Saling
Menasihati
Pada suatu
hari di negeri para binatang ketika hari menjelang malam, para penduduk negeri
ini sedang bergegas menuju masjid untuk melakukan ibadah Maghrib. Tidak
terkecuali, semua pejantan datang menuju masjid, untuk menunaikan kewajiban
mereka kepada Sang Pencipta.
Di sela-sela
keramaian tersebut, terdapat dua ekor anak kambing anaknya pak Ustadz Mbing,
mereka berdua adalah si Putih dan si Hitam. Keduanya terlihat asik bercanda
satu sama lainnya dalam perjalanan menuju masjid. Di dalam diri mereka terdapat
semangat baru untuk menjadi insan yang lebih baik lagi setelah mendapatkan
nasihat dari ayahnya, Ustadz Mbing.
Sesampainya
ditempat wudhu, mereka memperhatikan sekeliling dan melihat ada seekor sapi
yang sudah cukup tua tampak salah dalam tata urutan berwudhu. Putih melihat itu
dan berkata kepada kakaknya “Kak, kak, lihat pak sapi itu, urutan wudhunya
salah…” kata si Putih berbisik kepada kakaknya. Si Hitam pun menoleh dan
berkata “Wah, iya, benar juga.” Sahut si Hitam mengiyakan perkataan adiknya.
“Kak, kata ayah, kita itu harus bias saling menasihati jika kita melihat
kesalahan di depan mata kita kak. Ayo kita nasihati kakek sapi itu kak” seru si
Putih dengan semangat membara. Beberapa saat si Hitam terdiam, lalu berkata
“Adik, coba kamu lakukan wudhu tapi dengan cara yang salah juga” kata si Hitam.
Si Putih yang bingung, akhirnya menuruti perkataan kakaknya. Yang Putih tahu,
kakaknya memiliki rencana untuk menasihati kakek sapi tersebut.
Lalu, si
Putih pun memulai wudhunya yang salah. Baru urutan pertama, si Hitam langsung
berbicara dengan suara yang cukup keras namun tetap penuh kasih saying “Waduh
Putih, kamu salah urutannya. Yang pertama itu adalah membasuh kedua telapak
tanganmu dulu.” seru si Hitam kepada adiknya. Si Putih pun mengikuti perkataan
kakaknya dan begitu seterusnya hingga akhirnya wudhu mereka selesai.
Ketika wudhu
si Putih selesai, si Putih pun menengok ke tempat si kakek sapi berada dan
kakek sapi itu tersenyum kepada mereka berdua dan mereka pun membalas senyuman
kakek sapi kepada mereka.
Setelah
selesai shalat, si Putih bertanya kepada kakaknya “Kak, mengapa tadi kakak
menyuruh aku melakukan wudhu yang salah?” tanya si Putih dengan rasa penasaran.
Hitam pun berkata kepada adiknya “Adik, ingat pesan ayah? Jika dalam menasihati
pun kita juga harus memikirkan perasaan mereka yang kita nasihati. Kakak hanya
khawatir jika tadi kita langsung menegur kakek sapi, mungkin kakek sapi akan
merasa tersinggung karena dinasihati oleh anak kecil seperti kita.” jelas Hitam
kepada adiknya.
“Oh, begitu
ya kak. Oke kak, maaf ya kalau adik tadi terburu-buru ingin menasihati kakek
sapi, karena adik ingin menjalankan nasihat ayah dengan segera disaat ada
kesempatan” jelas Putih dengan semangat. “Iya adikku, tidak apa-apa. Ayo kita
pulang sekarang, ibu sudah menunggu kita di rumah” ajak Hitam kepada adiknya.
“Oke deeh kak” seru Putih mengikuti kakaknya yang bijak ini.
-Cerita ini berasal dari kisah Hasan dan Husein, anak dari Ali bin Abi Thalib, dimodifikasi seperlunya