Monday 16 March 2015

Menasihati

Saling Menasihati

Pada suatu hari di negeri para binatang ketika hari menjelang malam, para penduduk negeri ini sedang bergegas menuju masjid untuk melakukan ibadah Maghrib. Tidak terkecuali, semua pejantan datang menuju masjid, untuk menunaikan kewajiban mereka kepada Sang Pencipta.

Di sela-sela keramaian tersebut, terdapat dua ekor anak kambing anaknya pak Ustadz Mbing, mereka berdua adalah si Putih dan si Hitam. Keduanya terlihat asik bercanda satu sama lainnya dalam perjalanan menuju masjid. Di dalam diri mereka terdapat semangat baru untuk menjadi insan yang lebih baik lagi setelah mendapatkan nasihat dari ayahnya, Ustadz Mbing.

Sesampainya ditempat wudhu, mereka memperhatikan sekeliling dan melihat ada seekor sapi yang sudah cukup tua tampak salah dalam tata urutan berwudhu. Putih melihat itu dan berkata kepada kakaknya “Kak, kak, lihat pak sapi itu, urutan wudhunya salah…” kata si Putih berbisik kepada kakaknya. Si Hitam pun menoleh dan berkata “Wah, iya, benar juga.” Sahut si Hitam mengiyakan perkataan adiknya. “Kak, kata ayah, kita itu harus bias saling menasihati jika kita melihat kesalahan di depan mata kita kak. Ayo kita nasihati kakek sapi itu kak” seru si Putih dengan semangat membara. Beberapa saat si Hitam terdiam, lalu berkata “Adik, coba kamu lakukan wudhu tapi dengan cara yang salah juga” kata si Hitam. Si Putih yang bingung, akhirnya menuruti perkataan kakaknya. Yang Putih tahu, kakaknya memiliki rencana untuk menasihati kakek sapi tersebut.

Lalu, si Putih pun memulai wudhunya yang salah. Baru urutan pertama, si Hitam langsung berbicara dengan suara yang cukup keras namun tetap penuh kasih saying “Waduh Putih, kamu salah urutannya. Yang pertama itu adalah membasuh kedua telapak tanganmu dulu.” seru si Hitam kepada adiknya. Si Putih pun mengikuti perkataan kakaknya dan begitu seterusnya hingga akhirnya wudhu mereka selesai.

Ketika wudhu si Putih selesai, si Putih pun menengok ke tempat si kakek sapi berada dan kakek sapi itu tersenyum kepada mereka berdua dan mereka pun membalas senyuman kakek sapi kepada mereka.

Setelah selesai shalat, si Putih bertanya kepada kakaknya “Kak, mengapa tadi kakak menyuruh aku melakukan wudhu yang salah?” tanya si Putih dengan rasa penasaran. Hitam pun berkata kepada adiknya “Adik, ingat pesan ayah? Jika dalam menasihati pun kita juga harus memikirkan perasaan mereka yang kita nasihati. Kakak hanya khawatir jika tadi kita langsung menegur kakek sapi, mungkin kakek sapi akan merasa tersinggung karena dinasihati oleh anak kecil seperti kita.” jelas Hitam kepada adiknya.

“Oh, begitu ya kak. Oke kak, maaf ya kalau adik tadi terburu-buru ingin menasihati kakek sapi, karena adik ingin menjalankan nasihat ayah dengan segera disaat ada kesempatan” jelas Putih dengan semangat. “Iya adikku, tidak apa-apa. Ayo kita pulang sekarang, ibu sudah menunggu kita di rumah” ajak Hitam kepada adiknya. “Oke deeh kak” seru Putih mengikuti kakaknya yang bijak ini. 

-Cerita ini berasal dari kisah Hasan dan Husein, anak dari Ali bin Abi Thalib, dimodifikasi seperlunya