Thursday 30 April 2015

Merindu

Merindu adalah pekerjaan manusia mulia…
Mulia karena, mereka menyadari bahwa dirinya sendiri pun tak cukup mampu…
Mampu untuk dapat bertahan hidup dalam dunia yang bernama Bumi ini…

Merindu adalah pekerjaan para orangtua…
Orangtua yang sedang menanti…
Menanti lahirnya seorang jiwa suci ke dunia yang fana ini…

Merindu adalah pekerjaan para pujangga…
Pujangga yang terbatas dalam kesempatan berbicara terang-terangan…
Karena bagi pujangga, kehidupan dimulai setelah kematian datang…

Merindu adalah hak manusia…
Kau tahu, bahkan seekor anjing pun akan mencari kawanannya…
Ya, merindu adalah tentang mencari kesesuaian…
Mencari dan hanya dapat menerka
Sepasang suami istri pun tidak selalu sejalan, walaupun pada akhirnya mereka akan kembali menjadi perindu…
Bahkan antara ibu dan anak pun hampir selalu tidak sejalan dan sudah bukan rahasia umum lagi betapa rindunya sang ibu terhadap sang anak yang sudah ia sayangi bahkan sebelum anak itu hadir di dunia ini…

Adakah pekerjaan lain yang lebih mulia selain merindu?
Tidakkah kalian ingin juga menjadi seorang perindu?
Atau kalian tidak ingin merindu karena merasa tidak dirindu?

Wahai saudaraku, seorang manusia paling mulia terakhir yang Tuhan utus ke dunia ini bahkan merindukanmu!
Aku tidak membicarakan tentang agamaku, aku membicarakan dirimu!
Manusia terbaik itu bahkan lebih mengkhawatirkanmu daripada nyawanya sendiri ketika ruhnya sedang terlepas dari tubuh fananya…
Tuhanku berkata bahwa semua manusia pada dasarnya adalah suci…
Dan walaupun kita berbeda saat ini, aku tetap menganggapmu sebagai saudaraku…
Saudara yang aku rindukan…
Bukankah ketika di dalam alam Rahim, ruh kita telah bersaksi ?
Bersaksi bahwa kita mengabdi pada Tuhan yang satu…
Dan walaupun mungkin dunia memisahkan kita, aku tetap merindukanmu…
Karena itu berarti, aku yang lebih dipercaya untuk menjadi rahmat bagi alam semesta…
Pembawa kebaikan bagi dunia ini, yang itu berarti juga untukmu!

Masihkah engkau merasa tidak bisa merindu?
Mendekatlah saudaraku…
Akan kubisikkan impianku kepadamu…
Dekatkanlah telingamu…

Aku merindukan perdamaian dan kesatuan di dunia ini…
Ya, sebuah kesatuan…
Aku tidak membicarakan tentang menjadikan sebuah agama atau sebuah negara menjadi digdaya…
Aku merindukan sebuah keadaan dimana kita semua dapat saling menerima satu sama lain…
Pemuka agama yang tidak hanya bisanya berkumpul dengan yang setara dengan dirinya, namun juga mau dekat dengan para pendosa…
Mereka dapat berbicara layaknya sebagai saudara kandung yang telah lama terpisah…
Atau para bangsawan yang dapat benar-benar bergaul bersama mereka yang tidak mampu layaknya keluarga…
Terdengar seperti sebuah negeri utopia…
Memang sulit dan bahkan mustahil terwujud tanpa pertumpahan darah…
Dan seharusnya manusia menyadari apa yang paling berharga dalam hidupnya…
Seseorang yang mampu mengambil hak hidup manusia lainnya adalah seseorang yang seharusnya sudah siap pula untuk mati…
Dan karena itulah, maukah kau membantuku?
Mari kita lihat seberapa jauh langkah kecil yang dapat kubuat ini…