Thursday 5 June 2014

Pernah suatu hari aku terdiam merenung di sebuah padang rumput tempat dahulu aku biasa melukis langit...
Ada sebuah pertanyaan yang terus menggangguku hingga aku pun mulai mempertanyakan keberadaan diriku ini...
"Mengapa aku bisa berada di tempat ini, saat ini?"

Duhai dunia... kerumitan yang tersedia dalam dirimu dapat menutup mata seorang filsuf sekalipun...
Adakalanya engkau terlihat begitu indah...
Indah, yang sebenarnya menutupi darah-darah pengorbanan dan kerja keras...
Kontras, namun sepadan.
Begitulah yang mereka katakan tentang dunia ini...

Lalu aku pun bertanya kepada diriku sendiri...
"Apakah aku benar-benar menginginkan berada di tempat ini?"
Sulit untuk dijawab, karena aku pun tidak tahu bagaimana aku bisa tiba di dunia ini, dan apakah aku benar-benar pernah meminta untuk hadir di dunia ini...

Apakah aku telah kufur?
Apakah aku telah ingkar?
Ampuni hamba-Mu ini, Tuhan...
Siapakah aku?
Ingatan terakhirku berkata bahwa aku adalah seorang anak kecil yang sedang menempuh pendidikan formal paling awal di tanah kelahiranku...
Dan aku masih ingat, ketika ada sebuah keranjang besi besar yang menghantam kepala kecilku...
Lalu aku tumbuh dewasa hingga menjadi aku yang sekarang.

Siapakah aku?
Lingkunganku berkata bahwa aku adalah anak dari dua orang anak yang telah dewasa.
Mereka mendidikku dan menanamkan jalan hidup mereka ke dalam otak kecilku.
Dan inilah aku sekarang, bebas dengan kacamata kehidupan yang ia pilih sendiri.

Siapa dia?
Ya, dia, yang ada di dalam rekaman kenangan di atas kertas itu...
Tertawa bahagia dengan kedua orangtuaku...
Senyum manisnya yang terpasang jelas di wajah mungilnya itu...
Dan orangtuaku berkata, itu adalah aku...
Aku tidak ingat...