Aku hanya tetap melangkahkan kakiku dalam ketir dunia
Aku melangkahkannya demi keridha’an-Nya kepadaku
Dan kini aku terhenti dalam sebuah bahasa yang lelahkanku
Bahasa cinta-Nya yang agung telah menghentikanku
Dan kulepas pandangku padamu wahai purnamaku
Namun kau tak bergeming, terdiam dan membisu
Kuhargai pilihanmu menahannya untuk saat ini
Dan aku pun memeliharanya hingga kau kembali
Namun kini ku terdiam membisu di hadapan kenyataan
Bahwa ini semua telah ditentukan oleh-Nya
Mungkinkah ku harus melupakanmu,wahai dinda?
Yang telah memenuhi relung hati yang tlah lama sirna
Dan kini telah kuputuskan akan semua yang menghantuiku
Aku akan memberikan cintaku ini seutuh-utuhnya
Hanya untuk wanita yang ditakdirkan-Nya tuk slalu bersamaku
Yang kan mendampingi dan menjagaku slalu
Aku sangat mencintaimu wahai adinda purnama
Namun ini sungguh sangat mulia tuk kuungkapkan dengan kata
Hingga akhirnya aku hanya menyimpan ini jauh di lubuk hatiku
Kubiarkan ini terus tumbuh disaat ku menunggumu pulang