Sunday 12 September 2010

Sinar rembulan terangi malam ini
Sambutan riang nokturnal alam sunyi
Dibalik cerahnya pesan damai
Mengajari pesan yang tak sampai

Tatkala fajar menampakkan diri
Terukir jelas kerinduan sang mentari
Terhadap sang rembulan yang telah beranjak pergi
Entah kapan kan bertemu lagi

Seberkas ketenangan yang telah sang rembulan torehkan di dunia ini
Membuat sang mentari terlepas dari alam sadarnya
Kerinduan untuk menenangkan hati yang telah lama gundah
Berharap tuk bertemu denganmu wahai purnama nan lembut

-Narayana

Batas

Kita itu sama.
Layaknya matahari dan bulan.
Mereka bersama menyinari alam ini.
Namun mentari merona merah dikala mereka bekerja keras
Sedangkan sang rembulan tersenyum ayu dikala mereka terlelap

Kita itu sama.
Layaknya burung di udara dan ikan di lautan.
Mereka bersama melayang di dunia ini.
Namun burung melayang tanpa batas yang dia fikirkan
Sedangkan ikan melayang dalam dunia bawah laut yang dia harapkan

Dan sedangkan saat ini yaa kawan.
Masihkah kau menemukan bahwa kita ini sama?
Tergaris jelas bahwa dunia kita terpisah dan terlepas
Masihkah kau berkata bahwa kita sama?

Namun yang jelas wahai saudaraku
Layaknya matahari dan rembulan nan ayu.
Umpama burung dan ikan di lautan
Itu semua tak lain dan tak bukan adalah hanya makhluk
Makhluk yang tercipta oleh kehendak Yang Maha Kuasa

-Narayana

Asa di penghujung hari

Ketika malam menyelimuti bumi
Alam pun kian berseri di akhir hari
Detik waktu pun mulai terganti
Di setiap hela nafas pelantun ayat samawi

Demi langit yang memayungi
Dan demi bumi yang berdiam diri
Sampaikanlah isi hati sang pelantun suci
Menuju Arasy Sang Pencipta bumi dan seisi