Tuesday 16 October 2012

Sudah cukup lama nampaknya tidak menulis sesuatu di tempat ini..
Yaa, memang masih tidak bisa percaya saja ada yang berubah dalam waktu sekejap.
Ketika dahulu, senyummu begitu mudah menjadi ingatan manisku.
Dan sapa lembut suaramu yang menyebut namaku di tempat itu.

Kupikir waktu itu tidak akan pernah berhenti.
Selamanya akan tetap dalam keceriaan yang kau ciptakan.
Bersama ku dan langkah kaki ku dan kaki mu.
Ingin ku genggam tanganmu dan...
Aku lebih memilih untuk menatap wajahmu dan tersenyum di kala itu.

Namun kini, aku masih tidak percaya.
Seakan bangun dari mimpi, aku melihat mu disana.
Masih tetap disana, namun dimana senyummu itu?
Masih tetap kah disana, bahasa hati yang pernah kita bangun itu?

Aku masih berusaha menjaga kepercayaan ini untukmu.
Kuanggap bahwa kau telah menemukan duniamu dan kau sedang sibuk disana...
Berharap akan ada hari dimana kau kembali menyapaku dengan senyum lembut di wajahmu...
Namun kini, adakah hal lain yang dapat mempertahankan keyakinanku terhadapmu?


Waktu terus berjalan, dan aku mencoba untuk sedikit mengurangi waktu ku untukmu.
Ya, untuk apa aku memikirkan dia yang belum tentu memikirkanku?
Amanah, amanah dan amanah...
Entah sedih atau senang, namun rasanya semua ini berat sekali di pundakku...

Mungkin aku yang terlalu egois.
Atau mungkin aku yang terlalu kekanak-kanakan.
Karena aku lebih memilih mati bagi kalian daripada melihat kalian pergi meninggalkanku.
Itulah mengapa semua terlihat rumit ketika aku jalani.

Aku memiliki cinta baruku di amanah ini...
Kepada dia yang mendampingiku kini, aku mencintainya...
Mungkin hanya sebatas amanah, namun lambat laun semua melebihi perkiraan.
Prioritas ku terhadap mu jauh lebih tinggi...
Karena yang ku sadari, aku tanpa dirimu saat ini hanya akan seperti daun kering yang berguguran...

Ingin sekali kubalas kebaikanmu, wahai gadis coklat bermata teduh.
Kuberikan perhatianku kepadamu
Yah, hanya berharap agar kau paham bahwa aku sangat ingin membalas kebaikanmu
Namun semuanya terasa tidak cukup...

Dan karena aku mencintaimu, aku takut kehilangan.
Dimulai dari dirimu, dan teman-teman semua, aku sangat takut...
Kuputuskan untuk berhenti, namun kau mencegahnya...
Apa yang salah?

Sekali lagi aku terjebak di dalam kerumitan yang aku ciptakan sendiri...
Mungkin kau tidak akan paham...
Bahwa aku lebih memilih aku yang menghilang, daripada aku merasakan kehilangan atas diri kalian, terutama kau...
Dan aku ingin menikmati kesendirian ku, walau ternyata aku berhenti di tengah jalan dan menyendiri...

Sampaikan salamku kepada cintaku disana, apa kabar mu?
Aku merindukanmu, namun kini tidak seperti dahulu..
Walaupun begitu, aku harap engkau masih berpijak di atas bumi...
Setidaknya kau masih dapat melihat cahaya, sedangkan aku buta...