Tuesday 30 April 2013

ATEIS

Aku melihat manusia berjalan di atas Bumi ini setiap harinya.
Namun hari ini, aku melihat sesuatu yang baru saja aku sadari.
Aku melihat sekumpulan ilmuwan muda duduk melingkari sang Guru di tengah padang rumput yang hijau dan di bawah sebuah pohon yang besar di siang hari yang sejuk itu.

Terlihat dari jauh, beberapa orang datang tergesa-gesa karena yang mereka harapkan telah dimulai.

Setelah mereka semua terduduk dengan teratur, sang Guru pun berkata "Dengarkan baik-baik apa yang kuberikan hai murid-muridku karena keberadaanku disini hanyalah sebagai formalitas dari sebuah perjanjian demi kehidupanku."

Salah seorang murid mengangkat tangannya dan berkata "Wahai Guruku, aku belum menjalankan perintah Tuhanku hari ini. Izinkanlah kami yang ada disini untuk menjawab panggilan cinta-Nya..."

"Oh, tidak bisa. Perjanjianku dengan manusia mengharuskanku untuk memberikan kalian tinta ilmu ku beberapa tahun lagi."

"Jadi perjanjian kehidupan Tuan lebih berharga daripada panggilan cinta Tuhan kami?"

"Tidak, tolong pahami karena ini perjanjian kehidupan saya."

Dan terlihat dari jauh, beberapa orang murid meninggalkan pohon tersebut seraya berkata "Guru ku menuhankan MANUSIA! Bagaimana mungkin aku berilmu dari seseorang yang manuhankan MANUSIA?"

Dan aku pun teringat akan sebuah pepatah tua...
{Para ilmuwan berjibaku mendaki gunung ilmu pengetahuan selama ribuan tahun demi mencapai puncaknya untuk menemukan hakikat Tuhan. Namun yang mereka temui hanyalah para filsuf yang terdiam selama ribuan tahun pula demi memecahkan hakikat Tuhan di dunia}

Ah... Benar sekali pepatah tua tersebut...
Tuhan memang mempunyai berbagai macam bentuk...

Dan begitulah awalnya aku menjadi seorang ATEIS.

No comments:

Post a Comment