktu yang Engkau ciptakan semakin menjadi ilusi bagi hamba...
Dan ilusi ini membawa hamba akan angan-angan hampa dalam bunga mimpi...
Ampuni hamba...
Kuatkan hamba Ya Rabb...
Engkau lah yang mengatakan bahwa tiada kebaikan melainkan dibalas dengan kebaikan...
Maka, kebaikan apa lagi yang dapat hamba berikan untuknya setelah sekian banyak kebaikannya yang tercurahkan kepada hamba?
Izinkan hamba untuk memuliakannya...
Aamiin...

Thursday 8 November 2012

Menjadi orang asing itu menyedihkan.
Tapi untuk tujuan yang jelas, mungkin tidak apa-apa.
Semoga kau sabar menemani.
Dan aku akan tetap bersama-Mu.

Tuesday 23 October 2012

Aku bertanya-tanya...
Ketika nafas ini habis suatu hari nanti...
Akankah awan menebal dan menghitam merasakan kesedihan?
Akankah Bumi berguncang merasakan kehilangan?
Akankah lautan bergejolak merasakan kepedihan?
Akankah gunung-gunung bergemuruh merasakan kekhawatiran?
Akankah burung-burung menyanyikan lagu damai perpisahan?
Akankah hutan menundukkan wajahnya bersama dengan perginya ruh ini?
Akankah mereka menangis di sampingku dan di sepanjang perjalananku menuju rumah terakhirku nanti?

Ataukah...

Awan tetap tersenyum ceria layaknya tidak terjadi apa-apa...
Bumi tetaplah tenang dan damai seperti tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan...
Lautan justru lembut menderu...
Gunung-gunung bergetar pelan dan ramai...
Burung-burung tetaplah berkicau seperti biasanya...
Hutan tetap menegakkan wajahnya ke langit biru...
Dan mereka tertawa...

Celakalah aku!

Friday 19 October 2012

Maaf...
Terkadang ada saja beberapa kata yang sebenarnya harmonis, namun pada saat-saat tertentu ketika mereka dirangkai satu membuat lidahku kelu...
Seperti anomali air, yang membuatnya mengapung di atas yang lainnya...

Anggap saja aku melalaikan amanah ku...
Walaupun memang kenyataannya seperti itu...
Kenyataan yang entah kenapa tidak mau kau akui...

Hibur aku dengan kejujuran...
Bukan dengan kata-kata yang ingin dan sebaiknya aku dengar...
Karena kejujuran itu yang mengunci aku di seberang jalan...

Aku butuh amarah dari mu...
Sebuah ketegasan yang mengatakan bahwa inilah keadaannya dan marilah kita berhenti sejenak...
Bukan sebuah senyuman yang mengatakan mari kita terus melangkah...

Aku hanya ingin berhenti sejenak...
Ingin ku ketahui apa yang terjadi...
Namun lagi-lagi kau tersenyum dan membuatnya menjadi abu-abu...

Kita memasuki ini secara bersama-sama bukan?
Kau dan aku?
Aku hanya ingin memastikan ingatanku dan ingatanmu...

Ya, seingatku dulu kita melangkah bersama memasuki amanah ini...
Hingga akhirnya beberapa hal terjadi dan kau mulai sedikit menjauhkan langkahmu dariku
Kau mulai menjauh dan sayangnya, kita tak lagi saling memahami...

Aku membiarkanmu melangkah disana, karena kau selalu berkata bahwa tidak akan ada masalah yang berarti...
Namun tengoklah kenyataannya...
Tolong pahami...

Aku melihat dunia yang sedang kita jalani ini sebagai sesuatu yang sakit...
Tak bisakah kau melihatnya dengan mata kepalamu sendiri?
Aku ingin memperbaiki itu dan kau memahaminya sedangkan mereka tidak!

Aku melakukan ini demi mereka namun apa yang terjadi?
Keparat intelektual itu mulau meracau tentang kekuasaan dan wanita...
Dan wanita yang dimaksud itu adalah kau!

Pemimpin macam apa yang bisa bisanya tidak peduli dengan keadaan seperti itu?
Lantas sekarang siapa yang menjadi prioritas?
Karena aku memilihmu...

Tapi coba lihat...
Apa yang kudapatkan?
Sementara aku berusaha melindungimu, kau justru membiarkan dirimu terbuka kepada bajingan intelektual bermuka dua itu!

Lantas, wajarkah bila akhirnya aku merasa lelah?
Wajarkah bila akhirnya kini, aku ingin berhenti selamanya?
Aku lelah...pahamilah bahwa aku pun memiliki kereta yang harus ku kejar...

Dunia mungkin akan berubah beberapa tahun lagi...
Jika kau sadari ini dan paham...
Aku akan menunggumu...
Disini, di tempat kita datang dan terpilih pada hari yang sama milik kita berdua...


Jadi ini rasanya menjadi lilin?
Berusaha menerangi sekitarnya, namun habis sudah dirinya terbakar.
Jadi ini rasanya menjadi lampu?
Berusaha memberikan cahaya lebih, namun habis diri ini terpanggang

Wednesday 17 October 2012

penyakit hati



Penyakit hati

HATI (bahasa Arab Qalbu) adalah bagian yang sangat penting daripada manusia. Jika hati kita baik, maka baik pula seluruh amal kita:

Rasulullah saw. bersabda, “….Bahwa dalam diri setiap manusia terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula seluruh amalnya, dan apabila ia itu rusak maka rusak pula seluruh perbuatannya. Gumpalan daging itu adalah hati.” (HR Imam Al-Bukhari)
Sebaliknya, orang yang dalam hatinya ada penyakit, sulit menerima kebenaran dan akan mati dalam keadaan kafir.

“Orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya yang telah ada dan mereka mati dalam keadaan kafir.” [At Taubah 125]

Oleh karena itu penyakit hati jauh lebih berbahaya daripada penyakit fisik karena bisa mengakibatkan kesengsaraan di neraka yang abadi.

Kita perlu mengenal beberapa penyakit hati yang berbahaya serta bagaimana cara menyembuhkannya.

Sombong
Sering orang karena jabatan, kekayaan, atau pun kepintaran akhirnya menjadi sombong dan menganggap rendah orang lain. Bahkan Fir’aun yang takabbur sampai-sampai menganggap rendah Allah dan menganggap dirinya sebagai Tuhan. Kenyataannya Fir’aun adalah manusia yang akhirnya bisa mati karena tenggelam di laut.

Allah melarang kita untuk menjadi sombong:

“Janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” [Al Israa’ 37]

“Janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” [Luqman 18]

Allah menyediakan neraka jahannam bagi orang yang sombong:

“Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahannam, sedang kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong .” [Al Mu’min 76]

Kita tidak boleh sombong karena saat kita lahir kita tidak punya kekuasaan apa-apa. Kita tidak punya kekayaan apa-apa. Bahkan pakaian pun tidak. Kecerdasan pun kita tidak punya. Namun karena kasih-sayang orang tua-lah kita akhirnya jadi dewasa.

Begitu pula saat kita mati, segala jabatan dan kekayaan kita lepas dari kita. Kita dikubur dalam lubang yang sempit dengan pakaian seadanya yang nanti akan lapuk dimakan zaman.

Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya’ “Uluumuddiin menyatakan bahwa manusia janganlah sombong karena sesungguhnya manusia diciptakan dari air mani yang hina dan dari tempat yang sama dengan tempat keluarnya kotoran.

Bukankah Allah mengatakan pada kita bahwa kita diciptakan dari air mani yang hina:

“Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina?” [Al Mursalaat 20]

Saat hidup pun kita membawa beberapa kilogram kotoran di badan kita. Jadi bagaimana mungkin kita masih bersikap sombong?

‘Ujub (Kagum akan diri sendiri)

Ini mirip dengan sombong. Kita merasa bangga atau kagum akan diri kita sendiri. Padahal seharusnya kita tahu bahwa semua nikmat yang kita dapat itu berasal dari Allah.

Jika kita mendapat keberhasilan atau pujian dari orang, janganlah ‘ujub. Sebaliknya ucapkan 
“Alhamdulillah” karena segala puji itu hanya untuk Allah.

Iri dan Dengki

Allah melarang kita iri pada yang lain karena rezeki yang mereka dapat itu sesuai dengan usaha mereka dan juga sudah jadi ketentuan Allah.

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [An Nisaa’ 32]

Iri hanya boleh dalam 2 hal. Yaitu dalam hal bersedekah dan ilmu.

Tidak ada iri hati kecuali terhadap dua perkara, yakni seorang yang diberi Allah harta lalu dia belanjakan pada jalan yang benar, dan seorang diberi Allah ilmu dan kebijaksaan lalu dia melaksanakan dan mengajarkannya. (HR. Bukhari) [HR Bukhari]

Jika kita mengagumi milik orang lain, agar terhindar dari iri hendaknya mendoakan agar yang bersangkutan dilimpahi berkah.

Apabila seorang melihat dirinya, harta miliknya atau saudaranya sesuatu yang menarik hatinya (dikaguminya) maka hendaklah dia mendoakannya dengan limpahan barokah. Sesungguhnya pengaruh iri adalah benar. (HR. Abu Ya’la)

Dengki lebih parah dari iri. Orang yang dengki ini merasa susah jika melihat orang lain senang. Dan merasa senang jika orang lain susah. Tak jarang dia berusaha mencelakakan orang yang dia dengki baik dengan lisan, tulisan, atau pun perbuatan. Oleh karena itu Allah menyuruh kita berlindung dari kejahatan orang yang dengki:

“Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” [Al Falaq 5]

Kedengkian bisa menghancurkan pahala-pahala kita.

Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala 
sebagaimana api memakan kayu. (HR. Abu Dawud)

Tuesday 16 October 2012

Sudah cukup lama nampaknya tidak menulis sesuatu di tempat ini..
Yaa, memang masih tidak bisa percaya saja ada yang berubah dalam waktu sekejap.
Ketika dahulu, senyummu begitu mudah menjadi ingatan manisku.
Dan sapa lembut suaramu yang menyebut namaku di tempat itu.

Kupikir waktu itu tidak akan pernah berhenti.
Selamanya akan tetap dalam keceriaan yang kau ciptakan.
Bersama ku dan langkah kaki ku dan kaki mu.
Ingin ku genggam tanganmu dan...
Aku lebih memilih untuk menatap wajahmu dan tersenyum di kala itu.

Namun kini, aku masih tidak percaya.
Seakan bangun dari mimpi, aku melihat mu disana.
Masih tetap disana, namun dimana senyummu itu?
Masih tetap kah disana, bahasa hati yang pernah kita bangun itu?

Aku masih berusaha menjaga kepercayaan ini untukmu.
Kuanggap bahwa kau telah menemukan duniamu dan kau sedang sibuk disana...
Berharap akan ada hari dimana kau kembali menyapaku dengan senyum lembut di wajahmu...
Namun kini, adakah hal lain yang dapat mempertahankan keyakinanku terhadapmu?


Waktu terus berjalan, dan aku mencoba untuk sedikit mengurangi waktu ku untukmu.
Ya, untuk apa aku memikirkan dia yang belum tentu memikirkanku?
Amanah, amanah dan amanah...
Entah sedih atau senang, namun rasanya semua ini berat sekali di pundakku...

Mungkin aku yang terlalu egois.
Atau mungkin aku yang terlalu kekanak-kanakan.
Karena aku lebih memilih mati bagi kalian daripada melihat kalian pergi meninggalkanku.
Itulah mengapa semua terlihat rumit ketika aku jalani.

Aku memiliki cinta baruku di amanah ini...
Kepada dia yang mendampingiku kini, aku mencintainya...
Mungkin hanya sebatas amanah, namun lambat laun semua melebihi perkiraan.
Prioritas ku terhadap mu jauh lebih tinggi...
Karena yang ku sadari, aku tanpa dirimu saat ini hanya akan seperti daun kering yang berguguran...

Ingin sekali kubalas kebaikanmu, wahai gadis coklat bermata teduh.
Kuberikan perhatianku kepadamu
Yah, hanya berharap agar kau paham bahwa aku sangat ingin membalas kebaikanmu
Namun semuanya terasa tidak cukup...

Dan karena aku mencintaimu, aku takut kehilangan.
Dimulai dari dirimu, dan teman-teman semua, aku sangat takut...
Kuputuskan untuk berhenti, namun kau mencegahnya...
Apa yang salah?

Sekali lagi aku terjebak di dalam kerumitan yang aku ciptakan sendiri...
Mungkin kau tidak akan paham...
Bahwa aku lebih memilih aku yang menghilang, daripada aku merasakan kehilangan atas diri kalian, terutama kau...
Dan aku ingin menikmati kesendirian ku, walau ternyata aku berhenti di tengah jalan dan menyendiri...

Sampaikan salamku kepada cintaku disana, apa kabar mu?
Aku merindukanmu, namun kini tidak seperti dahulu..
Walaupun begitu, aku harap engkau masih berpijak di atas bumi...
Setidaknya kau masih dapat melihat cahaya, sedangkan aku buta...

Thursday 4 October 2012

Plan pengembangan bisnis

Plan pengembangan bisnis Ternak Ikan Lele

Modal awal :
Biaya pembuatan 1 kolam ukuran 3m x 6m : 1.5juta - 2juta
Bibit, obat dan pakan selama 3 bulan : 13juta - 14juta
Sewa tanah : tentatif (tergantung lokasi)

Total modal awal : 15juta - 16juta

Panen setiap 3bulan sekali.

Profit / panen : 1.5juta.

Sumber : Bang Ali Ahmudi

Wednesday 5 September 2012

Inilah hidup...
Waktu yang sama...
Kesempatan yang sama...
Dan sebenarnya, kemampuan pun tidaklah terlalu berbeda...
Tapi kini tengoklah mereka yang telah merencanakan kehidupannya, dan Dia pun telah mengamininya...
Lihatlah mereka!
Tidak ada waktu yang terbuang percuma untuk hal yang memang tidak terlalu mendesak!
Karena mereka sadar dan paham, bahwa hidup ini hanyalah persinggahan sementara...
Tawa dan tangis yang kita lewati, akan menjadi kenangan suatu saat nanti...
Namun dapatkah itu menjadi bekal bagi kita di akhirat nanti?
Sadarkah kalian?
Sudah terciptalah tujuh miliar manusia di Bumi yang sempit ini...

Akankah kau bias dalam lorong-lorong kehidupan?
Atau kau mampu menjadikan dirimu lebih bermakna dan lebih berwarna bagi yang lainnya?
Mampukah engkau mengangkat harga diri mereka?
Atau justru, untuk mengangkat harga dirimu saja belum sanggup...

Aku berduka...
Berduka untuk diriku yang telah hampir 19 tahun di dunia, namun belum memberikan apa-apa bagi dunia...
Dan aku lebih berduka...
Bagi kalian yang hanya memikirkan diri sendiri tanpa memperhatikan sisa manusia lainnya yang juga hidup di Bumi...

Ya Rabbi...
Angkatlah harga diri mereka yang merasa terinjak kerasnya zaman...
Bangunkanlah mereka yang masih tertidur di dalam buaian dunia...
Basuhlah hati mereka yang tertutupi debu dan karat dunia...
Peluklah hati mereka yang merindukan rusuknya...
Dan kuatkanlah mereka yang sedang berusaha untuk berharga bagi yang lainnya...

Ya Rabbi...
Sampaikanlah pesan hamba ini kepada mereka yang merasa terketuk pintu hatinya...
Karena hamba menanti mereka untuk melangkah bersama, beriringan menuju Surga-Mu...

aamiin...

Monday 3 September 2012

Abang, lihat! Awan itu beriringan bersama temannya!
Dimana?
Itu bang, disana! Pasti awan itu senang memiliki seorang teman ya.
Oya, benar juga. Ya, siapapun pasti akan senang jika ada yang menemani.
Alhamdulillah, untung kita bertiga ya bang...

Abang mau kemana?
Mau pulang ke asrama, ada apa?
Yah... Fadhil masih mau main sama abang...
Nanti ya, kalau ada waktu lagi kita main yang lama, oke?
Iya bang...

Abang udah liburan?
Iya, kenapa?
Kapan mau ke Tangerang?
Nanti ya pas Lebaran abang baru boleh kesana.
Beneran bang? Asik! Tapi, kan kita semua kumpul di Jakarta dulu.
Iya, abis itu kita bareng-bareng ke Tangerang ya.
Hore!



Untukmu adikku yang tersayang...
Maaf jika selama ini abang belum bisa menjadi sosok yang baik buatmu...
Maafkan abang yang selama ini jarang ada untuk menemanimu...
Maafkan abang yang selama ini selalu galak dan terlalu keras dalam menasihatimu...
Abang hanya ingin menjadi saudara yang baik, walaupun mungkin caranya tidak biasa...
Tapi ketahuilah, bahwa abang sangat sayang sama kalian...

Untuk kalian berdua adik-adikku..
-Muhammad Rinaldi Fauzan Aziz
-Muhammad Fadhil Rusdiyanto

Dari abang kalian yang selalu sayang terhadap kalian
-Muhammad Nicova Kresnada Kamil Putra

Monday 6 August 2012

Bukber Forum Bidik Misi UNJ 2012

Saya hanya ingin menuliskan hal-hal yang saya dapatkan ketika saya ikut berbuka puasa bersama keluarga Bidik Misi UNJ dari angkatan 2010 hingga 2012. Tapi, tunggu dulu! Jika anda bertanya kepada saya "Loh? Mas Nico juga anak Bidik Misi?" Maka saya akan katakan dengan tegas "Bukan! Saya bukan anak Bidik Misi. Saya anak kedua orangtua saya." hahaha, saya hanya bercanda.

Ya, buka puasa bersama itu terjadi hari Sabtu kemarin tanggal 4 Agustus 2012 di Aula perpustakaan UNJ. Sebenarnya, awalnya saya tidak tahu ada kegiatan ini hingga Kak Novriko ketua Tim Pembela Mahasiswa UNJ (TPM UNJ) tiba-tiba mengirimkan sms kepada saya untuk menemaninya mewakili TPM di acara tersebut. Setelah dipikir-pikir, saya merasakan ada firasat baik di dalam kegiatan ini dan akhirnya, tanpa basa-basi lagi saya pun mengiyakannya.

Langsung saja pada hari H nya. Saya kaget dan tercengang. Anda tidak percaya? Yah, baiklah tidak apa-apa juga sebenarnya, hehe.

Acara dimulai dari pukul 12.15 siang. Dan sebenarnya dari pukul 12.15 hingga pukul 13.00 itu hanyalah untuk registrasi ulang saja. Tapi, ramai sekali yang hadir disana! Selidik punya selidik, ternyata jumlah mereka yang diundang datang ke acara ini sebanyak 1650 mahasiswa ditambah tamu undangan (seperti saya ini, hehe).

Dan akhirnya, tepat jam 1 siang acara itu dimulai dengan tilawah dan pembacaan artinya. Sebenarnya saya biasanya tidak terlalu tertarik dan biasanya hanya sebatas mendengar saja. Tapi setelah mengetahui bahwa yang membacakan sari tilawahnya itu adalah seseorang yang saya kenal melalui lomba English Debate yang diadakan oleh English Department di UNJ. Siapa namanya? Well, saya rahasiakan saja ya, hahaha.

Hal pertama yang saya petik dalam acara itu adalah ketika materi pertama dimulai. Yaitu Training Motivasi yang ternyata dibawakan oleh mahasiswa baru 2012 dari Bidik Misi juga yang berasal dari Riau. Dan tahukah anda bahwa dia adalah Trainer termuda se-Asia! Ingin tahu namanya?? Ya, dia adalah Surya Fazar CH CT CM CHt.

Gelar macam apa itu?! Tenang, ternyata beliau menjelaskan maksud dari gelarnya itu yaitu Certified Hypnotist, Certified Trainer, Certified Motivator dan yang terakhir tidak disebutkan atau mungkin saya yang tidak mendengarnya, hehe.

Mau tahu kisah hidupnya?

Mas Surya Fazar adalah orang keturunan Jawa sebenarnya, tapi beliau besar di Pekanbaru, Riau. Beliau lahir pada tahun 1994 yang otomatis lebih muda dari saya, namun ilmunya telah membuat beliau lebih tinggi dari saya.

Dulunya, beliau hidup di dalam keluarga yang serba ada. Ayahnya adalah seorang investor saham yang besar dan memiliki kehidupan layaknya seorang raja. Namun siapa sangka, semuanya berubah saat krisis moneter 1998 melanda Indonesia. Semua kekayaan keluarganya habis akibat goyangnya perekonomian Indonesia sehingga beliau beserta keluarganya harus jatuh se-jatuh-jatuhnya keadaan.

Singkat cerita, keadaan itu mengakibatkan keluarganya jatuh miskin dan memiliki hutang yang sangat besar hingga miliaran rupiah. Namun, beliau semasa kelas dua SMA akhirnya berfikir, bagaimana caranya saya bisa membayar hutang keluarganya yang mencapai miliaran rupiah itu. Pilihan bisnis pertama yang beliau pilih adalah menjadi pedagang buah antar provinsi. Tepatnya buah jeruk khas Brastagi yang sudah terkenal kualitasnya.Beliau memiliki kenalan di Brastagi dan meminta tolong kepada kenalannya untuk mempersiapkan jeruknya untuk dikirim ke Riau. Namun, kenalan beliau justru meminta beliau untuk datang langsung ke Brastagi saat itu. Akhirnya, setelah sekolah usai, beliau segera naik bus tujuan Brastagi untuk menemui kenalannya tersebut. Dengan kondisi baru pulang sekolah tanpa sempat mengganti pakaiannya, mas Surya pun melakoni perjalanan bisnis pertamanya menuju Brastagi, Medan.

Sesampainya di Brastagi, ternyata malang nasibnya, Mas Surya tidak mendapatkan mobil yang mau mengantarkan jeruk itu dari desa perkebunan jeruk di Brastagi menuju kota agar dapat beliau bawa ke Riau. Tak beberapa lama kemudian, bantuan tak terduga datang. Akhirnya ada juga mobil pengangkut yang mau membawa jeruk-jeruk itu ke kota.

Sampai di kota dan tanpa ilmu berjualan buah, Mas Surya mengalami masalah. Kotak tempat jeruk itu pecah ketika beliau menumpuknya yang menyebabkan jeruk-jeruk itu jatuh berantakan. Hampir menangis, beliau melihat ke sekelilingnya dan menemukan sebuah gubuk. Beliau datangi gubuk tersebut untuk mengerjakan shalat Isya karena hari sudah malam dan juga turun hujan. Ternyata gubuk itu pun penuh dan tebal dengan debu. Sehingga akhirnya Mas Surya harus membersihkan gubuk tersebut terlebih dahulu. Setelah selesai berbenah, beliau merapihkan jeruknya juga dan beliau akhirnya melaksanakan shalat Isya. Beliau pun di tengah-tengah do'anya masih sempat bersyukur kepada Allah, karena beliau diberikan kesempatan untuk merasakan hal yang tidak dapat dirasakan oleh mayoritas pelajar pada umurnya.

Sesaat sebelum tidur disitu, gubuk itu didatangi oleh preman bermotor. Awalnya preman itu meminta uang jaga, namun setelah melihat keadaan dan kondisi Mas Surya, ternyata preman itu dengan ikhlas membantu Mas Surya untuk menjaga buah jeruknya sementara Mas Surya beristirahat. Hingga akhirnya hari esok pun tiba dan Mas Surya berangkat ke Riau dengan bus dan mendapatkan keuntungan sebesar 500ribu dari hasil penjualan jeruk-jeruk itu.

Hal yang paling tragis lainnya adalah ketika Mas Surya baru saja selesai UN SMA. Hari Kamis itu mungkin jika anda yang mengalaminya, bisa saja anda jatuh gil dan hilang akal. Bagaimana tidak? Sesaat setelah selesai mengerjakan UN dan keluar kelas, beliau mendapatkan telepon dari pamannya. Pamannya mengatakan ini itu yang tidak jelas sehingga Mas Surya pun naik emosinya. Namun, tiba-tiba saja terdengar suara ayahnya dari telepon itu dan berkata, "Surya, sudah selesai ujiannya? Disini tidak terjadi apa-apa, tenang saja." Langsung saja, Mas Surya bertanya "Apa yang terjadi ayah? Cepat ceritakan! Paman dari tadi berkata hal yang tidak jelas.". Dan ayahnya pun berkata "Rumah kita kebakaran nak". "Loh? Terus, ayah tidak apa-apa? Bagaimana dengan keluarga? adik tidak apa-apa? ibu bagaimana?". "Tenang saja Sur, semuanya tidak apa-apa. Semuanya juga telah habis terbakar. Tenang saja ya, ini sudah biasa".

Lihat di bagian itu!
Ayah beliau masih dapat mengatakan hal seperti itu!
Bagaimana bila anda yang mengalaminya? Naudzubillah...

Tapi, itu lah hidup..

Pesan yang paling mengena dari Mas Surya adalah



 "Jangan pernah melupakan Allah sebagai satu-satunya tempat kita bergantung dan berharap."
"Jangan meninggalkan sedekah"
"Jika anda fokus dengan tujuan anda, anda tidak akan menghiraukan tantangan dan hambatan yang ada di depan anda."
"Marilah mulai hargai diri kita sendiri. Dengan begitu, orang lain akan menghargai kita."
"Hubungan silaturahim adalah salah satu jalan rezeki dari Allah."


Lalu, materi selanjutnya adalah materi dari Mas Arif Dahsyat, akan saya bahas di postingan saya yang selanjutnya yaa


-Muhammad Nicova Kresnada Kamil Putra S.Pi ., S.Pro

Sunday 22 July 2012

Apa lagi yang dapat kita perbuat?
Ketika langit pun hanya termenung kelam menatap kita

Apa lagi yang dapat kita perbuat?
Bahkan ombak pun enggan membasuh jiwa kita

Apa lagi yang dapat kita perbuat?
Ketika bulan pun pergi bersembunyi dibalik peraduannya

Setidaknya masih ada mentari pagi yang menyambutku
Ya, dia berdiri tegak di hadapanku

Menyinari jalanku dan menguatkanku
Hingga membuat semua yang memalingkan wajahnya dariku berbalik menantiku

Jangan kau biarkan dunia memakan jiwa mu
Api yang kau simpan, jauh lebih kuat dari apapun

Saturday 21 July 2012

Apa yang salah?

Apa yang salah?
Kita diam
Dan telah kita biarkan angin menerbangkan segalanya

Apa yang salah?
Kita tak bicara
Dan telah kita biarkan waktu melepasnya

Apa yang salah?
Kita tak sapa
Dan telah kita biarkan suara bersembunyi di balik relung kesunyian

Apa yang salah?
Kini, air perak yang kau simpan rapat dalam cawan kerahasiaan telah kau berikan sebagian
Mengapa tidak kepadaku?

Apa yang kau inginkan?
Tak bisakah kau tuliskan dalam kata?
Walaupun sebenarnya aku berharap suaramu yang menyampaikannya...

Friday 20 July 2012

Peran mahasiswa sebagai agen perubahan

Ngebahas sedikit aja biar nanti bisa dikembangkan lagi bagi yang punya pendapat lain.

Terkait judul diatas, sebenarnya itu tugas adik kelas -___- hahaha, tapi gapapa lah, mayan buat nulis-nulis lagi, hehe

Terkait dengan peran mahasiswa sebagai agen perubahan, jika membandingkannya dengan keadaan saat ini sebenarnya akan ada perbedaan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan para leluhur aktifis mahasiswa masa lalu.

Sebagai contoh :

Kenapa dulu mahasiswa disebut sebagai penyambung lidah rakyat?
Ya karena mahasiswanya sendiri sudah merakyat dengan keadaan yang kemana-mana naik angkutan umum dan mereka terbiasa untuk peka, terbiasa untuk mendengar keluhan dan canda tawa serta curhatan masyarakat hanya dengan menguping saja selama perjalanan mereka.

Tapi bagaimana dengan sekarang?

Ketika perjalanan menuju Vila Widuri untuk PKMF 2 beberapa waktu yang lalu, saya ditugaskan untuk mewawancarai masyarakat sekitar selama perjalanan untuk dimintai pendapat tentang peran seorang mahasiswa.

Well, hasilnya adalah, beliau (bapak-bapak yang saya wawancarai di stasiun manggarai) mengatakan bahwa amat disayangkan karena mahasiswa saat ini cuma sibuk ngurusin politik saja dan sudah jarang terdengar membela rakyat. Mahasiswa cuma mau ngurusin masalah yang besar-besar saja seakan-akan mereka mau nyari popularitas saja dengan kelakuannya yang seperti saat ini. Padahal kita ini mas sebagai rakyat kecil yang memang kurang paham dengan kondisi sekarang, sangat membutuhkan mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi kami mas. Bukan cuma masalah-masalah besar saja, tapi yang ada di sekitar kita tolong ya diperhatikan dan dibela juga.

Suer, itu rekamannya masih gue simpen di hape sampai sekarang.


Back to the topic.

Sebagai seorang mahasiswa, perannya untuk melakukan perubahan sebnarnya amat sangat besar dengan daya ledak yang "DUAR" sekali! Tapi lihat mereka sekarang! Orientasinya bekerja dan bekerja! Well, emang ga salah sih... Tapi lihat apa jadinya mereka sekarang? Menurut hemat saya, mahasiswa saat ini sudah melempem ibarat kata kue udah gembos, udah ga bisa dibalikin lagi kecuali sebab-sebab tertentu yang benar-benar urgent kayak perang misalnya.

Nantinya, pasti akan sering terngiang-ngiang teori tentang mahasiswa yang berfungsi sebagai iron stock dan lain sebagainya.

BUT THAT'S ALL JUST A THEORY


Udah ya, dikembangin lagi sendiri saja, oke? Jangan ditelan mentah-mentah, nanti mual, hehehe

Friday 13 July 2012


Satu tahun telah berlalu...
Dibalik sajak malam yang pernah kutuliskan
Kini tak ada lagi kata yang dapat tertuang di dalam baris syair

Seorang penyair yang kehabisan kata-kata...
Mungkin itu adalah ekspresi yang tepat untuk menggambarkan keadaanku...
Ia hidup, namun hatinya mati...

Satu tahun telah berlalu...
Pasangan hati dalam setiap kata yang tercipta
Kini hilang di telan waktu...


Kini aku adalah seorang pengembara di balik keramaian tumbuhan
Di dalam perjalanannya yang dahulu hanya seorang diri
Kukatakan pada telaga di tengah kuil Dewa
Berikan aku seorang teman karena aku telah kehilangan segalanya...

Keheningan melanda di seluruh ruangan di dalam kuil tersebut...
Tidak ada perubahan...
Pun tidak ada suara di antaranya..
Bodoh... Aku memiliki Tuhan, tetapi lebih memilih Dewa...

Aku mencari rumah Tuhan di tengah rapatnya hutan tropis...
Kutemukan ia indah menjulang dengan menaranya yang berkilau...
Selaksa oase di tengah gurun...
Ku basuh wajahku dengan air suci...

Dan kulakukan prosesi ritual tersebut...
Kukatakan hal yang sama kepada Tuhan seperti di kala itu...
Masih hening...
Hingga akhirnya, kuselesaikan ibadahku dan pergi keluar...

Kubuka pintu, lalu ku menoleh ke arah mimbar dan kukatakan "Terima kasih telah mendengarkanku, Tuhan..."
Kupalingkan wajahku menatap ke arah padang rumput
Dan wajah itu!
Seakan aku pernah bertemu dengannya di lain kehidupan...

Seorang wanita dengan wajah menawan...
Hidungnya yang indah
Bibirnya yang merah merona
Dan jarinya yang lentik...
Ia tertutup oleh jubah kemuliaan...
Tingginya sama seperti aku...
Dengan suaranya yang lembut menggoda
Seakan-akan telah lama menjadi bagian dari suaraku...

"Oh, hai..." sapa nya kaku...
Hening...
"Um, maaf, kau siapa?" Kukatakan hal itu dengan terbata-bata...
"Aku hanya sedang ingin berjalan-jalan saja sebelum akhirnya ingin beristirahat di dalam tempat kamu muncul di hadapanku..." Jawabnya halus...
"Oh ya? Oh, baiklah... Aku pun sudah selesai disini, selamat beristirahat."
"Tunggu dulu, kamu tampak lelah... Aku membawa sedikit bekal jika kau mau..."
Dan dia pun segera mengeluarkan bekalnya sebelum aku sempat menjawab...
"Makanlah ini." Ungkapnya seraya menyodorkan sepotong roti kepadaku...
"Aku sengaja membuatnya hari ini untuk kuberikan kepada seseorang yang mungkin penting bagiku. Sudah cukup lama aku melakukan ini namun mungkin aku belum menemukannya.. Makanlah." Ungkapnya riang..
"Oh ya? Um, baiklah.. Terima kasih banyak atas kebaikanmu." Balasku pelan..

Seusai makan, ia berkata
"Ia adalah sepuluh yang terbentuk dari dua angka. Jum'at adalah waktu kau menghadap Tuhan dan berkata bahwa kau tak sanggup untuk menemui dunia."
Aku terdiam... Dan aku coba melanjutkan kata-kata itu...
"Setelah sebelas kali kau mencoba untuk menolak ketetapan itu, akhirnya hatimu luluh. Sepuluh yang terbentuk dari dua angka kembali hadir di pangkuanmu. Dan pada hari ke sembilan puluh tiga, kau memasuki tubuh fana ini."

Ia tersenyum...
Aku bertanya-tanya di dalam hati...
"apakah aku salah?"

Ia menarik nafas perlahan dan berkata...
"Mulai saat ini, aku akan menjadi saudaramu..."
Dan senyumannya saat itu benar-benar membuatku tersipu malu...



Hari telah berganti dalam iringan kidung do'a hewan nokturnal...
Kata dengan kata yang dibalas dengan cinta di setiap tatapan
Telah mentautkan dua hati yang saling berdegup dalam setiap getarannya

Hingga akhirnya, aku dan kamu tak ada lagi yang menghalangi
Ketika tujuh cawan emas telah dihidangkan di hadapan kita berdua
Apakah kamu memikirkan hal yang sama?

Hingga kukatakan dalam hati, "Aku mencintaimu..."
Ia hanya terdiam dengan terus menatapku...
Tidak ada keberanian...

Dan dalam diam kuucapkan kata cinta
Untuk segala kerinduan yang selama ini hadir di setiap kekosongan waktu
Untuk segala kekhawatiran yang timbul di setiap kebimbangan waktu
Untuk segala rasa sayang yang tumbuh di setiap perkataan antara kita...

Ya, kukatakan sekali lagi bahwa aku mencintaimu tanpa terkecuali...
Bukan hanya dari diriku...
Namun juga dari dirimu dan ekspresi langit hatimu yang menunjukkannya padaku...
Mari kita tuangkan cinta ini ke dalam mangkuk keabadian dan izinkan aku menuangkannya ke dalam gelas kesetiaanmu...
Izinkan aku ada di setiap harimu, untuk senyummu dan marahmu...
izinkan aku, Kekasihku, Rahasia bagi duniaku...

review tentang UN

Waktu itu di giringaji pernah dibahas tentang penting / perlu ga sih UN itu diadakan?

Kalau dari segi hasil ujung diskusinya, kebanyakan sih ndak sependapat dengan keberadaan UN. Selain karena dinilai masih cacat dalam segi pelaksanaan teknisnya, juga karena ketidakadilan yang terjadi antara pemerintah dengan para tenaga pengajar dalam menentukan kriteria kemampuan anak didikannya.

Menilai dari sudut pandang saya sebagai calon guru, saya menilai UN itu sebagai suatu hal yang sangat tidak baik.
Karena disini, syarat dan standar ketentuan serta kriteria kelulusan itu ditentukan oleh pihak yang di atas sana. Sedangkan mereka tidak pernah terjun langsung ke lapangan untuk mengecek secara langsung tentang hal yang terjadi di bawah.

Dengan keadaan yang memaksa (harus lulus dengan kriteria sekian) serta tanpa adanya penjelasan tentang materi-materi / bagian-bagian mana saja dari semua sistem pelajaran itu yang diambil sebagai bahan UN, hal ini akan sangat memberatkan di siswanya karena mau tidak mau, mereka harus mempelajari seluruh materi ajar selama 3 tahun mereka berada di bangku sekolah baik SD, SMP maupun SMA agar berhasil mencapai titik kelulusan yang memuaskan.

Nah, masalah lainnya muncul dari hal ini, terkadang masyarakat men-generalisasikan keadaan peserta didik yang satu dengan yang lainnya. Seandainya ada peserta didik yang berhasil mendapatkan nilai yang sangat baik di UN, maka masyarakat akan mengandaikannya kepada anak mereka dengan berkata "Masa si A aja bisa kamu kok ndak bisa? Kan sama-sama makan nasi dll...".

Perlu untuk diketahui bahwa tipe dan gaya belajar tiap anak itu berbeda-beda. Tidak bisa semuanya dipaksakan untuk pintar hanya dari segi akademik saja seperti yang terjadi dari kegiatan UN tersebut.

Bahwa semua anak membawa bakat yang berbeda-beda, bisa saja dari segi akademisnya yang baik, atau mungkin dari segi artistik atau mungkin dari segi olah tubuh nya yang baik. Jarang sekali ada manusia yang bisa memaksimalkan semua potensi yang ada tersebut. Sudah menjadi fitrah dari manusia untuk menonjol di satu bidang yang paling dia gemari dan memang dia berbakat pula disitu dan hanya mengembangkan sedikit untuk hal yang tidak terlalu bisa dia atasi.

Dan balik lagi ke UN, jika melihat dari standar yang memang masih belum terlalu tinggi, tapi jika dibandingkan dengan keadaan fasilitas dan sarana prasarana pendidikan Indonesia yang masih minim, tentu saja hal itu pun akan membuat guru, murid dan orangtuanya akan kalang kabut untuk mencapai tujuan tersebut. Dan akhirnya, cara-cara untuk memenuhi kriteria kelulusan pun ditempuh dengan cara yang tidak halal.


Bagaimanapun jua, keberadaan UN ini masih cacat teknis dan juga masih butuh perehabilitasian sistem pengadaannya. Dan juga harus didukung dengan aparat pelaksana yang disiplin serta taat pada petunjuk pelaksanaan.

Wednesday 4 July 2012

Langit malam kembali menyapu bersih pandangannya di atas permukan Bumi...
Cahaya bulan purnama mempercantik wajah malam kala itu...
Disertai dengan kidung do'a dari para makhluk di dalam selimut kegelapan...
Bumi bersenandung dan bermesraan dengan bintang dan aurora...

Malam kala itu sejuk seperti biasanya...
Lembut dan memanjakan siapapun yang berada di luar hangatnya gua kehidupan...

Terangnya sinar rembulan menunjukkan sesuatu kepada bidadari bermata jeli yang sedang bernyanyi riang...
Sesosok manusia dengan duduk memeluk kedua kakinya dan menundukkan kepalanya...
Sejenak, bidadari itu memperhatikan manusia yang duduk dengan memeluk kedua kakinya...
Ia adalah seorang laki-laki muda, tampak dari kulit tangannya yang belum memiliki lipatan...

Bidadari itu menyapa "Wahai anak Adam... Apa yang kau lakukan saat ini? Mengapa kau menundukkan kepalamu di tengah riangnya malam dengan kidung do'a dari para manusia yang memahami hakikat Tuhan? Apakah kau bersedih? Apakah kau menangis?"...

Lelaki muda itu terkejut mendengar suara lembut yang tiba-tiba saja menghampiri dunianya yang sunyi...
Selama beberapa saat keheningan memeluk mereka berdua hingga akhirnya lelaki itu mengangkat kepalanya untuk menatap mata dia yang memasuki dunianya yang sunyi...
Matanya coklat terang, tidaklah biru ataupun hitam...
Seluruh tubuhnya tertutupi hijab yang semakin membuat bidadari itu nampak cantik jelita...

Sesaat ia terdiam...
Hingga akhirnya, lelaki itu membuang pandangannya ke tanah...
"A...aku hanya sedang ingin sendiri saja.... A...aku tidak sedang bersedih, hanya saja aku sedang mencoba memahami arti dari keberadaanku saat ini... Aku tidak menangis... Hanya saja air mata ini sudah melebih batas daya tampung dari mataku saja." ujarnya dengan wajah tersenyum di kalimat terakhir...

Bidadari itu tersenyum manis sekali...
"Baiklah kalau begitu, bolehkah aku duduk di sampingmu? Sepertinya menyendiri itu menyenangkan ya? Bolehkah aku mencobanya bersamamu?" tanya bidadari itu dengan nada lembut...

Lelaki itu tak menjawabnya langsung...
Ia terkejut dengan pertanyaan tersebut, hingga akhirnya ia berkata
"Baiklah, silahkan duduk di sampingku. Janganlah terlalu jauh dan juga janganlah terlalu dekat denganku agar sejuknya malam ini dapat lebih berwarna dengan kehangatan di antara kita.."

"Baiklah!" Serunya riang...

Dan malam itu pun kembali berjalan dengan kesunyian di antara keduanya yang bersama merebahkan tubuh mereka ke dalam pelukan Bumi sembari menatap sandiwara langit...

Tak lama kemudian, bidadari itu akhirnya mengeluarkan suaranya kembali...
"Bolehkah aku bertanya kepadamu, hai anak Adam?"

"Ya, silahkan."

"Mengapa engkau memilih berada di dalam kesendirian? Bukankah manusia jumlahnya amat banyak hingga para binatang banyak yang mengeluh tentang keberadaan kalian yang terlalu memadati Bumi?"

"Untuk kau ketahui, sesungguhnya aku dahulu adalah orang yang tidak menyukai kesendirian. Aku pernah menjadi pemimpin bagi beberapa kaum. Dan di setiap kaum tersebut, hatiku akan tertaut dengan salah seorang gadis di dalamnya. Namun mau bagaimanapun, aku sendiri bukanlah lelaki yang terlalu mudah jatuh cinta. Butuh waktu yang cukup lama bagiku untuk dapat mempercayakan hati ini kepada seorang gadis tersebut. Hingga pada suatu hari, aku memberanikan diriku untuk mengungkapkannya kepada salah seorang gadis di sebuah kaum. Tepatnya dua setengah tahun yang lalu itu terjadi... Dan belum lama ini, kami sudah tidak berkomunikasi lagi. Nampaknya kesalahan ada pada diriku. Aku terlalu banyak meminta dan mengoreksi dirinya. Tapi mau bagaimana lagi? Jika tidak kukatakan yang sesungguhnya, apakah aku tega melihat dia tidak dapat memperbaiki dirinya? Namun sepertinya semua sudah terlambat. Disinilah aku berhenti melangkah untuk mendekatinya kembali. Telah habis seluruh tenaga dan perbekalanku hingga darah dan nanah kehidupan pun telah ku reguk untuk menjadikannya langkah kaki untuk mendekatinya. Tulang belulang dari kerasnya zaman pun telah ku makan demi menemuinya dan menyampaikan sebuah kata. Namun ini sia-sia..."

"Lalu, bagaimana keadaan gadis itu saat ini? Apakah kau mengetahuinya?"

Dan lelaki itu menggelengkan kepalanya pelan...

"Lalu, apa yang ingin kau lakukan sekarang?"

"Entahlah, aku tidak tahu. Aku sangat tidak bersemangat untuk mengerjakan sesuatu saat ini..."

Bidadari itu berdiri dan ia mengulurkan tangan putihnya yang halus...
"Baiklah kalau begitu, mari, ikutlah denganku. Aku tidak ingin melihatmu disini sendirian dan tidak ada tujuan yang jelas. Aku ingin berjalan bersamamu. Aku ingin berbagi denganmu, karena matamu tidak berbohong ketika kau mengatakan semua itu. Kau terlalu menunjukkan dirimu seutuhnya, dan sebenarnya itu sangatlah baik daripada kau menggunakan tujuh topeng kehidupan. Ayo, sambutlah tanganku..." ujarnya sembari tersenyum dan kali ini, senyumnya begitu manis...


Dan begitulah malam itu berlalu...
Angin mengabarkan berita itu ke seantero dunia...
Tentang seorang pemuda yang pergi bersama seorang bidadari surga...
Tubuhnya tersenyum, sementara ruhnya bahagia disana...

Friday 22 June 2012

Ketika kau tenggelam didalam rasa bersalah
Apa lagi yang dapat kau perbuat?
Ketika akhirnya, dia yang begitu dekat pun menjauh

Ketika kau tenggelam didalam rasa bersalah
Siapa yang lebih merasakan sakitnya penderitaan?
Kecewa dan amarah, mereka yang merasakan

Ketika kau tenggelam didalam rasa bersalah
Seandainya itu aku
Apa yang akan kuperbuat?

Jika ada yang ingin mengakhiri nafas ini, mungkin itu lebih baik
Karena memang, semua ini berawal dari diriku
Semua yang takkan menjadi seperti sedia kala

Ini adalah yang terakhir...

Ini adalah yang terakhir
Mari kita sapa mereka dengan senyuman
Sebagai ungkapan dari sebuah salam perpisahan

Ini adalah yang terakhir
Mari kita tebarkan asa dengan keramah-tamahan
Sebagai ungkapan kasih sayang dari seorang yang terbuang

Ini adalah yang terakhir
Mari kita biarkan ia berbuat semaunya
Sebagai tanda bahwa kita tidak ingin bertengkar dengannya

Ini adalah yang terakhir...
Bantulah aku menghunjamkan belati ini ke dadaku...
Dengan menghilang selamanya, adakah yang akan mencarimu?

Dibalik tangga di antara dua rumah Tuhan...

Waktu itu telah berlalu begitu saja
Tak ada bekas dan tak ada sisa
Kenangan, kenangan dan kenangan
Hanya itu yang tertinggal dalam ingatan

Kala itu ada apa dengan kita?
Perlahan namun pasti, menusuk dan menjatuhkan
Bukan dengan benda dan kata
Namun hati di dalam tak ada yang bersuara

Dibalik setiap senyuman yang kau berikan
Apa maksudnya?
Semuanya abu-abu
Dan kitab yang kugunakan pun salah untuk menafsirkannya

Dibalik setiap tatapan mata yang kau berikan
Apa maksudnya?
Hanya dingin yang dapat kurasa
Dan lagi-lagi aku salah menafsirkannya

Dibalik tangga di antara dua rumah Tuhan...
Kita saling berpandangan dan melepaskan senyuman...
Kata dengan kata...
Mata dengan mata...

Dibalik tangga di antara dua rumah Tuhan
Kisah dari hal yang abadi pun dimulai
Hati ke hati
Namun cinta?

Thursday 21 June 2012

Dalam sebuah rumah Tuhan

Satu tahun telah berlalu...
Dibalik sajak malam yang pernah kutuliskan
Kini tak ada lagi kata yang dapat tertuang di dalam baris syair

Seorang penyair yang kehabisan kata-kata...
Mungkin itu adalah ekspresi yang tepat untuk menggambarkan keadaanku...
Ia hidup, namun hatinya mati...

Satu tahun telah berlalu...
Pasangan hati dalam setiap kata yang tercipta
Kini hilang di telan waktu...


Kini aku adalah seorang pengembara di balik keramaian tumbuhan
Di dalam perjalanannya yang dahulu hanya seorang diri
Kukatakan pada telaga di tengah kuil Dewa
Berikan aku seorang teman karena aku telah kehilangan segalanya...

Keheningan melanda di seluruh ruangan di dalam kuil tersebut...
Tidak ada perubahan...
Pun tidak ada suara di antaranya..
Bodoh... Aku memiliki Tuhan, tetapi lebih memilih Dewa...

Aku mencari rumah Tuhan di tengah rapatnya hutan tropis...
Kutemukan ia indah menjulang dengan menaranya yang berkilau...
Selaksa oase di tengah gurun...
Ku basuh wajahku dengan air suci...

Dan kulakukan prosesi ritual tersebut...
Kukatakan hal yang sama kepada Tuhan seperti di kala itu...
Masih hening...
Hingga akhirnya, kuselesaikan ibadahku dan pergi keluar...

Kubuka pintu, lalu ku menoleh ke arah mimbar dan kukatakan "Terima kasih telah mendengarkanku, Tuhan..."
Kupalingkan wajahku menatap ke arah padang rumput
Dan wajah itu!
Seakan aku pernah bertemu dengannya di lain kehidupan...

Seorang wanita dengan wajah menawan...
Hidungnya yang indah
Bibirnya yang merah merona
Dan jarinya yang lentik...
Ia tertutup oleh jubah kemuliaan...
Tingginya sama seperti aku...
Dengan suaranya yang lembut menggoda
Seakan-akan telah lama menjadi bagian dari suaraku...

"Oh, hai..." sapa ku kaku...
Hening...
"Um, maaf, kau siapa?" Kukatakan hal itu dengan terbata-bata...
"Aku hanya sedang ingin berjalan-jalan saja sebelum akhirnya ingin beristirahat di dalam tempat kamu muncul di hadapanku..." Jawabnya halus...
"Oh ya? Oh, baiklah... Aku pun sudah selesai disini, selamat beristirahat."
"Tunggu dulu, kamu tampak lelah... Aku membawa sedikit bekal jika kau mau..."
Dan dia pun segera mengeluarkan bekalnya sebelum aku sempat menjawab...
"Makanlah ini." Ungkapnya seraya menyodorkan sepotong roti kepadaku...
"Aku sengaja membuatnya hari ini untuk kuberikan kepada seseorang yang mungkin penting bagiku. Sudah cukup lama aku melakukan ini namun mungkin aku belum menemukannya.. Makanlah." Ungkapnya riang..
"Oh ya? Um, baiklah.. Terima kasih banyak atas kebaikanmu." Balasku pelan..

Seusai makan, ia berkata
"Ia adalah sepuluh yang terbentuk dari dua angka. Jum'at adalah waktu kau menghadap Tuhan dan berkata bahwa kau tak sanggup untuk menemui dunia."
Aku terdiam... Dan aku coba melanjutkan kata-kata itu...
"Setelah sebelas kali kau mencoba untuk menolak ketetapan itu, akhirnya hatimu luluh. Sepuluh yang terbentuk dari dua angka kembali hadir di pangkuanmu. Dan pada hari ke sembilan puluh tiga, kau memasuki tubuh fana ini."

Ia tersenyum...
Aku bertanya-tanya di dalam hati...
"apakah aku salah?"

Ia menarik nafas perlahan dan berkata...
"Mulai saat ini, aku akan menjadi saudaramu..."
Dan senyumannya saat itu benar-benar membuatku tersipu malu...

Friday 15 June 2012

Prostitusi = Konsumsi kaum urban?

Review diskusi "panas" kali ini dalam event "Giringaji".

Oke, tema yang dibahas tadi sebenanrnya adalah "Prostitusi = Konsumsi kaum urban?".

Apa itu prostitusi?
Segala bentuk hubungan kelamin yang disetai bayaran yang baik (uang).
Apa itu kaum urban?
Segala bentuk penduduk yang pindah ke kota dengan tujuan mengadu nasib dengan kemampuan yang minim.

Ini sebenarnya diskusi yang sangat baik sekali menurut saya, terutama yang menjadi dilema di dalamnya adalah ketika prostitusi ini perlu diLEGALkan atau tidak dengan patokan :
1. Dilegalkan dengan bentuk lokalisasi agar para PSK itu tidak kemana-mana selain di tempat itu dan juga diberikan pelayanan kesehatan juga agar kesehatan disana tetap terjaga dibandingkan keadaan para pekerja tersebut di tempat-tempat seperti di Prumpung atau di Taman Lawang dan lain sebagainya.
2. Tidak dilegalkan walaupun kelakuan seperti ini masih bertebaran di bawah sana.


Well, gue bahas dari pendapat yang muncul yak.

Sebenarnya hal ini bermula dari keadaan dimana para masyarakat di pedesaan yang tertarik untuk hidup di kota dengan segala kemajuan yang telah ditampakkan di dalam sebuah kota tertentu dengan tingkat pembangunan yang jauh lebih baik dari desa masyarakat tersebut.

Lalu dimana letak prostitusi nya?

Well, kebanyakan para kaum urban adalah kaum yang produktif dengan status sebagai pendatang (rumahnya bukan di kota dan mereka ke kota dengan tujuan tertentu tapi tidak menetap di dalam rumah pribadi.) yang berada di dalam usia produktif, yaitu sekitar usia 15-34 tahun. Masalahnya datang dari kaum urban yang telah memiliki keluarga. Karena ketika mereka pergi ke kota besar seperti di Jakarta, kebanyakan mereka datang sendirian tanpa didampingi istri dan keluarga kecil mereka. Dan kaum urban ini (terutama yang sudah menikah) yang telah terbiasa menyalurkan hasrat biologisnya melalui istri atau suaminya, maka mereka akan kehilangan tempat untuk menyalurkan kebutuhan biologis ini. Dan pilihan bagi mereka sebenarnya ada dua, yaitu "puasa" atau dengan "jajan".

Bagi mereka yang memang setia dan paham nilai penting dari sebuah pernikahan, mereka pasti akan memilih untuk puasa. Puasa dengan konteks minimal menahan kelaminnya menyentuh kelamin orang lain yang belum halal bagi dirinya. Dan kalau jajan, pasti paham kan ya? Ya gitu, nyewa PSK.

Oya, PSK sendiri bukan untuk wanita, tapi juga pria ya.

Kalau dari pendapat yang muncul tadi, kebanyakan sebenarnya lebih memilih untuk tidak melegalkan prostitusi dengan alasan, ini aja kaga dilegalin aja udah merajalela, gimana kalo dilegalin? makin kacau deh.

Atau seperti ketika kita berkaca kepada binatang. Toh binatang aja marah pas pasangan mereka direbut oleh binatang lain. Masa manusia kaga ada nuraninya? Padahal manusia punya akal, tapi kelakuannya lebih arah dari binantan kalau memang prostitusi itu dilegalkan.

Atau ketika kita berbicara seakan-akan kita menjadi orang tua. Orang tua mana yang tega membiarkan anak nya menjadi alat bantu kepuasan para hidung belang (baik laki-laki maupun perempuan)?

Atau ketika kita berbicara dari segi kesehatan yang akan berdampak jauh lebih buruk karena berganti-ganti pasangan daripada kepuasan dalam permainan selama 10-30 menit di ranjang tersebut.

Well, gue belum pernah nyobain, tapi kalau dari buku teks tentang anatomi tubuh atau tentang kesehatan reproduksi, secara normalnya manusia memang hanya menghabiskan waktu 10-30 menit untuk ritual tersebut. Yang bisa lebih lama, berarti pintar pemanasannya, hehe

Oke, balik lagi ke topik.

Lalu, ada salah seorang peserta diskusi yang lebih memilih untuk melegalkan prostitusi agar prostitusi itu hanya di tempat tertentu saja dan lebih menunjukkan warna bahwa kita (masyarakat) memang berbeda-beda tapi tetap satu.


Oke, langsung ke pendapat gue, karena kata Bang Advent bebas saja kita menuliskan pendapat kita.

Gue lebih senang mengatakan bahwa mereka yang setuju agar prostitusi itu dilegalkan...um, kurang bisa menempatkan pemikirannya dengan sistem norma yang berlaku.
Mengapa?
Secara tatanan agama, kita sudah diperkenalkan dengan sistem pernikahan. Karena sebenarnya, inti dari pernikahan adalah menghalalkan apa yang sebelumnya haram.

Dan kalau dibahas dari segi negatif dari prostitusi sendiri seandainya dilegalkan, mari kita bahas satu persatu.

- Dari segi kesehatan, ketika seorang PSK sudah terinfeksi oleh penyakit menular seksual, yasudah. Mereka sudah seperti barang rongsokan yang sudah tidak berguna dan buat saya pribadi, mereka sudah lebih baik dihapuskan dari muka bumi saja saking tidak berguna nya dan justru membawa bahaya bagi orang lain yang masih steril dari penyakit menular seksual (PMS). Mau diberikan pelayanan kesehatan kayak gimana lagi coba kalau udah kayak gitu?

- Dari segi moral, ya itu tadi pendapat gue. Mana ada sih orang tua yang benar-benar tega nyuruh anak (perempuan terutama) menjadi alat kepuasan para lelaki hidung belang? Belum lagi kalau ternyata hamil, siapa yang mau tanggung jawab? Apakah ada jaminan bahwa anak itu bebas dari penyakit genetik akibat rahim yang seharusnya suci seakan-akan menjadi tempat sampah sperma dari para lelaki hidung belang?

-Dari segi ekonomi, memang benar bahwa disini para pelakunya lebih mudaj mendapatkan uang, apalagi tanpa perlu embel-embel gelar pendidikan dan lain sebagainya. Tetapi bagaimana dengan masalah biaya pengobatannya kalau sudah sakit? Mana yang jauh lebih besar pengeluarannya?

-Dari segi agama, kita sudah mengenal masalah poligami. Mungkin disini kalau misalnya pekerja itu pria, sistem poligami bisa saja menjadi jalan keluar (dengan persetujuan dari istri pertama juga). Tapi kalau misalnya pekerja ini adalah wanita, tidak ada pilihan lain selain wanita ini pulang ke rumah dan lakukanlah apa yang harusnya dilakukan bagi mereka yang sudah sama-sama halal.

Maaf bahasa nya agak kasar, saya gasuka apa yang salah dibungkus dengan konteks seakan-akan itu sebuah kebenaran.

Monday 11 June 2012

Maroon5 -Payphone-

www.youtube.com/watch?v=5FlQSQuv_mg


I’m at a payphone trying to call home
All of my change I spent on you
Where have the times gone, baby it’s all wrong
Where are the plans we made for two?
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Yeah, I, I know it’s hard to remember,
The people we used to be…
It’s even harder to picture,
That you’re not here next to me.

You say it’s too late to make it,
But is it too late to try?
And in our time that you wasted
All of our bridges burned down

I’ve wasted my nights,
You turned out the lights
Now I’m paralyzed,
Still stuck in that time,
When we called it love,
But even the sun sets in paradise

I’m at a payphone trying to call home
All of my change I spent on you
Where have the times gone, baby it’s all wrong
Where are the plans we made for two?

If happy ever after did exist,
I would still be holding you like this
All those fairy tales are full of shit
One more fucking love song, I’ll be sick.

Oh, you turned your back on tomorrow
‘Cause you forgot yesterday.
I gave you my love to borrow,
But you just gave it away.

You can’t expect me to be fine,
I don’t expect you to care
I know I’ve said it before,
But all of our bridges burned down

I’ve wasted my nights,
You turned out the lights
Now I’m paralyzed,
Still stuck in that time,
When we called it love,
But even the sun sets in paradise

I’m at a payphone trying to call home
All of my change I spent on you
Where have the times gone, baby it’s all wrong
Where are the plans we made for two?

If happy ever after did exist,
I would still be holding you like this
All those fairy tales are full of shit
One more fucking love song, I’ll be sick.

Now I’m at a payphone

Man, fuck that shit
I’ll be out spending all this money
While you’re sitting round wondering
Why it wasn’t you who came up from nothing,
Made it from the bottom
Now when you see me I’m stunning,
And all of my cars start with a push of a button

Telling me the chances I blew up
Or whatever you call it,
Switch the number to my phone
So you never could call it,
Don’t need my name on my show,
You can tell it I’m ballin.

Swish, what a shame could have got picked
Had a really good game but you missed your last shot
So you talk about who you see at the top
Or what you could have saw but sad to say it’s over for.
Phantom pulled up valet open doors
Wiz like go away, got what you was looking for
Now it’s me who they want, so you can go and take
That little piece of shit with you.

I’m at a payphone trying to call home
All of my change I spent on you
Where have the times gone, baby it’s all wrong
Where are the plans we made for two?

If happy ever after did exist,
I would still be holding you like this
All those fairy tales are full of shit
One more fucking love song, I’ll be sick.

Now I’m at a payphone…

Thursday 7 June 2012

Korelasi gaya belanja dengan sifat individu

Yow, sekarang udah bulan Juni nih dan gue juga sudah memulai lembaran kehidupan gue yang baru :D
(Apakah itu??) Tinggal di asrama.
Yah, seru dana asik juga ternyata ^^

Tapi postingan kali ini sebenarnya hanya ingin membahas korelasi antara kelakuan saat belanja dengan sifat mendasar dari dalam diri manusia.

Well, kedengerannya ga penting, tapi ini berdasarkan pengalaman gue sih..

Jadi, beberapa hari yang lalu, gue disuruh sama ibu untuk membeli sebuah celana bahan untuk diri gue sendiri dan gue juga disuruh oleh ibu untuk mencari yang harga maksimalnya 150ribu.
Okelah, pulang kuliah gue langsung cau ke Arion.
Ketika masuk ke departemen storenya, gue nanya kan "Mbak, yang bagian celana bahan ada dimana ya?" | "Oh, di lantai atas mas." | "Oke, makasih ya mbak".

Dan gue akhirnya langsung naik ke lantai atas.
Sesampainya elevator berhenti disana, gue langsung melemparkan pandangan gue ke seluruh penjuru ruangan itu. Cukup lama gue melempar pandangan gue dan entah kenapa, mata gue langsung tertuju ke satu celana yang sedang bertumpuk.

Gue hampiri rak itu dan melihatnya. Gue sama sekali belum melihat harga dan gue langsung aja nanya ke mbak-mbak yang ada di dekat situ "Mbak, ini ada yang ukuran 33-34?". Mbak-mbak itupun langsung mencarinya sambil memberitahukan harga celana tersebut. Dan tahukah anda? Harganya pas 150ribu! 

Oke, gue fitting celana tersebut dan akhirnya setelah menemukan ukuran yang pas, gue langsung pergi membayar tanpa ada niat untuk melihat-lihat lagi ke celana yang lain.

Lalu apa hubunganyaaa??? -___-

Well, sepanjang sejarah perjalanan hati gue *aseeek*. Gue memang agak sulit untuk bisa jatuh cinta (dihubungkan dengan cukup lamanya gue melempar pandangan gue di cerita di atas.). Waktu yang paling cepat bagi gue untuk bisa menyukai seseorang itu kalau ga salah 3 bulan dan yang paling lama itu sampai 1 tahun -.- . Dan itu pun gue coba cari tau kondisi dan sikap orang tersebut selama itu. Dan selama beberapa kali gue menyukai seorang wanita, alhamdulillah kelakuan mereka ga ada yang sampai aneh-aneh.

Dan jujur saja, untuk yang dua kali pacaran itu, kepada keduanya gue selalu pernah mencoba mengajak mereka untuk bertemu dengan kedua orangtua saya. Tujuannya apa? Ya, minimal bisa direstui atau apalah. Tapi kedua-duanya dulu itu tidak pernah terwujud.

Dan saat ini, (ga saat ini juga sih, sebenarnya dari waktu SMA kelas 3.) gue juga sedang dalam kondisi menyukai seorang wanita.. Gue yakin dia adalah wanita yang baik-baik.. Dan sebelum snampaten dulu pun gue pernah ngirim sms ke dia untuk menanyakan kira-kira siap nikah kapan? -____- (Pertanyaan yang konyol untuk ukuran anak yang baru lulus SMA...)

Yap, dan itu dihubungkan dengan masalah di atas adalah, bahwa satu hal yang harus dipahami. Cinta itu butuh saling memiliki. Munafik jika dikatakan "Cinta tidak harus memiliki" terutama cinta yang terjadi di antara dua insan lelaki dan wanita. Secara alami, cinta itu membutuhkan sentuhan. Ga percaya? Coba aja pasangan yang baru menikah disuruh pisah selama satu tahun. Pasti salah satunya akan menghampiri dengan sendirinya kepada pasangannya. Karena cinta itu kerinduan..
Dan agar halal, makanya kita harus bayar (untuk celana tadi) atau nikah (untuk kasus manusia).

Dan kesimpulannya adalah, gue tipe orang yang tidak mudah jatuh cinta dan sekalinya jatuh cinta, gue butuh untuk langsung diikat dalam ikatan yang halal dan suci..

Yah, mungkin itu..
Sekian

Wednesday 30 May 2012

Hilang

Aku yang terbangun setelah bumi melelapkanku
Entah telah berapa lama sudah aku tepejam dibuai bunga malam
Dan kini kumulai sebuah langkah panjang dalam nafas yang baru
Kuperhatikan sekelilingku dan kupahami bahwa ada hal yang harus kuketahui
Hingga hari berganti hari dan tahun berganti tahun
Aku merasakan ada dua jiwa dalam satu tubuh
Dengan resesif di salah satunya, aku terselamatkan dari kobaran api hitam

Lalu aku berjalan menuju sebuah peradaban yang terkenal akan kemajuannya
Perlahan kujejakkan kaki disana dan aku mendapatkan api suci
Aku tidak tahu apa-apa, namun api suci ini terus menerus membumihanguskan cinta dan kasih sayang
Hingga kuketahui bahwa ada satu manusia lain yang mendapatkan api suci ini
Api yang diambil dari lilin suci Babilon
Api yang diambil dari kuil suci Amun-Ra
Api keabadian...

Dengan api ini, aku bisa saja memasuki seluruh pelosok bumi
Namun ada beberapa hal yang tidak dapat kupahami tentang api ini
Perlahan namun pasti, ia membakar inangnya...

Lalu aku menoleh ke samping, melihat wajah bidadari penerima api ini tersenyum
Tidak ada gurat kesedihan tergambarkan di pipi merahnya yang merona
Atau mungkin garis di matanya yang sebening intan permata
Atau mungkin lekukan di sekitar bibirnya yang merah seperti delima
Tidak ada...

Aku memperhatikannya lama dan ia tersenyum padaku
Aku takut walaupun ketentraman menyelimuti daging yang membungkus ruh ku ini
Namun tetap saja aku berlari menjauh menuju sebatang pohon kurma Baisan...

Aku tertidur di bawah pohon tersebut dan kulihat bunga mimpiku...
Kini semuanya dapat kukaitkan walau samar kulihat ada kejanggalan

Aku teringat di alam kehidupanku 3.000 tahun yang lalu
Aku pun mendapatkan api yang sama kala itu bersama seorang bidadari pula di sampingku
Ya, perlahan namun pasti, akhirnya api ini membimbing kami menuju sebuah kuil para penyembah berhala...
Kami menyaksikan penyiksaan di dalamnya, dan kami memutuskan untuk berpisah setelah akhirnya api itu padam...
Ya, kala itu kami mendapatkan api yang hanya berumur 1.000 tahun lamanya...

Namun, api itu ternyata meninggalkan api lainnya di tempat yang berbeda, di salah satu bagian tubuhku...
Api yang penuh dengan keagungan
Api yang mendasari penciptaan
Api yang menyatukan tanah liat dengan bagian tubuhnya
Api yang menjadikannya abu
Dialah api cinta yang selama ini tersimpan erat di dalam kuil Para Kekasih

Namun kini, jarak menjauhkan kami, para pecinta yang pernah beribadah dalam kuil Para Kekasih
Diamnya kami layaknya mayat yang tak lagi berkuasa atas dirinya
Dan api cinta itu pun perlahan mulai redup...

Sangat disayangkan, ketika akhirnya rasa sakit ini menyadarkanku akan kehadiranmu selama ini
Tidak ada yang dapat menggantikannya dalam ruang hampa di sudut bumi, melainkan perasaan untuk dekat dengan kematian...

Dan dalam hembusan terakhir nafasku kali ini, aku sandingkan kedua wajah bidadari tersebut...
Dan salah satunya hilang...

Sunday 27 May 2012

Kalau kau "cinta" kepada seseorang...
Tak perlu kau kaitkan dengan berbagai pendekatan internal yang penuh basa-basi dan dibuat-buat. Apalagi berjuta kedok dakwah dan perjuangan semu yang jauh dari nilai ikhlas... 

Berbuatlah sesuatu yang bermanfaat, bernilai ibadah, penuh kepastian dan kejelasan, maka kesibukkanmu akan mendekatkan dirimu dengan seseorang yang kau cintai dan mencintaimu....


( diambil dari FB kak Bima Ariyo )

Sunday 20 May 2012

D'Masiv- Natural




Ku suka kamu apa adanya
Senatural mungkin aku lebih suka
Ku suka kamu begini saja
Bukan karena ada apa-apanya dari yang kau punya
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Aku hidup di dunia
Ingin tenang baik-baik saja
Bersamamu aku bisa melewati itu

Bukan aku yang mencarimu
Bukan kamu yang mencari aku
Cinta yang mempertemukan
Dua hati yang berbeda ini

Ku suka kamu apa adanya
Senatural mungkin aku lebih suka
Ku suka kamu begini saja
Bukan karena ada apa-apanya dari yang kau punya

Aku hidup di dunia
Ingin tenang baik-baik saja
Bersamamu aku bisa melewati itu, melewati itu

Bukan aku yang mencarimu
Bukan kamu yang mencari aku
Cinta yang mempertemukan
Dua hati yang berbeda ini

Cinta yang mempertemukan
Dua hati yang berbeda ini

Bukan aku yang mencarimu
Bukan kamu yang mencari aku
Cinta yang mempertemukan
Dua hati yang berbeda ini
Dua hati yang berbeda ini

Sunday 13 May 2012

Penyesalan

Aku tidak lagi menemukan kata yang pantas tuk dirangkai...
Dalam sepi yang kian akrab menemani...
Dengan jubah malam yang setia menggelayuti...
Selaksa seorang pengembara yang tersesat...

Dan bilamana angin malam lembut menjelajahi tubuhku...
Menembus tebalnya jubah malam yang gelap...
Memecah kesunyian di alam sadar...
Selaksa seseorang yang tak bertuan...

Dan ketika langit malam menyapa keberadaanku...
Apa yang sedang kau lakukan, hai manusia?
Maka aku akan terdiam dan tertunduk...
Karena aku tidak memiliki jawaban terbaik untuknya...

Dan ketika bintang menghampiriku dan berkata...
Apa yang sedang kau lakukan, hai manusia?
Maka aku akan terdiam dan tertunduk...
Malu, karena aku tidak memiliki jawaban terbaik untuknya...

Dan akhirnya, dingin semakin menjalar di tubuhku...
Kulihat temaram langit dini hari semakin merekah...
Kutatap langit dan ku tersenyum seraya menangis...
Waktuku telah habis, tetapi aku belum pantas untuk menghadap-Nya...

Friday 27 April 2012

Kecewa itu tanda cinta

“Orang-orang partai politik itu mudah kecewa. Begitu keinginannya
tidak terpenuhi, lalu keluar dari partainya dan membuat partai baru”,
kata seorang teman kuliah di Lemhannas berapi-api. Aku hanya
mengatakan, “Tergantung partainya, dan tergantung orangnya”. Dia terus
saja mengomel tentang jeleknya orang-orang parpol, dan jawabanku pun
tetap sama.


Ini soal perasaan kecewa. Sesungguhnyalah kecewa muncul
karena adanya harapan yang tidak kesampaian. Ada harapan yang ditanam,
dan ternyata tidak didapatkan dalam kenyataan. Inilah yang menyebabkan
muncul kekecewaan. Jarak yang terbentang antara harapan dengan
kenyataan itulah ukuran besarnya kekecewaan. Semakin lebar jarak yang
terbentang, semakin besar pula kekecewaan. Oleh karena itu, kecewa itu
ada di mana-mana, di lingkungan apa saja, di dunia mana saja, selalu
ada kecewa.


Mari kita mulai dari yang paling kecil dan sederhana.
Kadang kita kecewa dengan diri kita sendiri. “Mengapa saya tidak
begini, mengapa saya tidak begitu”, adalah contoh kekecewaan yang kita
alamatkan kepada keputusan kita sendiri yang telah terjadi. Kita
menyesal di kemudian hari.


Dalam kehidupan rumah tangga yang isinya hanya dua
orang saja, yaitu suami dan isteri, bisa muncul kekecewaan. Suami
kecewa kepada isteri, dan isteri kecewa kepada suami. Hidup berdua saja
bisa menimbulkan kecewa, apalagi kehidupan organisasi atau negara. Jika
di dalam rumah tangga mulai ada anak-anak, kekecewaan bisa bertambah
luas. Anak kecewa dengan sikap orang tuanya, dan orang tua kecewa
dengan kelakuan anaknya. Satu anak dengan anak lainnya juga bisa saling
kecewa mengecewakan.


Satu keluarga bisa kecewa atas perbuatan keluarga
lainnya dalam sebuah lingkungan tempat tinggal. Satu desa bisa kecewa
dengan desa lainnya dalam satu kecamatan. Indonesia sangat kecewa
dengan sikap Amerika yang arogan, kecewa dengan sikap Israel yang
merampas hak warga sipil Palestina secara semena-mena. Sebagaimana
Amerika kecewa dengan Indonesia karena kurang akomodatif dengan
kebijakan Amerika. Israel kecewa dengan Indonesia karena tidak mau
membuka hubungan diplomatik dengan Israel.


Jamaah sebuah masjid bisa kecewa dengan sikap imam
masjid, sebagaimana imam masjid bisa kecewa dengan kondisi jamaah.
Masyarakat gereja bisa kecewa terhadap pendeta sebagaimana pendeta bisa
kecewa terhadap keadaan jemaatnya. Suporter sepak bola sering kecewa
terhadap tim yang dibelanya, sebagaimana pemain sepak bola sering
kecewa kepada sikap para suporter.


TNI bisa kecewa terhadap kebijakan dan sikap Polri
sebagaimana Polri bisa kecewa terhadap TNI. Angkatan Darat bisa kecewa
terhadap Angkatan Laut dan Udara, sebagaimana Angkatan Laut bisa kecewa
terhadap Angkatan Darat dan Udara, atau Angkatan Udara kecewa terhadap
Angkatan Darat dan Angkatan Laut. Di Angkatan Darat, seorang komandan
bisa kecewa terhadap anak buahnya, sebagaimana anak buah bisa kecewa
kepada komandannya.


Sepanjang sejarah kemanusiaan paska masa kenabian,
tidak ada satupun organisasi yang tidak pernah mengecewakan anggotanya.
Semua organisasi, semua gerakan, semua harakah pernah mengecewakan
anggotanya. Selalu ada anggota organisasi atau anggota gerakan yang
kecewa dan terluka. Selalu.


Ini bukan soal benar atau salahnya kondisi tersebut.
Ini hanya potret sesungguhnya, begitulah kenyataan yang ada. Cobalah
sebut satu saja contoh organisasi, ormas, gerakan dakwah, instansi,
atau apapun. Pasti ada riwayat pernah ada anggota atau pengurus yang
kecewa. Kalau tidak ada yang pernah dikecewakan, berarti organisasi
tersebut belum pernah beraktiviktas nyata.


Bahkan organisasi yang dibuat dari kumpulan orang
kecewa, pasti pernah mengecewakan anggotanya pula. Misalnya sekelompok
orang kecewa dengan kebijakan organisasi A, lalu mereka menyingkir dan
berkumpul. Mereka bersepakat, “Kita berkumpul di sini karena
dikecewakan para pemimpin kita. Sekarang kita himpun potensi kita, dan
kita berjanji untuk tidak saling mengcewakan lagi. Jangan ada yang
dikecewakan disini”. Tatkala mereka sudah eksis sebagai organisasi,
maka pasti ada yang kecewa di antara mereka.


Mereka tidak tahu, bahwa kecewa itu tanda cinta. Kalau
tidak cinta, tidak mungkin kecewa. Karena cinta, maka muncullah
berbagai harapan kita. Setelah harapan tertanam, ternyata apa yang kita
lihat dan kita alami tidak seperti yang diharapkan. Maka muncullah
kecewa.


Mengapa beberapa orang parpol yang kecewa lalu membuat
parpol baru lagi ? Karena boleh menurut Undang-undang. Coba kalau
Undang-undang membolehkan membuat TNI baru, atau Polri baru, atau
Mahkamah Agung baru, atau DPR baru, pasti sudah banyak orang membuat
dari dulu. Banyak orang kecewa dengan TNI, banyak orang kecewa dengan
Polri, banyak orang kecewa dengan Mahkamah Agung, banyak orang kecewa
dengan DPR, banyak orang kecewa dengan Presiden dan Wakil Presiden,
banyak orang kecewa dengan Menteri, banyak orang kecewa dengan
Gubernur, Bupati, Walikota, Camat, Kepala Desa, Ketua RW atau Ketua RT.


Jadi, kecewa itu ada dimana-mana, karena cinta ada
dimana-mana, karena harapan ada dimana-mana. Namun muncul pertanyaan,
pantaskah kita tidak berani memiliki harapan karena takut dikecewakan ?
Jawabannya jelas, tidak pantas !


Karena harapan itulah yang membuat kita bersemangat,
karena harapan itulah yang membuat kita bekerja, karena harapan itulah
yang membuat kita selalu berusaha melakukan dan memberikan yang
terbaik, bahkan karena harapan itu pula yang membuat kita ada. Jangan
takut memiliki harapan masuk surga. Jangan takut memiliki harapan
Indonesia yang makmur dan sejahtera. Jangan takut memiliki harapan
Indonesia menjadi negara paling adil dan paling maju di seluruh dunia.


So, teruslah memiliki dan memupuk harapan. Teruslah bekerja, teruslah berkarya, hingga akhir usia. Jangan takut kecewa.

Pancoran Barat 30 Nopember 2010 (Cahyadi-takariawan)

Diambil dari : FB LDK Al-Hurriyyah IPB