Thursday 7 April 2011

Matahari dan Rembulan

Pagi hari.
Sang-Fajar mengintip bumi yang sedang menggeliat hidup kembali. Lalu ia berkata dalam hati "Apakah kali ini aku akan melihat Sang-Rembulan?". Namun pujaan hatinya kini sedang beranjak pergi. Kini,senyuman manusia serta geliat dunia yang sedang mengumpulkan ruhnya yang menghiburnya.

Siang hari.
Kini Sang-Fajar adalah Matahari. Manusia mengeluhkan teriknya suasana hati Sang-Mentari yang kian lama terus menerus menumpahkan kekesalannya selama ia berjalan. Segumpal awan putih nan teduh menghampiri manusia-manusia tersebut. Lalu,ia berkata kepada Sang-Mentari "Aku Aakan menemanimu". Namun Sang-Fajar hanya tersenyum kecut seraya bergumam "Aku ingin Rembulan yang menemaniku..."

Sore hari.
Kini Sang-Mentari adalah lembayung senja. Ia pun telah mencapai puncak lelahnya. Dan pada akhirnya,ia menentukan pilihannya seraya berkata "Kebahagiaannya bukanlah padaku... Melainkan pada apa yang ia cintai dan itupun mencintainya pula. Biarlah kini kutinggalkan jejal cintaku dalam selimut malam yang pekat agar hanya mereka yang mau mempergunakan akal mereka lah yang dapat mengambil hikmahnya...Selamat tinggal..." ucapnya lirih.

Malam hari.
Ketika masanya telah tiba,Sang-Lembayung Senja pun beranjak pergi menuju peraduannya. Di detik terakhir sebelum ia menghilang...Sang-Rembulan mulai menampakkan dirinya.

Setelah mengikrarkan janjinya,ia sangat enggan untuk menoleh sesaat saja demi menatap wajah yang ia cintai. Namun,nyanyian lembut Sang-Rembulan yang mulai mengantarkan makhluk-makhluk untuk pergi menuju alam mimpi membuatnya berhenti. Badai menghantam pendiriannya... "Bukankah aku telah berjanji untuk meninggalkannya? Bukankah aku tak lagi bisa tuk mewarnainya?" ucapnya ketir...

Sayup-sayup,ia mendengar namanya melayang di udara. "Tidak mungkin..." ucapnya. Dan ketika ia menoleh,ia melihat diri sang pujaannya. Kini ia telah mekar layaknya mawar putih yang tersenyum mesra dibalik tangkainya yang tajam. Ia melayangkan senyum terindahnya seperti wijaya kusuma yang memilih untuk melayangkan senyumnya kepada mereka yang berniat dan tetap.

Seperti terlepasnya ruh dari tubuh lemahnya,ia membeku... Tiada kata yang dapat ia ucapkan selain terdiam dan terpana.... "Mengapa aku melanggar janjiku sendiri?" gumamnya dalam hati.

Tanpa kata yang pasti ia pun pergi meninggalkan Sang-Rembulan di belakangnya... Sesulit apapun keadaannya,ia tidak ingin yang ia cintai merasa terbebani dengan belenggu rantai yang bernama persahabatan dalam cinta. Persahabatan memang berarti terjatuh dan bangkit dalam segala kebersamaan,namun tidak semua hal yang harus diketahui perlu diberitahukan. Tidak semua kebersamaan selalu bersama.

Setelah akhirnya cahaya yang ia miliki meredupkan dunia,kini Sang-Matahari berkata "Aku akan mencintaimu selama itu digariskan dalam ketetapan yang nyata...Aku pergi untuk mempelajari keikhlasan dan aku pergi bukan berarti aku membencimu...Ketahuilah bahwa degup di hati ini lebih kencang daripada berlarinya para kuda perang yang melaju di medan perang....Dirimu..sungguh suatu anugrah terindah yang pernah kulihat dalam hidupku hingga detik ini. Engkau mengajarkanku banyak hal,dan satu-satunya hal yang paling membekas dalam benakku adalah 'Jangan khawatir'. Seandainya kita memang akan bertemu nanti,biarlah akhir dari dunia yang membawa kita dan mengabadikan kita di akhirat kelak...Biarlah manusia mempelajari kisah cinta kita dan selamanya..."

Dan setelah gelap sempurna dunia,mereka terpisahkan kembali oleh rantai takdir Kehidupan yang membawa mereka ke tempat asal mereka...

( Tribute to Khalil Gibran.)

I made this dramatical poetry after I read his masterpiece named "Madame Rose Hanie".Really,I don't want to be some kind of "beggard of love" (halaaah,pengemis cinta) hahaha. Let love find its way to the one you really loved to. I don't want to do the same mistake like Rashid Bei Namaan did. I do love you,but I don't want to make you feel like a prisoner when I love you. Because if I make you feel like that,you'll be my Madame Rose Hanie too and I'll be Rashid Bei Namaan.

Maybe you are right.. I just have to try to "not worried" about this thing. If it has got outlined in Lauh Mahfudz,then we will be meet again someday :D

I'm not saying good bye to you,okay?
I just say "See you next time" :D

Pengakuan

Sang-Rembulan...
Tersenyumlah...
Langit lebih menantikanmu daripada manusia.
Semangatmu ditunggu oleh Bumi daripada manusia.
Dan setiap jejakmu lebih dinanti malaikat waktu daripada manusia.
Amat sayang...
Aku manusia...