Thursday 2 October 2014

Sport science


Berbicara tentang sport science adalah berbicara tentang keterlibatan sains dalam dunia olahraga. Dan berbicara tentang dunia olahraga, juga menyinggung sedikit tentang prestasi olahraga negeri ini.

Tulisan ini hanyalah rangkuman dan ulasan isi dari pembicaraan saya dengan salah seorang teman saya yang menimba ilmu futsal di Nike ketika ia dulu menjadi duta Nike setelah ia juara lomba juggling dan olah bola yang diadakan oleh Nike.

Sebagai seorang laki-laki, ketika dihadapkan pada sebuah pertanyaan, olahraga apa sih yang terlihat macho banget saat ini? Di Indonesia kebanyakan akan menjawab sepak bola (menurut saya). Namun ketika ditanyakan, apakah anda bisa bermain bola? Kebanyakan akan jawab “bisa” namun dengan skill dan kemampuan pas-pasan bahkan mungkin di bawah standar… sedih, iya.
Dalam olahraga yang menuntut gerakan aktif seluruh anggota tubuh, sepakbola dan juga futsal menuntut berbagai macam aspek dan persyaratan kepada tubuh kita agar kita dapat memainkan permainan ini dengan baik dan “hebat”.
Dari ribuan bahkan jutaan pemain bola yang pernah ada, pernahkah berfikir, berapa persenkah dari jutaan itu yang mampu tenar dan menjadi fenomena di dunia sepakbola? Untuk di zaman saat ini, mari kita sebut dua megastar sepakbola kita, yaitu Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.
Berikut adalah spesifikasi data diri keduanya :

Terlepas dari perbedaan tingginya yang mencolok, secara kasat mata dapat kita lihat bahwa perbedaan mendasar antara Messi dengan Ronaldo adalah ada pada kepadatan massa otot pada tubuh mereka. Namun pernahkah kalian melihat bagaimana aksi mereka di lapangan hijau? Secara teknis, dengan tubuh mungil dan tidak penuh dengan otot sebagaimana Ronaldo, Messi seharusnya menjadi pemain yang sangat mudah dijatuhkan dengan dorongan. Namun kenyataannya? Butuh sebuah tekel untuk bisa menghentikan dia. Sedangkan Ronaldo, sudah jelas bahwa dia juga merupakan pemain yang sulit untuk dijatuhkan kecuali dengan tekel.
Apa perbedaan nya?
Dalam urusan body balance, letak pusat kekuatan mereka berdua berada di daerah yang berbeda. Lionel Messi, dengan tubuh kecilnya memiliki pusat kekuatan yang besar di area pinggulnya, menyebabkan ia sulit dijatuhkan ketika ia sedang membungkuk (perhatikan video-video tentang Messi yang sedang mempertahankan bola dari musuhnya) namun lebih mudah menjatuhkannya ketika ia sedang berdiri tegak dan berhadapan one on one. Ronaldo, dengan tubuh yang lebih kekar di bagian atasnya memiliki pusat kekuatan di area pundak dan punggung atas, menyebabkan dirinya mampu berduel bola dan mempertahankan dirinya dari lawan yang menabrakkan diri.
Letak pusat kekuatan ini sebenarnya alami pada setiap manusia. Namun jika kita sudah menyadarinya, kita bisa lebih menguasai salah satunya atau bahkan menguasai kedua-duanya.
Tapi ingat, tidak semua pemain bola berbadan kecil memiliki pusat kekuatannya di bagian pinggul ke bawah. Sebut saja Sergio Aguero. Ia adalah salah satu pemain bertubuh kecil yang mempunyai pusat kekuatan di tubuh bagian atas.
Apa keuntungannya memiliki pusat kekuatan tubuh baik di bagian atas maupun bawah? Bagi mereka yang memiliki pusat kekuatan tubuh di bagian atas, hal ini membuat mereka mampu berduel one on one dengan defender yang menghadang. Kekuatan tubuh di atas membuat mereka lebih stabil ketika berduel dan bagi defender, akan sangat berguna ketika melakukan penjagaan one on one secara ketat hanya dengan menegakkan tubuhnya ketika melakukan penjagaan. Sedangkan bagi mereka yang memiliki kekuatan tubuh di pinggul ke bawah, hal ini membuat mereka lebih “agile” (lincah) dalam membawa bola. Sebut saja Neymar dan juga Messi.
Bagaimana cara melatihnya?
Untuk melatih tubuh bagian bawah, caranya sederhana walau mungkin terlihat bodoh. Berlatihlah jaga keseimbangan di atas tali atau bahasa kerennya, meniti tali. Atau, berdirilah di atas sebuah bola tenis dengan dua kaki di atasnya. Aneh, tapi ampuh.
Untuk melatih tubuh bagian atas, caranya lebih sederhana lagi, yaitu dengan ikut kegiatan latihan bela diri. Walaupun beberapa jenis bela diri juga ada yang langsung melatih keduanya, baik atas maupun bawah.

Setelah kalian mengenali kemampuan utama kalian dimana, maka kalian dapat dengan mudah menentukan hal apa saja yang dapat kalian lakukan ketika bermain sepak bola dan futsal.

Sebagai contoh, saya sendiri. Saya baru menyadari kemampuan saya setelah diceramahi oleh teman saya yang satu itu. Pada awalnya, dia mengatakan bahwa dengan tubuh yang besar dan tinggi 183cm, saya lebih cocok bermain di tengah dalam posisi seperti Yaya Toure. Namun di satu sisi, daya serang saya juga (menurut dia) membuat saya secara tidak langsung kurang cocok di posisi itu, mengingat tingkat akurasi dari tendangan dan juga kecepatan saya mumpuni untuk ditaruh di posisi side midfielder. Hingga akhirnya, saya jika sedang bermain satu tim dengannya akan diplot di posisi kiri atau kanan (karena dia sudah alami bermain sebagai bek tengah sendirian di futsal). Namun masalah baru muncul. Secara teknis, banyak pengisi pos SMF ini memang memiliki kecepatan dan tubuh yang kuat, namun ada satu hal yang terbentur dengan kemampuan saya, yaitu pusat keseimbangan tubuh saya hanya ada di atas, sedangkan bagian bawahnya sangat lemah. Apa efek sampingnya? Hal ini menyebabkan saya tidak dapat melewati lawan dengan melakukan gerak tipuan dan sebagainya, dikarenakan gerakan saya sudah terbaca bahkan sebelum gerakan itu dilakukan. Namun jika dihadapkan dengan adu lari dalam merebut bola, kemungkinan saya berhasil lebih besar. Dan ketika akhirnya diamati lagi setelah dilakukan tes oleh dia, akhirnya didapati bahwa gaya tubuh saya serupa seperti gaya tubuh Xabi Alonso. Gaya tubuh Alonso lebih kuat di bagian atas dengan akurasi umpan yang brilian. Sedangkan saya yang sekarang tingkat akurasi tendangan lebih baik daripada umpan. Dengan kondisi tubuh seperti ini, mau tidak mau, suka tidak suka, posisi alami saya memang ada di tengah, entah itu sebagai bek tengah, centre midfielder atau sebagai defensive midfielder. Dan tugas utama saya saat ini adalah untuk lebih meningkatkan akurasi umpan saya. 

No comments:

Post a Comment