Saturday 2 October 2010

Realita

Aku pernah melihat sebuah taman yang terpagari oleh beningnya zamrud hijau.Terdengar alunan dawai lembut nan memikat dari dalamnya yang dimainkan oleh para bidadari Firdaus. Serta di kedua gerbangnya dijaga oleh malaikat yang senantiasa tersenyum, mungkin...

Dan kucoba melangkah memasuki taman tersebut. Kumasuki taman yang terbalut rumput hijau nan lembut,serta butiran embun yang menyejukkan setiap kulangkahkan kaki. Namun,hanya untuk saat ini...

Kuteruskan perjalanan ini dengan dikelilingi oleh suara air dari tujuh sungai yang mengalir melintasi taman tersebut. Menjadi sumber kehidupan bagi setiap makhluk yang terdapat di taman ini. Terasa lembut dan menenangkan ketika air tersebut mengalir menyentuh lidah ini. Dan aku terpesona,untuk saat ini...

Dan ketika ku hampir menyentuh pusat taman,terperanjatlah sudah ketika seekor merak yang menebar pesonanya tanpa ada cacat sedikitpun justru terkungkung dalam jeruji hitam nan legam tanpa ada cahaya yang mampu menunjukkan pesona dari dirinya. Sedangkan seekor merak hitam dengan bulu yang patah justru memikat setiap yang datang.
Sungguh sebuah keganjilan yang nyata!

Baru kusadari perasaan aneh ini,bahwa yang lebih indah tlah terbengkalai. Semuanya ditutup-tutupi dan ketika ku melangkha menjauh,dua jasad indah tlah terbujur kaku diantara tumpukan mayat hangus...

Air mata

Pernahkah kalian merenungkan tentang hakikat cinta?
Yang selalu terngiang-ngiang dalam kehidupan kita.
Diucapkan dan menjadi suatu istilah semu.
Dan telah menurunkan keberadaan maknanya.

Dan ketika aku melempar tanya kepada kalian "apakah arti cinta itu?" apa jawaban kalian?
Aku telah berkelana untuk mencari tahu dari golongan -umurku ,namun tak satupun yang mampu menjelaskannya...
Pernahkah kalian menanyakan kepada diri kalian sediri tentang arti dari kata itu?
Yang selalu kalian ucapkan dan kalian jadikan kata-kata abu itu untuk menjadi fondasi dari setiap nafasmu.

Sungguh kesedihan telah memenuhi dadaku hingga aku sulit tuk berkata.
Sungguh terhinalah manusia yang menggunakan kata cinta untuk menutupi hasrat dunia yang takkan pernah padam.
Dengan nama cinta,justru ia merendahkan para wanita dengan mengumbar cahaya Illahi tersebut.
Dan dengan bodohnya,wanita itu terpikat dengan sebuah kata,bukan makna !

Apakah mungkin sebuah kata mampu menggambarkan dengan jelas makan cinta sesungguhnya?
Cinta adalah kemuliaan bagi dua hati yang telah terikat.
Cinta itu mengobati untuk hal-hal yang tak mampu tuk terobati.
Dan seandainya aku teruskan,sesungguhnya cinta itu memiliki banyak makna.
Dan itu semua tergantung dari setiap fase kehidupan yang kalian jalani.
Entah senang,ataupun susah,cinta akan selalu hadir menemanimu dengan sebuah ungkapan singkat dari dalam lubuk hatimu,karna cinta sulit tuk diungkapkan,namun sangatlah indah pabila kita mampu merasakan dan menikmati arahnya...

Dan kini,aku tak mampu tuk memahami keadaanku sendiri...
Aku merasakan sebuah cinta,namun mengapa harus seperti ini?
Layaknya wijayakusuma yang mekar,namun tersembunyi dibalik selimut malam...
Hanya dapat dinikmati dengan penuh pengorbanan yang membawamu ke tengah waktu saat rembulan tersenyum manja.
Sempat aku merasa bimbang dengan perasaan ini..
Karena tiada daya yang kulakukan melainkan terkapar dibalik kesedihan yang mendalam.
Namun,segera kuhapuskan kesedihan ini dari hatiku dan menyekanya dengan sapu tangan keikhlasan.
Karna aku mengerti akan sebuah arti yang kutemui.
Bahwa engkaupun harus rela tuk berkorban demi cintamu walaupun pengorbananmu takkan pernah membawamu bersama dengannya di dunia ini.
Dan semoga hatiku tercurah untuk Sang Penguasa,karna dengan kemurahan-Nya lah aku dapat dipertemukan kembali dengan dirinya di akhirat kelak..
Terbalut dalam selendang surga yang kan mempercantik dirinya di mataku.
Dan tanpa terasa,sebutir mineral murni dari tubuhku terjatuh...
Sebagai ungkapan dari rasa bahagia dan harapan yang takkan didapat di dunia.
Dan sebuah keikhlasan yang kan sulit didapatkan...

Kurapihkan kembali diriku,bersiap tuk menyambut hari esok.
Dan seandainya engkau telah pulang,ketahuilah bahwa aku masih disini...
Entah terisi atau telah kembali lagi...