Thursday 7 June 2012

Korelasi gaya belanja dengan sifat individu

Yow, sekarang udah bulan Juni nih dan gue juga sudah memulai lembaran kehidupan gue yang baru :D
(Apakah itu??) Tinggal di asrama.
Yah, seru dana asik juga ternyata ^^

Tapi postingan kali ini sebenarnya hanya ingin membahas korelasi antara kelakuan saat belanja dengan sifat mendasar dari dalam diri manusia.

Well, kedengerannya ga penting, tapi ini berdasarkan pengalaman gue sih..

Jadi, beberapa hari yang lalu, gue disuruh sama ibu untuk membeli sebuah celana bahan untuk diri gue sendiri dan gue juga disuruh oleh ibu untuk mencari yang harga maksimalnya 150ribu.
Okelah, pulang kuliah gue langsung cau ke Arion.
Ketika masuk ke departemen storenya, gue nanya kan "Mbak, yang bagian celana bahan ada dimana ya?" | "Oh, di lantai atas mas." | "Oke, makasih ya mbak".

Dan gue akhirnya langsung naik ke lantai atas.
Sesampainya elevator berhenti disana, gue langsung melemparkan pandangan gue ke seluruh penjuru ruangan itu. Cukup lama gue melempar pandangan gue dan entah kenapa, mata gue langsung tertuju ke satu celana yang sedang bertumpuk.

Gue hampiri rak itu dan melihatnya. Gue sama sekali belum melihat harga dan gue langsung aja nanya ke mbak-mbak yang ada di dekat situ "Mbak, ini ada yang ukuran 33-34?". Mbak-mbak itupun langsung mencarinya sambil memberitahukan harga celana tersebut. Dan tahukah anda? Harganya pas 150ribu! 

Oke, gue fitting celana tersebut dan akhirnya setelah menemukan ukuran yang pas, gue langsung pergi membayar tanpa ada niat untuk melihat-lihat lagi ke celana yang lain.

Lalu apa hubunganyaaa??? -___-

Well, sepanjang sejarah perjalanan hati gue *aseeek*. Gue memang agak sulit untuk bisa jatuh cinta (dihubungkan dengan cukup lamanya gue melempar pandangan gue di cerita di atas.). Waktu yang paling cepat bagi gue untuk bisa menyukai seseorang itu kalau ga salah 3 bulan dan yang paling lama itu sampai 1 tahun -.- . Dan itu pun gue coba cari tau kondisi dan sikap orang tersebut selama itu. Dan selama beberapa kali gue menyukai seorang wanita, alhamdulillah kelakuan mereka ga ada yang sampai aneh-aneh.

Dan jujur saja, untuk yang dua kali pacaran itu, kepada keduanya gue selalu pernah mencoba mengajak mereka untuk bertemu dengan kedua orangtua saya. Tujuannya apa? Ya, minimal bisa direstui atau apalah. Tapi kedua-duanya dulu itu tidak pernah terwujud.

Dan saat ini, (ga saat ini juga sih, sebenarnya dari waktu SMA kelas 3.) gue juga sedang dalam kondisi menyukai seorang wanita.. Gue yakin dia adalah wanita yang baik-baik.. Dan sebelum snampaten dulu pun gue pernah ngirim sms ke dia untuk menanyakan kira-kira siap nikah kapan? -____- (Pertanyaan yang konyol untuk ukuran anak yang baru lulus SMA...)

Yap, dan itu dihubungkan dengan masalah di atas adalah, bahwa satu hal yang harus dipahami. Cinta itu butuh saling memiliki. Munafik jika dikatakan "Cinta tidak harus memiliki" terutama cinta yang terjadi di antara dua insan lelaki dan wanita. Secara alami, cinta itu membutuhkan sentuhan. Ga percaya? Coba aja pasangan yang baru menikah disuruh pisah selama satu tahun. Pasti salah satunya akan menghampiri dengan sendirinya kepada pasangannya. Karena cinta itu kerinduan..
Dan agar halal, makanya kita harus bayar (untuk celana tadi) atau nikah (untuk kasus manusia).

Dan kesimpulannya adalah, gue tipe orang yang tidak mudah jatuh cinta dan sekalinya jatuh cinta, gue butuh untuk langsung diikat dalam ikatan yang halal dan suci..

Yah, mungkin itu..
Sekian

No comments:

Post a Comment