Friday 6 May 2011

Pertentangan...

Sudahlah…
Kau hanya menyesali apa yang tak bisa kau hindari…
Ketidaktahuan menghilangkan segalanya...
Tak bisa kah kau berhenti mengatakan itu?

Bisakah kau memahami apa yang kurasakan kini?
Ya...Aku menyesal akan ketidaktahuanku dalam bertindak...
Tapi ibarat seorang pedagang yang telah mengalami jatuh bebas...
Aku tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama....

Haruskah seperti ini?
Tak adakah kekhawatiran di dalam lubuk hatimu?
Bilamana ia meninggalkanmu,bisakah kau meredakan terpaan badai “Kelemahan“?
Kau mengatakan bahwa ia adalah Bulan bagimu...

Siapa yang dapat mengetahui apa yang terkandung dalam hati manusia?
Hanya aku dan Tuhan ku yang menjaganya dan memupuknya dahulu kala...
Dan bilamana ia takkan lagi terlihat dalam setiap sapuan mataku...
Apa lagi yang dapat kuperbuat? Aku hanyalah seorang pecinta...

Tidak adakah kau memikirkan apa yang ia rasakan?
Jikalau ia pun ada merindukan bunga mekar di dalam hatimu itu...
Dan ia pun memiliki apa yang kau harapkan tuk berbunga disaatnya...
Masihkah kau melepaskan apa yang telah kau usahakan?

Wahai saudaraku di sisi kelemahanku...
Sekalipun yang kau katakan itu benar adanya,aku hanya bisa tersenyum...
Sebuah isyarat bahwa jiwaku dan jiwa pujaanku itu telah bertemu di dunia sana...
Kebahagiaan apa lagi yang dapat memenuhi relung hatiku bila itu terjadi?

Lalu,mengapa tidak kau lakukan apa yang kau harapkan dahulu kala?
Kau katakan dan ia pun mengatakan...
Dan tidak ada lagi batas antara dirimu dan dirinya...
Anggaplah cintamu telah berbalas madu...

Benar wahai saudaraku...Dahulu aku mengharapkan apa yang kau katakan...
Namun cinta tak hanya dalam jiwa...
Cinta butuh wadah dalam semangkuk emas murni…
Dan hanya dalam ikatan suci ia berada disana…

Sudahlah...
Kebahagiaan dan kenikmatan telah berada di hadapan matamu...
Genggamlah dan nikmatilah yang kau ingin nikmati...
Ikutlah denganku menuju dunia penuh kenikmatan semu...


Aku tegaskan untuk kekasihku yang aku cintai karena Allah...
Aku pernah salah dan pasti akan lagi melakukannya...sekalipun dalam konteks yang berbeda...
Selama aku dalam kebodohan yang menyelimuti anak Adam yang tak berilmu ini,maka maafkanlah aku dan bantulah aku...
Akan tetapi,manusia yang papa ini akan selalu berusaha tuk jadi yang terbaik bagimu...dan semoga kau pun memiliki apa yang kuinginkan...

Aku pun pernah menjadi seorang pecinta yang tersesat dalam pelukan angan-angan...
Dan apa pun itu,aku berterima kasih karenanya...
Setiap genggaman kebahagiaan yang dahulu kudapatkan maka akan kuusahakan tuk membalasnya kembali dengan kebahagiaan...
Dan apapun itu keburukan yang kuterima,aku sungguh bahagia karena saat ini aku tak lagi perlu melakukan apa yang telah terjadi...

Dan bisakah kau menerka-nerka apa yang kusembunyikan dalam hatiku ini?
Ilmu eksak hanya mengatakan bahwa hatiku hanyalah sebesar paha kambing di setiap perayaan Idul Adha...
Tahukah kamu bahwa untuk pertama kalinya,hatiku kurasakan meluap jauh keluar dari apa yang pernah kumiliki...
Dan palung lautan yang terdalam di Bumi pun telah dilangkahi oleh hatiku dengan begitu mudahnya...hanya karena cintaku kepadamu...

Dan jikalau memang benar jiwaku dan jiwamu telah bersatu di alam ruhaniah...
Wadah dalam raga untuk perwujudannya adalah sesuatu yang lain dan sebuah keharusan dalam ikatan yang jauh lebih mulia dari apapun...
Aku hanya bisa menatapmu jauh saat ini...
Cinta yang seperti apa lagi yang dapat memenuhi hatiku bila aku telah merasa tak berdaya tanpa cintamu? Sekalipun aku tersesat dalam bayangan...

Hadapkan aku dalam suatu arahan cinta yang membahana di setiap hati para pecinta...
Ikatan nan suci dalam wadah emas murni adalah petunjuk mulia demi kehormatanmu dan penyatuan raga demi melengkapi gejolak cinta…
Biarlah kini aku lemah…aku jatuh…dan aku berdiri dengan separuh dari jiwa yang tersisa…
Inilah yang ada dan dapat kulakukan untuk menempa diriku untuk layak berada disisimu dalam suasana apapun dan dalam keadaan apapun...

Dan lepaskanlah aku dalam kabut pagi yang esok kan menyambutmu...
Karena tidak ada cinta yang menyiksa hati sang pecinta...
Dan aku hanya tak ingin ada beban menggantung di pundak lembutmu akibat cintaku padamu…
Karenanya lah aku memilih tuk melepaskan jejakku dan menyerahkan diriku sepenuhnya pada Sang-Pencipta Kejadian di muka Bumi…


Jika mungkin dalam hatimu rindu akan hawa kehadiranku yang kian pudar…
Aku tak memberatkanmu dengan janji seperti yang (laki-laki) lain banyak katakan dan mungkin seperti (laki-laki) lainnya yang khilaf...
Sekiranya kau dapat menemukan yang dapat menggantikan aroma cintaku selama ini...ikutilah yang hatimu katakan...
Selama wajah lembutmu tetap terhiasi akan senyuman yang tak ada makhluk lain yang mampu mengalahkannya,aku hanya mampu melantunkan bait-bait penuh harapan dan penuh kebaikan bagimu kepada Tuhanku...Ia Maha Tahu...