Tuesday, 13 December 2011
Kegiatan selama KKN di Desa Cibaliung, Banten
Dibikin rinci per hari aja kali ya?? (iyaaa) oke
Hari 1 (Jum'at tanggal berapa nya saya lupa -__-)
Kami semua peserta KKN datang dulu ke kampus FMIPA tercinta di Kampus B UNJ. Disuruhnya sih datang jam 7 kalau tidak salah sama Kak Lana, tapi gue ngaret ding,hehe. Yaudahlah, ternyata banyak juga kakak tingkat yang ngaret.
(Fyi : Gue peserta termuda di KKN ini looh)
Setelah beres-beresin barang-barang yang mau dibawa ke TKP, akhirnya kami mengadakan upacara pembukaan+pelepasan kami oleh fakultas sebelum pergi ke Cibaliung. Benar-benar kesempatan yang wah banget deh karena ada Ibu Dekan FMIPA juga loh.
Setelah upacara selesai, kami ber 30+1 (Kak Sularto [angkatan 2005] selaku pendamping mahasiswa) berangkat naik Bus UNJ warna hijau yang ber-AC, hehe. Perjalanan dimulai dari jam 8 pagi hingga akhirnya sampai di Desa Cibaliung pas jam setengah 3 sore (Kami sempat berhenti dulu di sebuah masjid buat shalat jum'at).
Setelah sampai disana, kami disambut dengan baik oleh warga. Dan...sempat kebingungan masalah penginapan buat para lelaki yang berjumlah 12 orang. Karena awalnya, katanya kami(laki-laki) udah ada rumah khususnya, tapi ternyata di luar dugaan semuanya, rumah itu belum siap. Jadilah kami menginap di rumah Ibu Rosnah.
Oke, hari pertama ga ada hal yang cukup penting juga karena kami menghabiskan banyak waktu buat tidur -____-
Dan gue sibuk smsan sama (......) [pasti tau lah sama siapa]
Oiya, pas malem-malemnya, yang laki-laki pada nonton Transformer 3 di laptopnya Kak Affandi sampai jam 11 malam, hahahaha
Pas hari pertama ini, kami semua yang laki2 dibagi jadi 3 kelompok buat piket ronda sama cuci piring dan lain-lain sebagainya. Apesnya lagi, gue kebagian di kelompok pertama yang ngeronda malam itu -___- Bersama Kak Iqbal Sugiarto, Kak Mulkhi Fianto dan Kak Basic, kami ngeronda malam itu yang ternyata dingin banget -____-
Hari ke 2 (Sabtu)
Hari ini dibuka dengan briefing yang dipimpin sama Kak Lana buat menentukan jadwal tampil selepas para dosen pulang dari Cibaliung. Setelah ditentukan sama seksi acara dari pihak mahasiswa selesai, akhirnya kami hanya mendampingi para dosen yang berpresentasi hari itu.
Pas siang-siangnya waktu shalat dzuhur, saya, Kak Basic dan Kak Mulkhi shalat di masjid yang terletak di bawah bukit tempat kami menginap. Keadaannya baaaaaaaagus bangeeeeet karena hanya ada sawah disejauh mata memandang.... Benar-benar keren dah pokoknya.
Eh selesai shalat, kita bertiga malah tidur disitu sampai jam setengah 3, hahaha. Abis bosen juga kan kalau di atas (Basecamp / tempat mahasiswi menginap) yang sedang presentasi dari para dosen kami cuma duduk merhatiin doang... Pengennya langsung praktek.
Okelah, hari itu ditutup dengan briefing lagi di tempat penginapan dosen dan ternyata ada 1 alat yang rusak, yaitu alat yang dibawa untuk membuat bungkil (pakan ternak dari ampas kelapa). Yoweslah, Kak Larto bilang alat itu bakal dibawa sama dosen besok pas paginya dosen pada pulang ke Jakarta. Eh ternyata pas malamnya Kak Larto nyuruh Kak Iqbal buat pulang nemenin tuh alat juga dan Kak Iqbal GAK NOLAK.
(Notes : Kak Iqbal, Kak Yono, Kak Mulkhi, saya, Kak Riri dan Kak Eka berada pada 1 kelompok, yaitu kelompok arang batok)
Nah, pas malamnya di rumah Ibu Rosnah, yang cowok pada nonton lagi nih film THOR. Waaah, mantep dah.
Hari ke 3 (Minggu)
Paginya saya beserta kakak tingkat lainnya bangun agak kesiangan (setelah bangun buat shalat subuh, pada tidur lagi dan keterusan sampai jam 8 pagi -___-) Ternyata di BC(Base Camp) para dosen udah siap tinggal pulang dan akhirnya si Ba'al (re : Kak Iqbal) pun (dengan gaya yang tak dapat dijelaskan disini) pulang juga ke Jakarta tanpa ngasih pengarahan ke kelompoknya.
Perlu anda ketahui, sebenarnya yang mengidekan agar kelompok KKN saya ini mengerjakan arang batok adalah Ba'al. Tapi beliau tidak mengerti sedikitpun praktiknya dan ketika pulang juga tidak meninggalkan pengarahan apa-apa. Walhasil, di hari minggu itu kami semua peserta KKN menyimpan kekesalan yang mendalam kepada beliau. (Kelompok saya kesal karna ditinggal begitu aja dan peserta lain kesal karena kok Ba'al malah lebih kepengen pulangnya daripada buat keliatan kerja di KKN itu).
skip lah soal itu, cukup saat itu aja kami semua kesal sama Ba'al.
Okelah, hari minggu jadi hari percobaan dan hidup mati kelompok arang batok, karena pada hari seninnya, tiap kelompok akan mempresentasikan cara kerjanya+dipraktikan juga di depan warga desa.
Alhamdulillah, kelompok kami berhasil saat itu juga tanpa bantuan B*'**.
Dan hari itu ditutup dengan gue yang pas sorenya menelpon (pasti taulah siapa -____-) untuk menanyakan sesuatu. (Tapi sampai 2 jam ga selesai-selesai juga dan pokoknya membahas "sesuatu" deh, hehe).
Yaudahlah, malamnya briefing lagi dan pada nonton film "Rise Planet of the Apes" di laptopnya Kak Fandi lagi,hahaha.
Selanjutnya, dibahas di post yang berikutnya ya
Monday, 12 December 2011
Perhatikanlah... Sesungguhnya langit itu jauh di atasmu dan bumi itu dekat di bawahmu. Bisakah kau mengambil kesimpulan darinya? Bahwa dunia dapat dinikmati dengan selalu melihat ke bawahmu dan akhirat akan kau raih dengan selalu melihat ke atasmu.
Perhatikanlah... Bumi yang berlapis menunjukkan keadaan kita yang takkan pernah sendiri. Ada pelajaran manis yang dapat kau reguk dari setiap kepedulian yang kau berikan di setiap lapisannya. Dan setiap hal yang terjadi pastilah ada maksud yang belum kau ketahui. Jauh terpendam di bawah tanah menunggu hingga kamu menyentuhnya.
Perhatikanlah... Dan kamu akan menemukan manisnya hidup dalam segala keterbatasan dan dalam segala kasih sayang-Nya dalam detail terkecil yang pernah kau rasakan...
2.
Katakan, "Siapakah yang kau cintai?"
Dapatkah kau ambil makna yang tersirat dalam sebuah kata "cinta"?
Kemurniannya yang selama ini diagungkan, apakah dengan cara yang kau bayangkan?
Dan jikalau Allah telah meridhaimu atas hatimu yang telah kau tautkan dengan segala hal yang baik, maka tak ada lagi yang dapat memisahkanmu...
Tautan hati dalam sunyi, takkan pernah tercipta..
Suara...
Sentuhan...
Tatapan...
Tiada cinta yang terbentuk tanpanya dan tanpa ridha-Nya...
Hanya mereka yang berputus asa yang mengatakan bahwa cinta tak harus memiliki.
Namun dengan cara apakah kamu akan mendapatkannya?
Monday, 5 December 2011
Wednesday, 23 November 2011
Sunday, 13 November 2011
Sisi lain
Melawan arah tak kurasa
Kuhentikan langkah dalam angan
ku menahan luka lama
Dalam gelap ku terdiam
Menahan sesuatu yang tak terkurung
Dalam hatiku pun murung
Karna dia bagian yang kelam
Aku tak pernah terluka
Namun sakit selalu kurasa
Karna aku dan dia
Adalah sebuah hal yang serupa
Aku hanyalah sampah
Bagi dia , aku sebuah raga
Aku hanya bisa resah
Karna aku tak kuasa melepaskan
Dua dunia yang berbeda
Tersimpan erat dalam tubuh fanaku
Menjadikan diriku
Tempat dia untuk melakukan apapun
cahaya
Aku pernah bersama dengan sebuah bintang
Yang menemani dalam setiap hariku
Bersama dalam kegelapan yang membutakan mata
Dan kini terlepas sudah segalanya
Melangkah menjauh dalam kata-kata terakhirnya
Membuatku terlunta dalam panggung dunia
Panggung dunia yang fana ini
Kini sebuah cahaya kembali menemaniku
Sungguh berbeda yang kurasa
Begitu menentramkan bumi yang berguncang
Dalam sebuah kata-kata
Kini sesuatu baru kuketahui
Kata-kata terakhir itu untukku
Untuk menyadarkanku
Dan kini hanya bisa ku pijarkan sudah..
Sebuah langkah kecil
3 tahun yang lalu...
Kita tidak lebih dari seseorang yang sudah tidak layak disebut anak-anak...
Tapi juga bukanlah seseorang yang sudah dewasa sepenuhnya...
6 tahun yang lalu...
Kita adalah tunas muda yang mulai tumbuh...
Menatap matahari dengan lebih tegak dari sebelumnya...
12 tahun yang lalu...
Bukankah kita sangat ingin tahu tentang dunia ini?
Ya...lengkap dengan fantasi dan daya khayal yang bergaung keras di langit-langit nalar...
17 tahun yang lalu...
Adakah yang masih ingat dengan wajah kita?
Turun ke dunia yang fana dengan tujuan yang satu,sebuah tantangan tuk mengabdi pada Yang Satu...
Kini...
Masa-masa itu telah lalu...
Masih segar dalam ingatan..namun itu hanya kenangan...
Dari yang selalu dilindungi..menjadi yang akan melindungi...
Yang diberi..menjadi yang memberi...
Yang dibimbing..menjadi yang membimbing...
Telah kita sempurnakan 12 tahun ini dengan meneguk manisnya sesendok teh luasnya samudra ilmu Illahi yang tak bertepi...
Semoga apa yang telah kita terima memiliki nilainya masing-masing di dunia luar yang akan kita arungi...
Dan dengan rahasia waktu yang menyembunyikan kepastian masa kita di dunia...Jadikanlah ia keberkahan tersendiri bagi kita..insan yang sedang memulai langkah kecilnya untuk bergerak bebas...
Langkah kecil untuk sebuah perubahan besar...
Langkah kecil untuk menunjukkan eksistensi kita kepada dunia..bahwa kita hidup...
Langkah kecil untuk diakui sebagai seseorang yang diperhitungkan...
Langkah kecil...untuk sebuah kepastian yang menunggu di ujung jalan kehidupan...
Sebuah pertemuan adalah awal dari sebuah perpisahan...
"Maka bertebaranlah kalian di muka bumi. Janganlah takut untuk kehilangan teman,karena sesungguhnya,di tempat yang menanti kalian nanti telah disiapkan pengganti bagi yang kalian tinggalkan." (dikutip dari Novel Ranah 3 Warna) Tanpa mengurangi sedikitpun rasa cinta kalian terhadap mereka yang kalian tinggalkan,namun justru akan semakin bertambah cinta kalian terhadap sebuah persahabatan.
(12 May 2011)
Cinta
Tak sanggup untuk saling menatap lama
Kami takut terlena dengan keindahan di depannya..
Bukan kami angkuh,,
Tapi,karena ada hati yg kami jaga..
Telinga ini..
Tak sanggup bila mendengar suara dan tawanya..
Kami takut nasihat-nasihat manis yang kami bisikkan bukan karena-Nya, namun terselip setan di dalamya..
Bukan kami mencoba tuli dan tak peduli
Tapi, karena ada hati yang kami jaga..
Mulut ini..
Tak sanggup berkata manis dan manja.,
kami belum mampu berjanji mengukir cinta sehidup semati..
Bukan kami pengecut dan takut berdusta..
Tapi, karena ada hati yang kami jaga...
Tangan ini..
Tak sanggup berjabat dan meraih..
kami takut sentuhan lembut membuat kami lupa..
Dan setan mengikatnya sehingga tak sanggup lagi melepasnya..
Bukan kami sok suci,
Tapi, karena ada hati yang kami jaga..
Kaki kami...
Berat berjalan beriringan..
kami belum memilki arah untuk melangkah bersama..
Bukan karena kami tak percaya,,
Tapi, karena ada hati yang kami jaga..
namun, bagaimana dengan hati kami?
Walaupun kami tak saling melihat,mendengar dan berbicara,,
namun hati ini,. Bukankah sering bertemu di setiap ruang dan waktu?
Ya ALLAH,, Bukankah hati ini milik-Mu semata?
Maafkan kami yang sering mengingkarinya..
Walaupun rasa ini sering bersaing, Tapi kami tak sanggup Ya RABB, untuk menduakan hati-Mu
Ya ALLAH.. kau kirimkan kami cinta yang harus kami jaga hingga perjajian suci tiba,.
Cinta..
Membuat kami melihat tanpa mata, mendengar tanpa suara,,berbicara tanpa kata..
Hanya ada hati dan rasa..
Karena itu kami menjaga..Milik Allah Azza Wa Jalla
Menjaga dalam keikhlasan hati, menjaga dalam kesucian khayalan, menjaga dalam ungkapan lisan, dan menjaga dalam ekspresi diri..
seperti Fathimah dan 'Ali, saling mencintai dalam kerahasiaan yang paling rapat, kepasrahan yang kuat dan ikhtiar suci yang menemukan jalannya...denagn karunia ALLAH ! Jika kita husnuzhzhon pada-Nya..
"Katakanlah hai Muhammad: Jika adalah kalian mencintai ALLAH, maka ikutilah aku. Maka ALLAHakan mencintai kalian dan Ia ampuni segala dosa kalian. Dan ALLAH, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."(Ali 'Imran:31)
Saat kemampuan menikah belum di tangan, biarlah cinta berekspresi menjadi keshalihan,perbaikan diri hari demi hari.
Karena Allah telah berjanji :(dalan surah An Nur 26)
Saturday, 12 November 2011
Sunday, 30 October 2011
DB dan Bakti Sosial "MIPA BERBAGI" :D
Sunday, 4 September 2011
Ketika waktu membiaskan yang kau rasakan...
Ketika waktu menjatuhkanmu dalam ketidakmampuan...
Dan ketika waktu merobohkan sendi-sendi kehidupan yang kau miliki...
Tak ada lagi kata di antara pandangan mata...
Hanya tatapan lesu yang jatuh dalam kehampaan...
Tak ada lagi isyarat yang kau selipkan dalam bicara...
Hanya kata-kata kosong tak bermakna yang terucap...
Tak ada lagi degup jantung yang menggelora ketika mata bertemu mata...
Hanya semilir angin kosong yang membawa terbang jauh hatimu...
Ibarat dunia yang mengangkatmu tinggi menyentuh puncaknya...
Seketika itu pula kau jatuh menuju palung laut terdalam...
Kau lemparkan tanganmu menuju tepian...
Hanya luka dan luka yang terus kau dapat...
Lalu kau pijakkan kakimu di tepian tebing sebelum menyentuh lautan...
Namun hanya derita dan derita yang kau rasakan...
Kau coba raih sebuah batu dengan tangan penuh luka...
Namun hanya kehilangan yang kau rasakan teramat sangat...
Dan sekali lagi kau coba kaitkan kakimu dengan tebing yang curam...
Sebuah kehilangan yang mendatangimu dalam senyuman kematian...
Menangislah... Dia yang kehilangan separuh anggota tubuhnya...
Ia nyalakan kembali semangatnya sebelum laut menimangnya dalam keputus asaan...
Hanya air mata yang mampu menggambarkan suasana hatinya...
Ia putar kembali rekaman kehidupannya...
Tentang Cintanya...
Dimanakah dia?
Tak ada kah aku terlintas dalam benaknya?
Sudahlah, aku hanya lelaki yang hampir memeluk maut...
Tentang temannya...
Dimanakah mereka?
Tak ada kah aku terlintas dalam benak mereka?
Sudahlah, senyum mereka sebagiannya adalah penghinaan...
Sesaat sebelum menyentuh lautan, aku mendengar sebuah suara...
Aku pikir itu hanyalah halusinasi mereka yang dekat dengan kematian...
Dan kini kurelakan lautan menyimpan tubuhku erat-erat...
Aku hembuskan nafasku yang terakhir dalam lautan seraya berkata...
Kepada ia yang pernah kucintai... Kutinggalkan engkau dalam dunia ini...
-Aku hanyalah manusia yang tidak pernah merasa pantas bagimu... Dan aku selamanya tidak akan pernah merasa pantas...
-Maka, sekiranya engkau mendengar kabar kepergianku... Aku tidak mau melihat wajahmu di sekitar pembaringan terakhirku... Duniamu jauh di atas sana... Sedangkan aku hanyalah hama di lapisan dunia bawah...
-Pergilah... Katakan bahwa kau tidak pernah menemuiku dan tidak pernah mengenalku... itu jauh lebih baik untuk kehidupanmu...
Kepada mereka yang pernah kukenali... Kutinggalkan kalian dalam dunia ini...
-Aku bukanlah seorang teman yang baik... Bahkan aku tidak pantas untuk kalian sebut sebagai "teman"...
-Kenyataannya adalah bahwa aku hanya seorang yang berusaha untuk mengenal kalian...bukan berteman... Dan aku pun tidak pernah bisa memberikan hal yang terbaik bagi kalian semua... Sebuah kenyataan pahit yang terbayarkan oleh luka dan duka yang mendalam... Kepergianku akan seperti kapas yang tertiup angin... Terbang jauh dan terlupakan...
Kubuka mataku sejenak dalam kaca biru...
Dan kupejamkan untuk selamanya...
Hari-hari pun berlalu...
Aku melihat cahaya putih menutupi penglihatanku...
Apakah ini kehidupan setelah mati?
Dimanakah aku berada?
Tatkala berkumpul semua jiwaku,aku tersentak...
Dua sosok manusia yang kukenal tertidur di sampingku...
Yang satu penuh dengan bekas air mata...
Dan yang satu lagi penuh dengan semburat kelelahan yang amat mendalam...
Dan ramai di sekitar mereka,terlihat segerombolan orang-orang...
Para sahabatku...
"Apakah tadi itu semua mimpi?"
Aku coba gerakkan seluruh anggota badanku...
Ya..Aku bisa menggerakkan semuanya...
Namun hanya beberapa saat dan aku menyadari...
Ini bukan mimpi...
Dan kulihat lagi wajah kedua malaikat penjagaku...
Tak terasa air mata ini deras mengalir...
Wahai Ayah... Wahai Ibu... Aku masih hidup...
Wahai Ayah... Wahai Ibu... Aku ingin melihat senyuman di wajah kalian sekali lagi...
Sekali dan mungkin yang terakhir kali...
Wahai Ayah... Wahai Ibu... Aku ingin mengatakan ini secara langsung kepada kalian, namun aku malu...
Aku mencintai kalian lebih dari apapun...
Dan begitulah semuanya terjadi begitu cepat...
Seisi ruangan itu terkejut...
Melihat sesosok lelaki yang tersenyum disertai air mata yang mengalir di pipinya...
Dan hawa dingin dengan cepat memenuhi ruangan itu... Layu...
Wednesday, 31 August 2011
Aku hamparkan tasku dan kurebahkan tubuhku di peraduanku...
Sejenak aku memandangi langit-langit ruangan itu...
Kuhela nafasku dan kupejamkan mataku..mengenang apa-apa yang telah berlalu...
Beberapa kali aku tertawa mengingat kejadian-kejadian yang telah lalu...
Namun kali ini berbeda...
Sebuah kejadian dimana aku tidak akan pernah bisa menghapusnya dari memoriku...
Semua tentang kamu...
Seperti anak kecil yang melihat sesuatu yang nampak sama seperti yang biasa ia lihat...
Tidak ada sesuatu yang menarik kala itu di mataku...
Bagiku kau layaknya bunga yang biasa bermekaran di kebun hatiku...
Dan aku terbiasa tuk melihatnya hingga tak ada yang membuatku terkesan...
Waktu berjalan hingga ia mengatakan sesuatu kepadaku...
Salah satu bunga itu telah merubah dirinya dan menutupi dirinya...
Aku tak terlalu menanggapinya dan kuanggap itu hanyalah angin lalu...
Hingga kusadari bahwa kau lah yang dimaksud...
Kau tahu? Aku tidak pernah merasakan sesuatu seperti ini sebelumnya...
Seperti sesuatu yang terpendam memaksakan dirinya untuk keluar...
Aku pun tidak terlalu bisa menggambarkan keadaanku saat itu...
Yang kutahu, setiap aku mengingat namamu, aku hanya ingin melakukan sesuatu untukmu...
Waktu pun terus berjalan...
Entah mengapa aku berusaha tuk mengingkarinya...
Namun lihatlah, ia terus tumbuh tanpa perlu kusiram dan kujaga...
Ia tumbuh dan tumbuh hingga akhirnya mekarlah sudah menjadi Wijayakusuma...
Dirimu...
Tanpa kusadari, banyak perubahan dalam diriku selama aku mengenalmu...
Dan semakin banyak lagi ketika kusadari bahwa aku mencintaimu...
Hingga akhirnya, aku tuliskan semuanya dalam kata-kata...
Aku tuliskan ini semua hanya untukku...
Aku tuliskan agar aku merasa telah menyampaikan seluruh isi hatiku padamu...
Namun kata adalah terbatas...
Tanpa ekspresi...tanpa emosi...
Aku selalu terpana melihat kecantikan Bulan purnama...
Ia putih dan bersih...
Dan selalu membawa ketenangan tiap kali aku melihatnya...
Hingga aku mengibaratkan dirimu layaknya Bulan purnama di langit malam...
Dan aku teringat akan sebuah dongeng dikala aku masi kecil dulu...
Sebuah dongen tentang Matahari dan Rembulan yang sangat ingin untuk bisa bersama...
Namun keadaan membuat mereka terpisah satu sama lainnya...
Dan aku pun mengibaratkan diriku seperti Matahari...
Hari-hari terus berlalu...
Dan aku menyimpan syairku dalam kertas hingga kutuangkan ia di tempat ini...
Bulan demi bulan pun berlalu...
Dan aku semakin yakin bahwa sepertinya hanya aku yang memiliki perasaan ini..kau tidak...
Hingga suatu hari, seseorang menegurku...
Ya, dia adalah teman dekatmu...
Ia menegurku atas syairku...
Dan kupikir ini adalah waktunya bagiku untuk berhenti...
Dan kusimpan sudah semua yang telah kutulis untukmu...
Kutaruh dalam sebuah kotak kecil usang di lemari kecilku...
Sempat ku berfikir untuk menghanguskan semuanya...
Ya...pilihan yang seharusnya kuambil dari sejak awal aku tahu...
Banyak yang kulalui semenjak hari itu berakhir...
Entahlah...
Berusaha untuk kulupakan namun tak ada yang bisa kulakukan...
Antara iya dan tidak...
Hingga ternyata kita semakin dekat...
Dan tiba saatnya kita berpisah dengan seluruh teman seperjuangan...
Beberapa hari sebelum itu, kuberikan engkau sebuah surat...
Kusembunyikan dan kuharap kau membukanya tepat waktu...
Namun kau membuka sebelum waktunya...
Dan kita kembali lagi dalam masa yang sama...
Aku benar-benar merasa ingin menghapus semua sisa kenangan...
Semuanya sekalipun itu harus melepaskan tanganku ataupun menghancurkan kakiku...
Namun pada suatu hari, kau memberikanku sesuatu...
Sebuah buku...
Sebuah buku dengan corak yang kucintai amat sangat...
Dan juga secarik kertas yang terselip di halaman depan...
Aku tidak tahu haruskah aku senang ataukah sedih...
Aku bukanlah seseorang yang terlalu yakin dengan diriku sendiri...
Dan kucoba tuk memberanikan diri...
Perlahan, kubuka kertas itu dan kubaca...
Seperti seorang tentara yang terkepung oleh musuh dari segala arah...dan ditikam...
Itu yang kurasakan ketika aku membaca surat darimu...
Sederhana...
Hanya sebuah syair...
Kucoba tuk mengingat kembali apa yang sedang kubaca...
Aku seperti mengenalinya...
Kuputar ulang ingatanku...
Ah! Awalannya merupakan syair yang dahulu kurangkai...
Aku hanya bisa terdiam dan mematung...
Aku tak kuasa tuk melanjutkannya...
Seperti merobek kembali luka yang hampir sembuh...
Aku benar-benar tak berdaya dibuatnya...
Kau mengiyakan perumpamaan yang aku buat dahulu...
Dan kau melanjutkannya dengan bahasamu sendiri...
Lalu apalagi yang dapat kupikirkan selain sebuah tanda?
Bahwa kau pun memiliki hal yang sama seperti aku kepadamu...
Namun waktu terus berlalu...
Semakin aku berusaha mengenalmu dan mencintaimu...
Semakin aku merasa tidak pantas di hadapanmu...
Kau lebih baik tidak pernah bertemu denganku...
Aku bangkit dari peraduanku dan kubersihkan diriku...
Aku bersimpuh di hadapan-Nya...
Dan kukatakan semua yang ingin kukatakan...
Harapanku...dan kesedihanku...
Aku selalu berdo'a "Seandainya ia yang terbaik bagi hamba, dekatkanlah... Namun jika tidak, maka jauhkanlah hamba Ya Rabb..."
Namun aku hanya mendapatkan abu-abu...
Dan juga tetes air mata yang sia-sia...
Maka kini,izinkanlah aku mengikis namamu dari taman hatiku...
Untuk membebaskan hatiku dan juga hatimu...
Bukankah aku ini hanyalah bayangan bagimu?
Tidak ada...
Monday, 29 August 2011
Untukmu, Kekasihku...
Rembulan begitu indahnya menemaniku dalam keadaan penuh...
Langit malam yang terang dan bintang yang bertaburan...
Seakan berusaha menghibur jenuhnya hati ini akan siang hari...
Aku coba gerakkan tanganku tuk melukis di udara...
Ku coba dan terus ku coba tuk melukiskan wajahmu...
Aku pejamkan mataku dan kuhela nafasku dalam...
Aku mencoba tuk mengingat kejadian yang kita lewati bersama...
Tapi, tunggu dulu...
Apa yang terjadi padaku?
Tanganku kaku...
Dan bahkan aku tidak dapat mengingat bagaimana senyummu itu indah menghiasi wajah cantikmu...
Wahai kekasihku...
Seandainya kau mengetahui hal ini, apa yang akan kau lakukan kepadaku?
Seakan aku tidak lagi menaruh perasaan ini kepadamu...
Dan aku bukanlah seorang yang mampu mengatakannya secara jelas...
Wahai kekasihku...
Apakah ini yang bernama rindu?
Ketika aku mengingatmu,sesak sudah dadaku...
Dan degup jantung yang tak teratur...
Wahai kekasihku...
Percayakah engkau akan cintaku kepadamu?
Maka izinkanlah aku tuk mengikis namamu...
Mengikisnya dari hatiku...
Biarkanlah hanya Allah yang mengetahui seberapa besarnya cintaku kepadamu...
Dan disini aku akan berusaha menjadikan hatiku tawar kembali seperti sedia kala...
Seperti saat sebelum Allah mempertemukan kita...
Namun izinkanlah aku tuk menyandingkan namamu di setiap do'aku...
Wahai kekasihku...
Jika waktunya telah datang, aku akan datang kepadamu...
Dengan segala hal yang kupegang teguh...
Dan dengan niat untuk memuliakanmu di sisiku...
Izinkanlah kali ini aku mencintaimu dengan sederhana...
Dengan segala keterbatasan antara kita...
Aku ingin membebaskan hatiku dari ikatan yang tak terlihat...
Begitu pula denganmu...Bebaslah seperti sedia kala...
Dan begitulah malam yang terang itu berakhir...
Aku tertidur disamping do'aku dan makam dari hatiku...
Aku melihatmu...berada di sampingku kala itu...
Walau dalam mimpi, harapan itu tetap tumbuh...
Tuesday, 5 July 2011
Sajak #1
Setiap detik yang kuhabiskan di depan penaku,tetap tak dapat kutemukan tafsir terindah untuk dirimu,wahai Kekasihku...
Kerinduanku adalah benih yang kutanam dalam taman dimana kita pertama kali berjumpa...Aku yakin ia telah menjadi bunga yang cantik sekarang...
aku telah terjebak dalam pikiranku yang berusaha menafsirkan tentang cinta...Dan kusadari,semua kembali kepadamu...
Pagi kembali menyambutku dengan kecupan hangat di keningku...Membawaku kembali pada kenyataan bahwa aku mencintaimu...
Sambutlah uluran tanganku dan berdirilah...Kau harus berjuang untuk apa yang kau impikan...
Namun aku takut bahwa aku mengimpikan dirimu...Terkadang aku mengecilkan hakikat keberadaanku sendiri...
Aku sembunyikan luka yang tercipta tatkala kita terpisahkan ruang...Aku pikir dengan suaramu saja itu akan mengembalikannya ke sedia kala...
Waktu berjalan lambat ketika aku telah mengungkapkan rahasia hatiku kepadamu...Lalu apalagi yang dapat kulakukan? Terkadang air matapun tak kuasa aku dapat menahannya...
Sajak adalah kuburan bagi para penyair...Mereka yang merindukan cintanya,dan amat sayang dunia membunuh mereka secara perlahan dalam kesendiriannya...
Aku takut jika ternyata aku dianggap menduakan Tuhanku...Karena sungguh,dirimu selalu tergambar di alam bawah sadarku...
Dan setiap pecinta adalah pengembara...
Aku selalu berharap bahwa engkau adalah tempat peristirahatan terakhirku...Ketika akhirnya ajal menghampiriku dalam wajah bahagia...
Apalah artinya harapan...Aku takut dunia kembali menertawakanku dalam pekat malam...
Dengarkanlah nyanyian musim semi...Riang gembira,seperti ketika hatiku menyambutmu pulang...
Setelah musim dingin yang putih dan membekukan itu mengurungku,aku tahu bahwa engkau kembali dengan kehangatan yang kubutuhkan...
Seringkali aku lupa bahwa kita belum diikat atas nama agama...
Tetapi jauh di dasar hatiku,pemantik semangatku untuk maju adalah untuk memuliakanmu di sampingku...
Cinta seringkali membuatku berkhayal tentang masa depan kita...
Entah mengapa,hanya hal-hal buruk yang selalu terbayangkan...Aku hanya tidak mau terlalu berharap...
Harapan yang kau junjung setinggi langit akan membantingmu ke sebuah "Danau Kefanaan" ketika tidak mampu kita capai...
Mungkin itulah pengertian dari cinta yang tak bertemu...
Apalah gunanya pantai yang indah dengan deburan ombak yang memanjakan telingaku dan cahaya matahari yang membasuh mataku dengan lembut jikalau aku hanya sendiri disana...
Apalah gunanya terumbu karang dengan warnanya yang mempesona disertai ikan-ikan kecil di sekitarnya yang malu-malu tuk keluar jika lagi-lagi aku hanya sendiri disana...
Aku selalu berfikir bahwa waktu berjalan sangat cepat...Namun ketika aku menemukanmu,sepertinya aku salah...
Aku ingin mengetahui apa yang tersembunyi di balik dadamu...Adakah ia berdegup ketika terlintas namaku di matamu?
Aku tidak percaya dengan logika yang selama ini kuagungkan...Dalam cinta,ia membuatku sakit hati...
Cinta selalu disamakan dengan Mawar Merah yang bermekaran indah...Namun aku menganggapmu sebagai Wijayakusuma...
Aku sangat takut untuk membuka pintu pelataran hatimu...Mungkinkah ia sudah penuh sesak?
Aku selalu berfikir bahwa aku tidak pantas dengan semua manusia yang aku cintai...Salahkah jika aku seperti itu?
Karena yang ku ketahui,aku bukanlah satu-satunya...Namun mengapa aku memilihmu?
Aku pernah mendengar syair tua bahwa cinta tidak butuh alasan...
Tetapi sepanjang perjalananku,aku mencintai karena itu kebutuhanku...
Bolehkah aku mengakui sesuatu?
Bukanlah rambut panjangmu itu yang meluaskan pandanganku...Aku pun lupa seperti apa rambutmu itu...
Bukanlah mata indahmu yang melumpuhkanku dalam satu kedipan waktu...
Bukanlah pipi merahmu yang membuatku lemah tak berdaya...
Bukanlah hidung manismu yang membuatku diam membisu terpana...
Bukanlah bibir merahmu yang menjadikan pandanganku tak berpaling pada yang lainnya...
Bukanlah jari-jemari lentikmu yang menyentuh hatiku yang terdalam...
Bukanlah tubuh indah semapaimu yang menciptakan decak kagum dalam benakku...
Bukan pula kaki jenjangmu yang membuatku terpaku di Bumi ketika melihatmu...
Hanya hatimu yang membuatku seolah pernah bertemu denganmu dan membuatku merasa kita terpaut satu...
Wednesday, 29 June 2011
Kurangkai dengan balutan kewibawaan
Kuhimpun menjadi satu dengan kelembutan
Dan kurapihkan dengan penuh kasih sayang
Aku disini menulis sebuah surat
Surat untuk para penguasa
Yang mengendalikan tanah kelahiranku
Di balik semua sandiwara yang mereka sajikan
Aku disini menulis sebuah surat
Sebuah surat yang kuharap menyadarkan mereka
Dari segala hal yang telah mereka lakukan
Tanpa ada melihat ke bawah sedikitpun
Wahai kalian diatas sana
Tengoklah kami,lapisan dunia yang kalian pimpin
Kami berusaha mengikuti walaupun itu menyiksa kami
Sadarkah kalian bahwa kami memiliki batas?
Dan jika saatnya kan tiba
Seluruh dunia akan bergetar dan berhenti bergerak
Saksikanlah langkah kami wahai penguasa!
Kami menyongsong dunia baru impian kami!
Bangkit dari dalam debu
Menghempaskan bebatuan yang menutupiku
Dengan apa aku bertahan?
Dikala tiada lagi penyangga dalam raga
Sesuatu meresap melalui buhul-buhulku
Kepada siapa aku berjalan?
Terombang-ambing dalam lautan dunia
Kaki lemah ku pun merasa tak sanggup
Kepada siapa aku tertuju?
Hanya dengan dua petunjuk
Dapatkah aku kesana?
Dengan siapa aku akan bertahan?
Dunia ini fana,namun bukan akhir dari keberadaanku
Di kala perpisahan menjemput,masihkah ada disana menantiku?
Monday, 27 June 2011
Apakah aku salah? Di mata ku,bulan menjadi 2 ketika aku membayangkanmu...
Tetapi,aku hanyalah seorang pemimpi yang berlari dari kenyataan...
Yang ku ketahui adalah aku yang semakin tidak mengenali diri sendiri..
Dan mungkin,kali ini kubiarkan malam secara perlahan menghapus ingatanku...
Tidak tidak tidak...Itu tidak cukup...
Haruskah aku meninggalkan raga ini? Aku mulai merasa lelah...
Tidak,bukan karena engkau,tetapi pikiranku mengatakan bahwa aku tidak seharunya berada disini...
Mungkin saja pikiranku salah,tapi aku lebih percaya dengan itu...
Kau tahu,aku tersesat dalam bayangan yang kuciptakan...
Dan yang pasti,aku termakan akan kata-kata yang terngiang di dalam pikiranku...
Berikan aku satu hal yang membuatku mengurungkan niatku,dapatkah kau memberikannya?
Yasudah,tidak usah kau jawab,itu terlihat tidak berguna sama sekali...
Lagipula,aku hanyalah lelaki yang terikat lidah dan pikirannya...Mereka berdua tidak bebas...
Semua terlihat seperti tertahan dan terlalu tidak sempurna...
Bukankah sesuatu yang tidak sempurna itu hanyalah sampah?
Silahkan buang diriku ke tempat yang kau inginkan...
Pasti tidak akan ada satu pun manusia yang akan mencariku...
Monday, 20 June 2011
Aku...
Namun tiap-tiap mereka hanya memiliki dua lingkaran...
Satu untuk diri mereka sendiri...
Satu untuk yang mereka pilih...
Lingkaran untuk diri sendiri...
Besarkah? Atau kah kecil?
Dimana sebenarnya esensi kehidupan baginya?
Bukankah dunia tercipta begitu luasnya?
Lingkaran untuk yang mereka pilih...
Seperti apa kah mereka yang akan engkau pilih?
Mengapa engkau memilih mereka?
Lalu apa tujuanmu memilih mereka?
Besar atau kecilnya diriku adalah cermin dari ia yang menggambarku...
Sebesar apa kehidupan baginya,itulah aku...
Setiap detail terkecil hingga hal yang tidak diperhatikan adalah nilai bagi keberadaanku...
Dan dengan pandangan dia akan dunia yang menciptakan persepsinya sendiri dalam akal...
Mereka yang aku pilih adalah mereka yang mengakui keberadaanku...
Yang menyertaiku dan yang terlibat dalam hatiku maupun duniaku...
Aku menggunakan ini sebagai pertanda bahwa mereka adalah kebahagiaan tersendiri dalam hidupku...
Dan dengan memilih mereka,aku akan bahagia jika jiwaku dapat dipertaruhkan bagi mereka...
Di setiap detik dan helaan nafas yang ku hembuskan...
Di setiap langkah dan derap yang kuayunkan...
Di setiap kedipan dan pandangan yang ku hamparkan...
Aku bahagia jika dapat mencintai kalian sepenuhnya...
Hanya ada satu yang menghambatku untuk mengungkapkannya...
Aku tidak pandai berbicara sama sekali dengan perasaanku...
Aku tidak mengenal kata dalam lisan...
Perbuatanku membuatku semakin ingin melakukan yang lebih... jauh lebih berarti...
Namun aku manusia,sama seperti kalian...
Suatu saat,aku pun ingin dianggap lebih...
Namun kekeliruan yang teramat sangat besar yang terjadi...
Beberapa dari kalian menjauhiku...
Tahukah kalian?
Seberapapun luasnya dunia...
Seberapapun dalamnya lautan...
Ketika aku kehilangan salah satu dari kalian,semua seakan sia-sia...
Dan selama apapun aku berusaha menyelami diriku...
Apapun yang terjadi,aku tidak bisa memungkiri bahwa aku akan menyalahkan aku...
Dan pada akhirnya,kalian akan menjauhiku karena aku yang menyalahkan diriku sendiri...
Aku hanya ingin...menjadi apa yang kalian harapkan,apapun itu resikonya...
Terkadang aku berfikir untuk pergi selamanya dari hadapan kalian...
Berpura-pura gila dan pergi dari tempat ini sepertinya pilihan terbaik...
Namun aku menjadi manusia yang tidak utuh...
Karena aku telah melepaskan keyakinanku untuk dapat melindungi kalian...
Aku bukan raga tanpa jiwa...
Sekalipun itu akan menghentikanku,aku akan berjuang...
Aku akan berusaha menyingkirkan hambatanku...
Hingga ia yang pergi...atau aku yang akan terhentikan...
Saturday, 4 June 2011
Hakikat Waktu
Waktu yang tak tergantikan dan aku tidak menyesalinya...
Dengan kekuatan yang menyertai kepergiannya...
Aku berharap sesuatu yang lebih baik di hadapanku nanti...
Dan aku mengulangnya dalam ingatan...
Agar tidak ada lagi kebodohan yang akan kuulangi...
Yang bersamaku...
Waktu yang memaksaku untuk berjuang keras...
Dengan kekuatan yang mengiringi langkahku...
Aku berharap apa yang kulakukan menjadi yang terbaik...
Dan aku mengulangnya dalam kenyataan...
Agar kebodohan yang telah lalu tidak lagi kulakukan...
Yang dihadapanku...
Waktu yang membuatku mengimajinasikannya dalam alam bawah sadarku...
Dengan kekuatan yang belum aku ketahui maknanya...
Aku berharap sesuatunya menjadi jauh lebih baik...
Dan aku mengulangnya dalam setiap do'aku...
Agar kebaikan selalu menyertai setiap langkahku kelak...
Saturday, 28 May 2011
Tentang hatiku
Dengan setiap kata yang kutorehkan pada selembar kertas kehidupan,aku menantimu..
Di setiap detik yang kulewati,aku mengingatmu..
Di setiap masa yang kuhabiskan,kuharap itu denganmu
Aku layaknya matahari dan kau adalah sang rembulan putih bersih..
Matahari dan rembulan adalah bukti nyata tanda sebuah kesetiaan..
Terpisahkan oleh jarak dan waktu yang terukir kekal dalam Lauh Mahfudz..
Dan seandainya rembulan tahu,matahari ingin sekali bertemu dengannya untuk meneduhkan cahaya yang ia pancarkan..
Namun itu semua hanyalah harapan belaka..
Hanya sang matahari dan tuhan yang tahu ini semua..
Tak ada yang sanggup merubahnya untuk saling bertemu..
Namun tuhan berkata "Akan Aku kabulkan permintaanmu untuk menemui sang rembulan,wahai matahari. Namun,pertemuanmu adalah pertanda buruk bagi manusia. Maukah kau tuk tetap bertemu dengan sang rembulan?"
Dan matahari pun menjawab "Aku mau Wahai Tuhan Semesta Alam. Obatilah kerinduanku terhadap dirinya ini Ya Rabb.. Aku mencintainya.. Biarkanlah aku menemuinya untuk mengungkapkan perasaan ini kepadanya.. Aku tak sanggup bila menahan ini terus menerus.. Biarkan aku mengatakannya walau satu kali saja.. Dan aku mohon,bukakanlah hati sang rembulan untukku ya Rabb,seandainya engkau meridhainya untuk selalu tetap bersamaku.."
Tuhan pun lalu berkata "Baiklah,akan aku kabulkan permintaanmu wahai matahari,namun kau harus bersabar. Waktumu untuk bertemu dengannya masih cukup lama. Kau persiapkan saja dirimu untuk dapat memasuki tempat keabadianKu."
Dengan sedikit kesal,matahari bertanya "Bagaimana caranya aku dapat mengatasi kerinduan ini Ya Rabb?"
Lalu dengan tersenyum,Tuhan menjawab "Ingatlah Aku dan janjiKu terhadapmu,niscaya engkau akan lebih tenang"
Dan matahari pun berkata " Dan apabila cinta datang tepat pada waktunya,segalanya pasti akan lebih indah... Izinkanlah aku mengungkapkannya..walau sekali saja..."
(19 September 2010)
Cinta
Telah cukup lama...dan akhirnya kini terungkap...
Aku yang selama ini begitu rapuh
Ternyata jauh lebih rapuh daripada apa yang kuketahui
Apa yang kau anggap 'cinta'?
Apakah hanya sebuah ekspresi dari segala macam perasaan?
Ataukah hanya sebuah kata manis yang menyejukkan telinga?
Atau hanya sebuah alat untuk memanipulasi seseorang?
Seperti itukah arti cinta bagimu?
Tidak!
Cinta tidak perlu definisi
Karna Cinta sudah cukup bagi dirinya
Tak ada suatu kata yang pantas untuk mengartikan Cinta...
Karna Cinta adalah muara dari berbagai macam ekspresi dan segala harapan...
Namun jika kau telah sepenuh hati tuk mengatakan 'Cinta' untuk seseorang...
Kau menyatakan telah sangat ingin memberinya sesuatu yang berharga...
Cinta adalah cinta
Tidak ada yang sanggup tuk mengartikannya
Karna cinta hanya mencukupi dirinya dengan cinta
Cinta yang berbagi adalah suatu ikatan
Hahaha,lupakan.
Beberapa hari ini banyak hal bodoh yang secara sengaja maupun tidak sengaja gue lakukan ternyata... Apa sajakah itu?
1. Orang gabisa tidur sampai jam 3 pagi,bukannya diisi sama belajar malah bengong -__-
2. Sering kebut-kebutan lagi (mumpung lagi pake CS 1,ya dibawa lari lah,hahaha)
3. Menghilangkan sesuatu yang amat sangat penting dan lebih penting dari ijazah atau apapun lainnya. (benda yang dihilangkan berstatus "RAHASIA")
4. Penyakit lama kumat lagi (khawatiran ga karuan). Emang deh musti jadi manusia yang cuek kalo gini terus...
5 Penyakit lama (kali ini beneran) mulai dateng lagi... Musti olahraga lagi nih setelah selesai SNMPTN nanti.
Dan juga beberapa hari ini banyak dialog ga penting (tapi juga tidak biasa) yang terjadi di dalam rumah.
Contoh :
Nyokap : Nic,suapin Fadhil ya. Mamah mau nemenin papah makan dulu.
Gue : Lah? Fadhil kan udah kelas 2 SD... Masa masih harus disuapin?
Nyokap : Yee...Itung-itung latihan bang. Kamu 10 tahun lagi juga udah nyuapin anak sendiri.
Gue : -___-" kuliah aja masih belum pasti...
(Secara tiba-tiba,bokap menampakkan wajahnya dan berteriak dengan nada becandanya)
Bokap : Cieeeeeeeee....
Gue : Curang nih..mamah sama papah maennya keroyokan.
Fauzan (Adik pertama) : hahaha
Gue : (berkata dalam hati) ni bocah satu ikut-ikutan ketawa -_-
Fadhil (Tersangka dalam dialog ini) : Cieee Bang Nico,,sama kakak itu ya bang?? hehehehe
Gue : (menunduk dan mengambil piring) Fadhiiiil ! Sini makan duluuu!!
Nyokap : Nah,gitu dong. Belajar dari sekarang ngasuh adik-adik biar nanti ga canggung ngasuj anak sendiri,hehe
Bokap : Cieeeeee Bang Nico....
Gue : (Membuang nafas) iya iya... Tapi yang penting kuliah dulu terus kerja..Baru mikirin nikah.
Oiya,tapi di minggu ini,alhamdulillah gue dapet HP baru :D Dan memang benar,baik nikmat maupun derita pasti mengandung ujian (gue jadi lebih sering ngedengerin lagu dari hape jadinya -_-) Gapapa lah,yang penting bisa belajar lebih lama dari biasanya kok :D
Eh,maaf ya.. Saya khawatir berlebihan... Mungkin karena kondisi waktu yang membuat saya jadi berpikiran seperti itu. Coba kalo misalnya sampai sakit pas nanti tertulis,kan rugi di anda juga sebenarnya. Pengen deh bilang "Apa anda yakin besok masih sehat?" Tapi pasti malah bikin masalah makin runyam.. Yasudahlah,udah terjadi. Selamat berpesta malam ini ya :)
Ä°yi ki doÄŸdun! :D
Wednesday, 25 May 2011
Sejak kegagalan gue tembus undangan...jujur aja gue down banget banget banget...
Berasa terjun bebas,tapi lupa pakai parasut. Benar-benar seperti orang yang kehilangan tujuan...
Gue ngerti kalo undangan bukanlah satu-satunya cara untuk bisa meneruskan pendidikan,tapi beban untuk selanjutnya ini yang membuat gue benar-benar terkapar..kali ini...
Bagaimana tidak? Kelemahan gue justru datang di matematika untuk SNMPTN TERTULIS nanti...dan sampai saat ini,gue udah terpaksa melepaskan cita-cita tertinggi gue,menjadi dokter...
Dan pun seandainya gue gabisa tembus Teknik Industri UI ataupun Pendidikan Biologi UNJ nanti...gue udah benar-benar gagal sebagai seorang laki-laki...
Ya...Bertepatan dengan kelulusan gue kuliah nanti (4-5 tahun ke depan) adalah ayah,sebagai satu-satunya penopang keluarga akan pensiun...Dan itu berarti,beliau tidak bisa lagi menopang seluruh biaya hidup keluarga dan juga biaya pendidikan adik-adik...
Paling cepat,4 tahun ke depan adalah waktu bagi adik gue yang pertama untuk menginjakkan kakinya di Perguruan Tinggi...Sedangkan untuk adik gue yang kedua adalah waktu pertamanya menginjakkan kaki di SMP...
Ingin sekali untuk berteriak...
Namun sekalipun berteriak membuat hati ini lega...
Tetap saja ia tidak mengubah apapun...
Oiya,terima kasih banyak untuk "Rembulan" atas hadiah dari dirimu hari senin kemarin. Senang sekali bisa menerimanya :D
Tapi mungkin,apapun ke depannya nanti dirimu harus melupakan laki-laki lemah ini...
Pasti kau masih bisa bertemu dengan yang lainnya :)
Monday, 16 May 2011
If You Ever Come Back - The Script
If you're standing with your suitcase
But you can't step on the train
Everything's the way that you left it
I still haven't slept yet
And if you're covering your face now
But you just can't hide the pain
Still setting two plates on the counter
But eating without ya
If the truth is you're a liar
Then just say that you're okay
I'm sleepin' on your side of the bed
Goin' out of my head now
And if you're out there tryna move on
But something pulls you back again
I'm sitting here tryna persuade you
Like you're in the same room
And I wish you could give me the cold shoulder
And I wish you could still give me a hard time
And I wish I could still wish it was over
But even if wishing is a waste of time
Even if I never crossed your mind
I'll leave the door on the latch
If you ever come back, if you ever come back
There'll be a light in the hall and the key under the mat
If you ever come back
There'll be a smile on my face and the kettle on
And it will be just like you were never gone
There'll be a light in the hall and the key under the mat
If you ever come back, if you ever come back now
Oh, if you ever come back, if you ever come back
Now they say I'm wasting my time
'Cause you're never comin' home
But they used to say the world was flat
But how wrong was that now?
And by leavin' my door open
I'm riskin' everything I own
Something I can lose in the breakin'
That you haven't taken
And I wish you could give me the cold shoulder
And I wish you can still give me a hard time
And I wish I could still wish it was over
But even if wishing is a waste of time
Even if I never crossed your mind
I'll leave the door on the latch
If you ever come back, if you ever come back
There'll be a light in the hall and the key under the mat
If you ever come back
There'll be a smile on my face and the kettle on
And it will be just like you were never gone
There'll be a light in the hall and the key under the mat
If you ever come back, if you ever come back now
If you ever come back, if you ever come back
If it's the fighting you remember or the little things you miss
I know you're out there somewhere so just remember this
If it's the fighting you remember or the little things you miss
Oh, just remember this, oh, just remember this
I'll leave the door on the latch
If you ever come back, if you ever come back
There'll be a light in the hall and the key under the mat
If you ever come back
There'll be a smile on my face and the kettle on
And it will be just like you were never gone
There'll be a light in the hall and the key under the mat
If you ever come back, if you ever come back now
If you ever come back, if you ever come back
And it will be just like you were never gone
And it will be just like you were never gone
And it will be just like you were never gone
If you ever come back, if you ever come back now
Nothing - The Script
Am I better off dead
Am I better off a quitter
They say I'm better off now
Than I ever was with her
As they take me to my local down the street
I'm smiling but I'm dying trying not to drag my feet
They say a few drinks will help you to forget her
But after one too many I know that I'm never
Only they can see where this is gonna end
But they all think I'm crazy but to me it's perfect sense
And my mates are all there trying to calm me down
'Cause I'm shouting your name all over town
I'm swearing if i go there now
I can change your mind turn it all around
And I know that I'm drunk but I'll say the words
And she'll listen this time even though their slurred
Dialed her number and confess to her
I'm still in love but all i heard was nothing
So I stumble there, along the railings and the fences
I know if I'm face to face that she'll come to her senses
Every drunk step i take leads me to her door
If she sees how much I'm hurting
She'll take me back for sure
And my mates are all there trying to calm me down
'Cause I'm shouting your name all over town
I'm swearing if i go there now
I can change your mind turn it all around
And I know that I'm drunk but I'll say the words
And she'll listen this time even though their slurred
Dialed her number and confess to her
I'm still in love but all i heard was nothing
She said nothing
Oh I wanted words but all I heard was nothing
Oh I got nothing
Nothing
I got nothing
Nothing
Oh I wanted words but all I heard was nothing
Oh sometimes love is intoxicating
Oh you're coming down your hands are shaking
When you realise there's no one waiting
Am I better off dead
Am I better off a quitter
They say I'm better off now
Than I ever was with her
And my mates are all there trying to calm me down
'Cause I'm shouting your name all over town
I'm swearing if i go there now
I can change your mind turn it all around
And I know that I'm drunk but I'll say the words
And she'll listen this time even though their slurred
Dialed her number and confess to her
I'm still in love but all i heard was nothing
She said nothing
Oh I wanted words but all I heard was nothing
Oh I got nothing
Nothing
I got nothing
Nothing
Oh I wanted words but all I heard was nothing
Oh I got nothing
I got nothing
I got nothing