Wednesday 3 September 2014

Tuhan, aku mengalah

Tuhan
Aku sudah berdoa kepada-Mu agar segera mengambil kesempatan yang telah Kau berikan ini…
Karena, yang kutahu selama ini bahwa aku hanyalah seorang pendosa…
Aku masih merindukan-Mu, sehingga aku pikir, jika aku bertemu dengan-Mu lebih cepat, akan lebih mudah bagiku untuk mempertanggungjawabkan dosa-dosaku

Tuhan…
Aku sudah bersujud kepada-Mu agar Engkau menyegerakan kedatangan malakul maut kepadaku…
Aku lelah Tuhan… aku lelah untuk melakukan dosa disaat kebaikanku tidak pernah dianggap oleh manusia…
Aku mulai lelah dengan keyakinanku bahwa semua kebaikanku biarlah Engkau yang mengetahuinya…
Karena di kehidupan ini, aku hidup bersama manusia, bukan bersama-Mu
Ampuni aku Tuhan… aku hanya manusia biasa yang tidak akan pernah pantas untuk bertemu dengan-Mu…

Tuhan, Engkau dimana?
Mengapa do’aku belum juga Engkau kabulkan?
Aku tidak meminta kekayaan lagi Tuhan…
Aku tidak meminta jabatan pula…
Dan aku sudah lelah dengan meminta pendamping bagiku…
Aku hanya meminta agar Engkau menyegerakan kematianku, itu saja Tuhan.
Karena dua malaikat penjaga yang Engkau berikan ternyata tidak sepenuhnya mengerti akan diriku…
Aku merindukan-Mu Tuhan, karena yang kuyakini, hanya Engkau yang lebih memahami diriku daripada orang lain di dunia ini…

Tuhan…
Aku sudah bersujud dan meneteskan air mataku demi do’aku ini…
Bawalah aku ke sisi-Mu segera…
Aku membutuhkan-Mu untuk menenangkanku, aku tidak butuh manusia yang fana.
Bebaskan aku dari tubuh duniawi ini Tuhan…


Tuhan, aku mengalah kepadamu…
Dua tahun sudah aku habiskan hidupku dengan do’a itu, bahkan di dalam Rumah-Mu pun sudah kusebut do’a itu, dan Engkau masih belum mengabulkannya setahun setelahnya…
Jika memang aku ditakdirkan untuk sesuatu hal, tunjukkan lah segera agar aku dapat menuntaskan amanah-Mu…
Dan setelah tugas itu selesai, segeralah ambil jiwa ini segera dalam keadaan baik-baik Tuhan…
Jangan sampai Engkau menjadikanku orang yang tersesat dan Engkau laknat…
Ataukah mungkin, itu adalah takdirku?
Yaa Allah Yaa Rahman Yaa Rahiim…

Segera ambil jiwaku sebelum aku menjadi manusia yang dilaknati oleh-Mu.
Karena aku tidak mengetahui bagaiman akhir kisah dari kehidupanku yang Engkau tetapkan di Lauh Mahfuzh.