Sunday 24 March 2013

Mimpi

Ini cerita tentang mimpi gue pagi ini.

*Ngapain lu ceritain mimpi lu woy?? sok eksis!


Sabodo, ini nightmare terburuk yang pernah gue alami setelah dulu pernah mimpi dikejar mumi -___-

Sebenarnya, hari Sabtu kemarin adalah hari yang biasa saja. Ga ada hal yang menarik banget dan mencolok banget untuk menjadi sumber mimpi buruk itu.. Tapi, ya mimpi adalah mimpi... Karena kondisinya terlampau nyata untuk menjadi mimpi, gue mau ceritain.


Oke, jadi di mimpi itu, gue ada di sebuah kota yang sejuk dengan bangunan rumah bergaya ala Timur Tengah modern. (Sampai tulisan ini dibuat, gue masih yakin betul kalau mimpi itu setting tempatnya kemungkinan besar di Palestina)

Kota tersebut sangat sejuk, nyaman dan orang-orang disana sangatlah ramah dan benar-benar kokoh seperti satu keluarga besar.

Hingga akhirnya, mulailah ada penyerangan. Peluru berterbangan dimana-mana... Mayat bergelimpangan dimana-mana... Dan saya pada mimpi itu hanya bisa bersembunyi dan berusaha melarikan diri...

Waktu pun berlalu dan ada kabar tentang suksesnya gencatan senjata. Kami semua pun berhamburan memeluk saudara-saudara kami yang berada di wilayah yang lain. Sampai akhirnya, ketika memasuki sebuah tikungan di sebuah kota, ternyata sudah banyak tentara yang mengarahkan moncong senapannya ke arah kami dan mulai menembaki kami semua secara membabi buta. 

Lagi-lagi saya kembali berhasil selamat.

Namun yang lebih tragisnya, ketika hari itu telah berlalu, keesokan harinya, ada banyak dari tentara itu yang datang ke rumah-rumah dengan alasan ingin meminta maaf dan ingin berbaur dengan kami yang berada di wilayah kami. Dan ketika malam tiba, serentak terdengar bunyi tembakan disana-sini...

Telah terjadi pembunuhan secara massal... Dan kala itu, gue tertembak tepat di bagian dada. Sayup-sayup, penglihatan gue mulai kabur... Entah kenapa juga, saat itu gue seperti melihat sesuatu dan menangis... 

Dan gue akhirnya terbangun dengan nafas ngos-ngosan, airmata yang sudah membasahi pipi dan sekali lagi, itu terlalu nyata untuk menjadi sebuah mimpi...

Sunday 10 March 2013

Paku yang telah ditanamkan pada sebuah dinding coklat tua
Apakah yang engkau pikirkan?
Kebaikan yang ada di pikiranmu
Menjadi luka yang kau torehkan, dalam...

Hingga pada akhirnya, habis sudah waktu yang ada
Apa yang akan terjadi?
Hilangnya dirimu membekas dalam pada dinding coklat tua
Sudahlah, tidak usah dipikirkan, ini hanyalah sebuah luka kecil biasa

Waktu berganti dan kau datang kembali...
Kau hunjamkan lagi dirimu pada dinding coklat tua itu
Memang, itu semua untuk kebaikan yang lain...
Tapi tidak dengan dinding coklat tua itu...

Hari berganti hari dan luka yang kau tinggalkan pun semakin bertambah
Lubang-lubang kecil yang awalnya aku anggap remeh, kini merusakkanku...
Namun apa daya?
Bagaimana mungkin aku membenci engkau yang juga telah berkorban demi yang lain?
Dan aku pun diam tanpa kata karena aku yakin, hatiku akan sampai kepadamu...
Dinding coklat tua itu...

Dan benarlah pepatah lama itu...
Luka fisik akan terobati, namun tidak dengan luka di hati...


maka-kembali-jika